Tari Baris Cerekuak Massal Meriahkan Pembukaan Festival Kerambitan
Pembukaan Festival Kerambitan V yang berlangsung di Lapangan Umum Kerambitan, Desa/Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Kamis (17/10) malam, dilakukan oleh Sekda Tabanan I Gede Susila ditandai dengan menumbuk lesung.
TABANAN, NusaBali
Sebuah tarian dari Banjar Tengah, Desa Kerambitan yakni Tari Baris Cerekuak dipentaskan massal melibatkan 525 teruna teruni. Tari Baris Cerekuak adalah kesenian yang hampir punah, memiliki makna untuk mengantarkan roh leluhur ke nirwana.
Baris Cerekuak adalah tarian yang bersifat bebali (tontonan), biasanya dipentaskan saat upacara Pitra Yadnya (ngaben) dan hari-hari besar. Cerekuak adalah salah satu jenis burung. Pakaian yang dikenakan penari berupa don kraras (daun pisang kering) dan daun jaka di sekujur tubuh dan di kepala.
Baris Cerekuak dipentaskan oleh teruna teruni diiringi dengan gambelan gong. Pementasan berlangsung sekitar 30 menit dengan tarian yang hanya menggerakkan pohon jaka secara terus menerus dibarengi gerakan mengangkat kaki.
Camat Kerambitan Gusti Made Dharma Ariantha, mengatakan Tari Baris Cerekuak dipentaskan massal karena atas permintaan generasi muda. Sebab selama ini mereka tidak mengetahui kesenian tersebut karena hanya dipentaskan pada hari-hari besar, utamanya saat Pitra Yadnya. “Karena banyak yang tidak mengetahui, akhirnya dipentaskan saat pembukaan festival,” ujarnya.
Menurut Ariantha, yang menarikan Baris Cerekuak berjumlah 525 orang. Mereka tidak hanya pemuda Desa Kerambitan, tetapi murid SMP dan SMA di Kecamatan Kerambitan ikut terlibat. Bahkan ada lebih dari 1.000 seniman dari 15 desa terlibat saat festival yang akan berlangsung pada 17–20 Oktober 2019. “Kalau untuk pembukaan saja ada 700 seniman yang tampil,” tuturnya.
Selain Baris Cerekuak yang menjadi perhatian masyarakat saat pembukaan, pementasan janger oleh mahasiswa asing yang sedang study banding di Kerambitan juga tampil. Bahkan sejumlah kesenian baleganjur dan fragmentari dari generasi muda dikolaborasikan dengan ibu PKK juga ikut memeriahkan Festival Kerambitan V ini.
Festival Kerambitan V juga diisi acara nguling massal babi hitam yang dipersembahkan oleh Desa Kerambitan. Nguling massal digelar pada Minggu (20/10). Setelah matang, babi guling akan diparadekan di lapangan kemudian disantap bersama-sama. “Kami pilih babi hitam supaya babi hitam ini tetap lestari dan menjadi ikon setiap Festival Kerambitan digelar,” tandasnya.
Ketua Panitia Festival Kerambitan V I Made Suryana, mengatakan Baris Cerekuak adalah tarian tradisi asal Desa Kerambitan. Biasanya dipentaskan saat hari besar dan upacara Pitra Yadnya. “Karena jarang dipentaskan, sekarang diperkenalkan untuk dilestarikan agar tidak punah,” tegasnya.
Selain itu dalam Festival Kerambitan V ini juga ditampilkan kuliner tradisional dan kuliner yang hampir punah. Salah satunya jajan orog-orog. Bahkan kesenian sakral seperti Tari Andir juga akan dipentaskan. “Jadi seluruh potensi yang ada di desa akan ditampilkan agar dikenal masyarakat," tandasnya. Di akhir acara pembukaan juga dipentaskan band lokal Nostress. *des
Sebuah tarian dari Banjar Tengah, Desa Kerambitan yakni Tari Baris Cerekuak dipentaskan massal melibatkan 525 teruna teruni. Tari Baris Cerekuak adalah kesenian yang hampir punah, memiliki makna untuk mengantarkan roh leluhur ke nirwana.
Baris Cerekuak adalah tarian yang bersifat bebali (tontonan), biasanya dipentaskan saat upacara Pitra Yadnya (ngaben) dan hari-hari besar. Cerekuak adalah salah satu jenis burung. Pakaian yang dikenakan penari berupa don kraras (daun pisang kering) dan daun jaka di sekujur tubuh dan di kepala.
Baris Cerekuak dipentaskan oleh teruna teruni diiringi dengan gambelan gong. Pementasan berlangsung sekitar 30 menit dengan tarian yang hanya menggerakkan pohon jaka secara terus menerus dibarengi gerakan mengangkat kaki.
Camat Kerambitan Gusti Made Dharma Ariantha, mengatakan Tari Baris Cerekuak dipentaskan massal karena atas permintaan generasi muda. Sebab selama ini mereka tidak mengetahui kesenian tersebut karena hanya dipentaskan pada hari-hari besar, utamanya saat Pitra Yadnya. “Karena banyak yang tidak mengetahui, akhirnya dipentaskan saat pembukaan festival,” ujarnya.
Menurut Ariantha, yang menarikan Baris Cerekuak berjumlah 525 orang. Mereka tidak hanya pemuda Desa Kerambitan, tetapi murid SMP dan SMA di Kecamatan Kerambitan ikut terlibat. Bahkan ada lebih dari 1.000 seniman dari 15 desa terlibat saat festival yang akan berlangsung pada 17–20 Oktober 2019. “Kalau untuk pembukaan saja ada 700 seniman yang tampil,” tuturnya.
Selain Baris Cerekuak yang menjadi perhatian masyarakat saat pembukaan, pementasan janger oleh mahasiswa asing yang sedang study banding di Kerambitan juga tampil. Bahkan sejumlah kesenian baleganjur dan fragmentari dari generasi muda dikolaborasikan dengan ibu PKK juga ikut memeriahkan Festival Kerambitan V ini.
Festival Kerambitan V juga diisi acara nguling massal babi hitam yang dipersembahkan oleh Desa Kerambitan. Nguling massal digelar pada Minggu (20/10). Setelah matang, babi guling akan diparadekan di lapangan kemudian disantap bersama-sama. “Kami pilih babi hitam supaya babi hitam ini tetap lestari dan menjadi ikon setiap Festival Kerambitan digelar,” tandasnya.
Ketua Panitia Festival Kerambitan V I Made Suryana, mengatakan Baris Cerekuak adalah tarian tradisi asal Desa Kerambitan. Biasanya dipentaskan saat hari besar dan upacara Pitra Yadnya. “Karena jarang dipentaskan, sekarang diperkenalkan untuk dilestarikan agar tidak punah,” tegasnya.
Selain itu dalam Festival Kerambitan V ini juga ditampilkan kuliner tradisional dan kuliner yang hampir punah. Salah satunya jajan orog-orog. Bahkan kesenian sakral seperti Tari Andir juga akan dipentaskan. “Jadi seluruh potensi yang ada di desa akan ditampilkan agar dikenal masyarakat," tandasnya. Di akhir acara pembukaan juga dipentaskan band lokal Nostress. *des
Komentar