Warga Kubu Tanam Semangka di Lahan Gersang
Kelompok Lahar Sari, Banjar Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, sukses bercocok tanam hortikultura di lahan gersang.
AMLAPURA, NusaBali
Kelompok beranggotakan 52 orang ini menanam semangka, jeruk, ketela, dan sayur-sayuran. Pengairan memanfaatkan sumur bor. Meski musim kemarau seperti saat ini, kebutuhan air untuk menyiram tanaman tidak ada kendala.
Bendahara Kelompok Lahar Sari, I Gede Jaya mengatakan tiap anggota membeli air yang dikelola kelompok. Bayar air tergantung pemakaian masing-masing. Tiap anggota memiliki cubang untuk menampung air. “Saya per bulan bayar air Rp 400.000 hingga 500.000. Tiap anggota beli air bervariasi tergantung kebutuhan. Harga air jauh lebih murah dikelola kelompok dibandingkan membeli per mobil tangki,” ungkap Gede Jaya, Kamis (17/10).
Kelian Kelompok Lahar Sari I Gede Rai didampingi Penyarikan I Made Putra mengtakan, lahan yang dikelola seluas 70 are, secara ruin bercocok tanam karena selalu tersedia air. “Buah semangka yang kami hasilkan jauh lebih manis dan berkualitas dibandingkan semangka di lahan basah,” ungkap Gede Rai. Kelompok Lahar Sari bisa kelola lahan gersang setelah dapat bantuan sumur bor dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Bantuan ini atas usulan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.
Panen semangka pertama di demplot lahan milik petani I Gede Jaya seluas 9 are. Menghasilkan 1,5 ton. Panen pada Minggu (26 Agustus 2018). Sumur bor dengan kedalaman 90 meter, debit air 10 liter per detik, pompa di kedalaman 43 meter dengan daya pompa 15 KW, head pompa 90 meter, daya genset 45 KVA, panjang jaringan menjangkau 3.681 meter, didukung 32 hydrant. Pembangunan sumur bor pada tahun 2015. Setelah jaringan tuntas dikerjakan, Kepala Balai I Ketut Jayada serahkan aset ke Bupati Karangasem selanjutnya Bupati Karangasem menyerahkan ke Kelompok Lahar Sari, Senin (20 Agustus 2018).
Petani yang hanya bermodal lahan gersang 9 are mampu menghasilkan 1,5 ton semangka dengan harga jual Rp 3 juta secara grosir. “Saya tidak sulit mencari pembeli buah semangka, begitu panen pembeli datang sendiri,” tambah Gede Jaya. Apalagi buah semangka ditanam dengan menggunakan pupuk kandang, tidak ada pupuk kimia. Sehingga laris untuk kebutuhan hotel, restoran, dan vila. *k16
Bendahara Kelompok Lahar Sari, I Gede Jaya mengatakan tiap anggota membeli air yang dikelola kelompok. Bayar air tergantung pemakaian masing-masing. Tiap anggota memiliki cubang untuk menampung air. “Saya per bulan bayar air Rp 400.000 hingga 500.000. Tiap anggota beli air bervariasi tergantung kebutuhan. Harga air jauh lebih murah dikelola kelompok dibandingkan membeli per mobil tangki,” ungkap Gede Jaya, Kamis (17/10).
Kelian Kelompok Lahar Sari I Gede Rai didampingi Penyarikan I Made Putra mengtakan, lahan yang dikelola seluas 70 are, secara ruin bercocok tanam karena selalu tersedia air. “Buah semangka yang kami hasilkan jauh lebih manis dan berkualitas dibandingkan semangka di lahan basah,” ungkap Gede Rai. Kelompok Lahar Sari bisa kelola lahan gersang setelah dapat bantuan sumur bor dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Bantuan ini atas usulan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.
Panen semangka pertama di demplot lahan milik petani I Gede Jaya seluas 9 are. Menghasilkan 1,5 ton. Panen pada Minggu (26 Agustus 2018). Sumur bor dengan kedalaman 90 meter, debit air 10 liter per detik, pompa di kedalaman 43 meter dengan daya pompa 15 KW, head pompa 90 meter, daya genset 45 KVA, panjang jaringan menjangkau 3.681 meter, didukung 32 hydrant. Pembangunan sumur bor pada tahun 2015. Setelah jaringan tuntas dikerjakan, Kepala Balai I Ketut Jayada serahkan aset ke Bupati Karangasem selanjutnya Bupati Karangasem menyerahkan ke Kelompok Lahar Sari, Senin (20 Agustus 2018).
Petani yang hanya bermodal lahan gersang 9 are mampu menghasilkan 1,5 ton semangka dengan harga jual Rp 3 juta secara grosir. “Saya tidak sulit mencari pembeli buah semangka, begitu panen pembeli datang sendiri,” tambah Gede Jaya. Apalagi buah semangka ditanam dengan menggunakan pupuk kandang, tidak ada pupuk kimia. Sehingga laris untuk kebutuhan hotel, restoran, dan vila. *k16
Komentar