Korban Diduga Tertipu Lamaran Kerja
Pasca Temuan Mayat Pemuda asal Ubud di Pantai
Sepeda motor warna pink milik korban ditemukan di Pantai Pering, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Kematiaan Pande Mahayasa,24, pemuda asal Lingkungan/Banjar Taman Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar, yang mayatnya tergeletak di perbatasan Pantai Lebih Desa Lebih - Pantai Siyut, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Selasa (15/10) sekitar pukul 15.00 Wita, masih menyimpan teka-teki. Pihak kepolisian menduga korban sempat menjadi korban penipuan lembaga pencari kerja.
Polsek Kota Gianyar kini masih menyelidiki terkait dugaan korban kena tipu oleh oknum yang mengaku dari lembaga pencari kerja. Informasinya, korban sudah mentransfer uang sebesar Rp 3,9 juta ke rekening lembaga tersebut. Namun untuk memastikan itu, polisi masih menunggu hasil otopsi. "Kami masih melakukan penyelidikan kasus tewasnya Pande Mahayasa," jelas Kapolsek Gianyar Kompol Ketut Suastika Jumat (18/10).
Dikatakan, polisi sudah kembali meminta keterangan pihak keluarga. "Kemarin kami cek ke rumahnya. Kami minta keterangan pamannya yang juga tinggal disana, termasuk kakaknya. Korban ini memang tipe pendiam, kadang sudah dimasakin, tetapi tidak makan. Dia juga belum punya pacar sama sekali, " ujarnya.
Informasi terakhir, korban memang hendak bekerja ke luar negeri. Lewat lembaga pencari kerja, korban terlebih dahulu diminta interview (wawancara) ke Jakarta. Selain itu, ada oknum yang mengaku dari lembaga pencari kerja, meminta uang kepada korban. "Korban ngirim uang (lewat rekening-Red) Rp 3,9 juta. Setelah dicek, kemungkinan itu modus penipuan," katanya.
Mendapat informasi itu, polisi juga langsung melakukan pemeriksaan ke rumah sakit tempat korban melakukan tes kesehatan. "Lembaga ini untuk pemeriksaan kesehatan di Denpasar. Setelah kami cek kesana, ternyata lembaga itu tidak ada meminta uang. Nah, apakah kematian korban ada kaitan dengan ini atau tidak, masih kami dalami," katanya.
Ditambahkan, proses transfer uang lewat rekening itu dibantu oleh kakak korban. Diketahui, uang itu ditransfer ke rekening pribadi. "Kami belum sampai melacak rekening itu," katanya.
Selain itu, polisi juga sudah menemukan sepeda motor Honda Vario DK 6092 LI. Sepeda motor warna pink milik korban ditemukan di Pantai Pering, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Motor ini parkir sejak Senin (14/10). Kini motor tersebut sudah diamankan di Mapolsek Gianyar. "Menurut keterangan warga, motor milik korban itu sudah sejak Senin (14/10), terparkir disana. Jadi sesuai dengan keterangan korban pergi dari rumah sejak Minggu malam," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pande Mahayasa,24, salah seorang pemuda asal Lingkungan/Banjar Taman Kelurahan/Kecamatan Ubud, ditemukan tewas tergeletak di perbatasan Pantai Lebih, Desa Lebih - Pantai Siyut, Desa Tulikup, Gianyar, Selasa (15/10) sekitar pukul 15.00 Wita. Jasad korban yang baru lulus dari Sekolah Tinggi Disain (STD) Bali, Panjer, Denpasar ini ditemukan dalam posisi telungkup dengan wajah membusuk. Atas persetujuan keluarga, jasad korban akan dilakukan otopsi di RS Sanglah Denpasar. Sebab, kepada keluarganya korban pamitan sejak Minggu (13/10) untuk interview pekerjaan ke Jakarta.
Selain itu, kematian korban dianggap tidak wajar karena bagian jempol tangan kanan korban terikat kain hitam. Saat pamitan, korban juga mengendarai sepeda motor jenis Honda Vario warna Pink DK 6092 LI atas nama Pande Tri Tungga Dewi. Hingga Selasa malam, polisi masih melakukan penyisiran sepeda motor korban di areal parkir sekitar TKP.*nvi
Polsek Kota Gianyar kini masih menyelidiki terkait dugaan korban kena tipu oleh oknum yang mengaku dari lembaga pencari kerja. Informasinya, korban sudah mentransfer uang sebesar Rp 3,9 juta ke rekening lembaga tersebut. Namun untuk memastikan itu, polisi masih menunggu hasil otopsi. "Kami masih melakukan penyelidikan kasus tewasnya Pande Mahayasa," jelas Kapolsek Gianyar Kompol Ketut Suastika Jumat (18/10).
Dikatakan, polisi sudah kembali meminta keterangan pihak keluarga. "Kemarin kami cek ke rumahnya. Kami minta keterangan pamannya yang juga tinggal disana, termasuk kakaknya. Korban ini memang tipe pendiam, kadang sudah dimasakin, tetapi tidak makan. Dia juga belum punya pacar sama sekali, " ujarnya.
Informasi terakhir, korban memang hendak bekerja ke luar negeri. Lewat lembaga pencari kerja, korban terlebih dahulu diminta interview (wawancara) ke Jakarta. Selain itu, ada oknum yang mengaku dari lembaga pencari kerja, meminta uang kepada korban. "Korban ngirim uang (lewat rekening-Red) Rp 3,9 juta. Setelah dicek, kemungkinan itu modus penipuan," katanya.
Mendapat informasi itu, polisi juga langsung melakukan pemeriksaan ke rumah sakit tempat korban melakukan tes kesehatan. "Lembaga ini untuk pemeriksaan kesehatan di Denpasar. Setelah kami cek kesana, ternyata lembaga itu tidak ada meminta uang. Nah, apakah kematian korban ada kaitan dengan ini atau tidak, masih kami dalami," katanya.
Ditambahkan, proses transfer uang lewat rekening itu dibantu oleh kakak korban. Diketahui, uang itu ditransfer ke rekening pribadi. "Kami belum sampai melacak rekening itu," katanya.
Selain itu, polisi juga sudah menemukan sepeda motor Honda Vario DK 6092 LI. Sepeda motor warna pink milik korban ditemukan di Pantai Pering, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Motor ini parkir sejak Senin (14/10). Kini motor tersebut sudah diamankan di Mapolsek Gianyar. "Menurut keterangan warga, motor milik korban itu sudah sejak Senin (14/10), terparkir disana. Jadi sesuai dengan keterangan korban pergi dari rumah sejak Minggu malam," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pande Mahayasa,24, salah seorang pemuda asal Lingkungan/Banjar Taman Kelurahan/Kecamatan Ubud, ditemukan tewas tergeletak di perbatasan Pantai Lebih, Desa Lebih - Pantai Siyut, Desa Tulikup, Gianyar, Selasa (15/10) sekitar pukul 15.00 Wita. Jasad korban yang baru lulus dari Sekolah Tinggi Disain (STD) Bali, Panjer, Denpasar ini ditemukan dalam posisi telungkup dengan wajah membusuk. Atas persetujuan keluarga, jasad korban akan dilakukan otopsi di RS Sanglah Denpasar. Sebab, kepada keluarganya korban pamitan sejak Minggu (13/10) untuk interview pekerjaan ke Jakarta.
Selain itu, kematian korban dianggap tidak wajar karena bagian jempol tangan kanan korban terikat kain hitam. Saat pamitan, korban juga mengendarai sepeda motor jenis Honda Vario warna Pink DK 6092 LI atas nama Pande Tri Tungga Dewi. Hingga Selasa malam, polisi masih melakukan penyisiran sepeda motor korban di areal parkir sekitar TKP.*nvi
1
Komentar