Memulai Belajar Menulis, Lansia Gemetar
Program keaksaraan tahun 2019 telah dimulai. Rata-rata warga belajar, khusunya lanjut usia (lansia) mengaku tangannya gemetar saat memulai belajar menulis.
AMLAPURA, NusaBali
Namun semangat mereka datang ke balai banjar untuk belajar sangat tinggi. Tutor pun senang dan semangat memotivasi para warga belajar melek aksara.
Kepala Bidang PAUD dan PNF (Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal) Disdikpora Karangasem, I Nyoman Adil mengaku saat meninjau beberapa tempat belajar, para peserta terlihat gemetar memulai belajar menulis. “Itu adalah hal wajar, baru pertama kali belajar menulis sulit pegang pulpen, sulit menorehkan pulpen di buku, masih ada rasa gemetar apalagi orangtua,” katanya, Rabu (16/10). Setelah diyakinkan para tutor, dalam beberapa kali pertemuan, rasa gugup bisa hilang dengan sendirinya.
Perbekel Desa Abang I Nyoman Sutirtayana mengakui banyak warga belajar lanjut usia sempat gugup memulai belajar menulis. “Namanya juga warga lanjut usia, setelah diyakinkan lama-lama jadi terbiasa,” kata Nyoman Sutirtayana. Dikatakan, Desa Abang memiliki 51 warga belajar, masing-masing Banjar Abang Jeroan sebanyak 10 warga belajar, Banjar Kikian 10 warga belajar, Banjar Abang Kaler 11 warga belajar, Banjar Tanah Aji 10 warga belajar, dan Banjar Waliang 10 warga belajar.
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem menugaskan 119 tutor mengajar 1.409 warga belajar. Mereka bertugas sejak Senin (2/9) di empat kecamatan. Program keaksaraan rencananya berlangsung tiga bulan dan ujiannya November 2019. Setelah lulus ujian berhak atas sertifikat Sukma (surat keterangan melek aksara). Tutor yang direkrut berasal dari guru-guru SD dan pengawas SD setempat. Guna mendekatkan tutor itu mengajar di wilayah tempat tinggalnya. Belajar yang mulai dilaksanakan ada di sekolah, bale banjar, dan rumah warga yang mampu menampung sekitar 10-15 warga belajar. Satu tempat dibina satu tutor. *k16
Kepala Bidang PAUD dan PNF (Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal) Disdikpora Karangasem, I Nyoman Adil mengaku saat meninjau beberapa tempat belajar, para peserta terlihat gemetar memulai belajar menulis. “Itu adalah hal wajar, baru pertama kali belajar menulis sulit pegang pulpen, sulit menorehkan pulpen di buku, masih ada rasa gemetar apalagi orangtua,” katanya, Rabu (16/10). Setelah diyakinkan para tutor, dalam beberapa kali pertemuan, rasa gugup bisa hilang dengan sendirinya.
Perbekel Desa Abang I Nyoman Sutirtayana mengakui banyak warga belajar lanjut usia sempat gugup memulai belajar menulis. “Namanya juga warga lanjut usia, setelah diyakinkan lama-lama jadi terbiasa,” kata Nyoman Sutirtayana. Dikatakan, Desa Abang memiliki 51 warga belajar, masing-masing Banjar Abang Jeroan sebanyak 10 warga belajar, Banjar Kikian 10 warga belajar, Banjar Abang Kaler 11 warga belajar, Banjar Tanah Aji 10 warga belajar, dan Banjar Waliang 10 warga belajar.
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem menugaskan 119 tutor mengajar 1.409 warga belajar. Mereka bertugas sejak Senin (2/9) di empat kecamatan. Program keaksaraan rencananya berlangsung tiga bulan dan ujiannya November 2019. Setelah lulus ujian berhak atas sertifikat Sukma (surat keterangan melek aksara). Tutor yang direkrut berasal dari guru-guru SD dan pengawas SD setempat. Guna mendekatkan tutor itu mengajar di wilayah tempat tinggalnya. Belajar yang mulai dilaksanakan ada di sekolah, bale banjar, dan rumah warga yang mampu menampung sekitar 10-15 warga belajar. Satu tempat dibina satu tutor. *k16
1
Komentar