'Siat Tipat Bantal' Awali Kebangkitan [XXX]
Dirilis pada Ultah ke-16, Siap Kembali Sapa Penggemar dari Atas Panggung
Dengan dirilisnya karya anyar ‘Aci Rah Pengangon’ (Siat Tipat Bantal) ini juga sebagai penanda bahwa [XXX] siap tampil lagi di atas panggung menyapa penggemarnya.
DENPASAR, NusaBali
Setelah lama vakum dalam berkarya, Triple X [XXX] Bali, band yang dulu hits tahun 2000-an secara resmi kembali meluncurkan single terbarunya tepat di usia ke-16 tahun, Kamis (10/10) lalu.
Ternyata, tidak banyak yang berubah dari band yang beranggotakan Rahtut (vokalis), Rahtwo (vokalis), Rahmink (gitar), Rah Alit (drum), Rah Angga (bass), dan Sila (keyboard) ini.
Dalam single ‘pembuka’ usai vakum ini, mereka masih konsisten mengangkat tema adat, seni, dan budaya Bali. Mereka mengangkat secara khusus tradisi Perang (siat) Tipat-Bantal di Desa Kapal, Badung. Di bawah bendera Jayagiri Production, single terbaru mereka berjudul ‘Aci Rah Pengangon’ resmi dirilis ke publik.
Ketertarikan [XXX] mengangkat tradisi siat tipat bantal atau pelaksanaan Tradisi Aci Rah Pengangon, mengingat ritual tradisi unik yang sangat langka dan mungkin satu-satunya di Bali. Tradisi ini merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap energi semesta yang menciptakan kehidupan serta sebuah prosesi untuk melestarikan kelangsungan kehidupan itu sendiri dengan konsep menjaga ibu pertiwi.
Menurut seniman muda dari Desa Kapal, AA Rahma Putra, tradisi siat tipat bantal pada intinya bermakna mempertemukan tipat dan bantal (purusa dan pradana) di angkasa. Pertemuan ini diharapkan membentuk sebuah kesuburan bagi alam semesta. “Di sisi lain, tradisi ‘Aci Rah Pengangon’ (siat tipa bantal, red) juga memiliki nilai untuk merangkul kebersamaan,” ujarnya.
Pentolan [XXX], Rahtut yang juga pencipta lagu ini, mengatakan, dengan lagu ini masyarakat jadi lebih tahu bahwa Bali punya banyak tradisi yang harus dipertahankan. “Saya jadikan ini (Aci Rah Pengangon, red) lagu dari tahun 2017 berawal dari penelitian yang dibuat oleh seniman muda dari Kapal, Gung Rahma. Sebenarnya sudah terpikir dari tahun 2014, tapi belum ketemu konsep saat itu,” ujarnya.
Seolah menjadi ‘ritual’ jika dalam berkarya, [XXX] membuat single bertema tradisi dan budaya Bali terlebih dahulu sebelum melangkah ke karya yang bertemakan cinta. Bagi Rahtut, hal tersebut adalah suatu keterpanggilan hati. [XXX] memang konsisten akan hal ini. Contohnya saja karya-karya terdahulu, pasti mendahulukan karya yang bertema tradisi budaya Bali, seperti lagu ‘Puputan Badung’, ‘Omed-Omedan’, dan ‘Kebo Iwa’.
“Ini menjadi suatu kewajiban bagi saya sendiri untuk membuat mendahulukan ini (tema lagu tentang tradisi buda Bali, red) sebelum mengeluarkan lagu yang bertemakan cinta. Ada juga lagu-lagu ciptaan anonim yang berjudul ‘Pul Kidu Kidu’, sebuah gending rare lawas Bali. Setelah ini kami sudah menyiapkan lagu-lagu bertemakan cinta,” kata Rahtut.
Sedangkan Produser Jayagiri, IGN ‘Rahman’ Murthana ST, yang juga manager band [XXX] mengatakan bahwa upaya mengangkat tradisi ritual siat tipat bantal ini sebagai upaya menggugah kecintaan masyarakat terhadap profesi seniman, dan memberi ruang ekspresi dan kreatif inovatif bagi kalangan remaja. “Menguatkan jati diri seniman dalam menjaga dan melestarikan tradisi kearifan lokal Bali. Sekaligus ini awal [XXX] mulai berkarya lagi,” katanya.
Dalam upaya mengaktualisasikan lagu ‘Aci Rah Pengangon’, [XXX] sudah melengkapinya dengan sebuah video klip yang cukup kreatif dan inovatif. Single ini juga dipasarkan secara digital melalui Joox, Spotify, iTunes, dan lainnya. Sedangkan, video klipnya dapat dinikmati melalui akun YouTube Jayagiri Production Bali. Setelah dirilis, pengenalan ke publik juga telah dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan Ritual Siat Tipat Bantal di Wantilan Desa Adat, Badung, pada Purnama sasih Kapat, Minggu (13/10) kemarin. Dengan dirilisnya karya anyar ‘Aci Rah Pengangon’ (Siat Tipat Bantal) ini juga sebagai penanda bahwa Triple X [XXX] siap tampil lagi di atas panggung menyapa penggemarnya. “Kalau sebelumnya karena kesibukan masing-masing personel, kami memang menolak tawaran job manggung. Namun sekarang kami sudah mulai menerima tawaran itu. Astungkara, permintaan untuk tampil sudah mulai mengalir. Dalam waktu dekat ini, kami mengawalinya dari Karangasem,” kata Rahman. *ind
Ternyata, tidak banyak yang berubah dari band yang beranggotakan Rahtut (vokalis), Rahtwo (vokalis), Rahmink (gitar), Rah Alit (drum), Rah Angga (bass), dan Sila (keyboard) ini.
Dalam single ‘pembuka’ usai vakum ini, mereka masih konsisten mengangkat tema adat, seni, dan budaya Bali. Mereka mengangkat secara khusus tradisi Perang (siat) Tipat-Bantal di Desa Kapal, Badung. Di bawah bendera Jayagiri Production, single terbaru mereka berjudul ‘Aci Rah Pengangon’ resmi dirilis ke publik.
Ketertarikan [XXX] mengangkat tradisi siat tipat bantal atau pelaksanaan Tradisi Aci Rah Pengangon, mengingat ritual tradisi unik yang sangat langka dan mungkin satu-satunya di Bali. Tradisi ini merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap energi semesta yang menciptakan kehidupan serta sebuah prosesi untuk melestarikan kelangsungan kehidupan itu sendiri dengan konsep menjaga ibu pertiwi.
Menurut seniman muda dari Desa Kapal, AA Rahma Putra, tradisi siat tipat bantal pada intinya bermakna mempertemukan tipat dan bantal (purusa dan pradana) di angkasa. Pertemuan ini diharapkan membentuk sebuah kesuburan bagi alam semesta. “Di sisi lain, tradisi ‘Aci Rah Pengangon’ (siat tipa bantal, red) juga memiliki nilai untuk merangkul kebersamaan,” ujarnya.
Pentolan [XXX], Rahtut yang juga pencipta lagu ini, mengatakan, dengan lagu ini masyarakat jadi lebih tahu bahwa Bali punya banyak tradisi yang harus dipertahankan. “Saya jadikan ini (Aci Rah Pengangon, red) lagu dari tahun 2017 berawal dari penelitian yang dibuat oleh seniman muda dari Kapal, Gung Rahma. Sebenarnya sudah terpikir dari tahun 2014, tapi belum ketemu konsep saat itu,” ujarnya.
Seolah menjadi ‘ritual’ jika dalam berkarya, [XXX] membuat single bertema tradisi dan budaya Bali terlebih dahulu sebelum melangkah ke karya yang bertemakan cinta. Bagi Rahtut, hal tersebut adalah suatu keterpanggilan hati. [XXX] memang konsisten akan hal ini. Contohnya saja karya-karya terdahulu, pasti mendahulukan karya yang bertema tradisi budaya Bali, seperti lagu ‘Puputan Badung’, ‘Omed-Omedan’, dan ‘Kebo Iwa’.
“Ini menjadi suatu kewajiban bagi saya sendiri untuk membuat mendahulukan ini (tema lagu tentang tradisi buda Bali, red) sebelum mengeluarkan lagu yang bertemakan cinta. Ada juga lagu-lagu ciptaan anonim yang berjudul ‘Pul Kidu Kidu’, sebuah gending rare lawas Bali. Setelah ini kami sudah menyiapkan lagu-lagu bertemakan cinta,” kata Rahtut.
Sedangkan Produser Jayagiri, IGN ‘Rahman’ Murthana ST, yang juga manager band [XXX] mengatakan bahwa upaya mengangkat tradisi ritual siat tipat bantal ini sebagai upaya menggugah kecintaan masyarakat terhadap profesi seniman, dan memberi ruang ekspresi dan kreatif inovatif bagi kalangan remaja. “Menguatkan jati diri seniman dalam menjaga dan melestarikan tradisi kearifan lokal Bali. Sekaligus ini awal [XXX] mulai berkarya lagi,” katanya.
Dalam upaya mengaktualisasikan lagu ‘Aci Rah Pengangon’, [XXX] sudah melengkapinya dengan sebuah video klip yang cukup kreatif dan inovatif. Single ini juga dipasarkan secara digital melalui Joox, Spotify, iTunes, dan lainnya. Sedangkan, video klipnya dapat dinikmati melalui akun YouTube Jayagiri Production Bali. Setelah dirilis, pengenalan ke publik juga telah dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan Ritual Siat Tipat Bantal di Wantilan Desa Adat, Badung, pada Purnama sasih Kapat, Minggu (13/10) kemarin. Dengan dirilisnya karya anyar ‘Aci Rah Pengangon’ (Siat Tipat Bantal) ini juga sebagai penanda bahwa Triple X [XXX] siap tampil lagi di atas panggung menyapa penggemarnya. “Kalau sebelumnya karena kesibukan masing-masing personel, kami memang menolak tawaran job manggung. Namun sekarang kami sudah mulai menerima tawaran itu. Astungkara, permintaan untuk tampil sudah mulai mengalir. Dalam waktu dekat ini, kami mengawalinya dari Karangasem,” kata Rahman. *ind
1
Komentar