Belajar Public Speaking Bersama Bagus Bali 2019
Kesan pertama, gesture, intonasi suara, ice breaking, dan komunikasi dua arah jadi poin penting public speaking
DENPASAR, NusaBali.com
Materi, sudah. Latihan, sudah. Apalagi ya?
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (STIKI) mengadakan seminar Public Speaking pada Minggu (20/10/2019). Pada kali ini, STIKI menghadirkan Gede Made Cahya Trisna Pratama yang merupakan Bagus Bali 2019 sekaligus Duta Bahasa Provinsi Bali 2018. Seminar ini diadakan di Balai Bahasa Bali, Penatih, Denpasar dan diikuti oleh kurang lebih 100 mahasiswa STIKI Bali.
Acara ini diselenggarakan oleh UKM Literasi STIKI, yang bertujuan untuk memberi wawasan kepada mahasiswa STIKI, utamanya mahasiswa baru. Nantinya wawasan ini akan berguna untuk diterapkan di mana saja, utamanya bagi mahasiswa yang pastinya akan sering melaksanakan presentasi. “Selain Bagi mahasiswa umumnya, ini juga bisa menjadi pelajaran bagi kami di UKM Literasi yang memiliki kegiatan berupa latihan debat ilmiah,” ujar Nyoman Sudharma Yasa, ketua panitia Seminar Public Speaking STIKI 2019.
Dalam seminar ini, Gede Made Cahya Trisna Pratama memberikan beberapa poin penting yang perlu dilakukan saat berbicara di depan umum. Antara lain, yaitu first impression atau kesan pertama, gesture, intonasi suara, ice breaking, dan komunikasi dua arah antara pembicara dan audiens. Bagi pria yang juga merupakan finalis Duta Bahasa Terbaik ke V di tingkat nasional ini, belajar public speaking tak hanya diperlukan bagi mahasiswa saja, namun juga perlu dipelajari oleh setiap kalangan.
“Semua orang pada dasarnya membutuhkan keterampilan berkomunikasi, tak hanya terbatas pada berbicara di depan umum, namun juga berkomunikasi secara personal. Berbicara pun tak hanya sekedar berbicara, tapi juga kita menyampaikan pesan yang kuat dan menginspirasi,” ujar Cahya.
Dalam berbicara di depan umum, lanjutnya, ada beberapa etika yang harus diikuti. Salah satunya, yaitu memberikan informasi yang benar dan bukan merupakan provokasi yang mengandung unsur SARA. “Tujuan dari public speaking itu kan untuk menginspirasi, bukan memecah belah,” lanjutnya.
Bagus Bali 2019 ini berpesan, agar tetap menjadi diri sendiri dalam melakukan public speaking. Meskipun memiliki role model atau mengidolakan gaya seseorang dalam berbicara, namun jangan sampai meniru dan kehilangan karakter masing-masing.*yl
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (STIKI) mengadakan seminar Public Speaking pada Minggu (20/10/2019). Pada kali ini, STIKI menghadirkan Gede Made Cahya Trisna Pratama yang merupakan Bagus Bali 2019 sekaligus Duta Bahasa Provinsi Bali 2018. Seminar ini diadakan di Balai Bahasa Bali, Penatih, Denpasar dan diikuti oleh kurang lebih 100 mahasiswa STIKI Bali.
Acara ini diselenggarakan oleh UKM Literasi STIKI, yang bertujuan untuk memberi wawasan kepada mahasiswa STIKI, utamanya mahasiswa baru. Nantinya wawasan ini akan berguna untuk diterapkan di mana saja, utamanya bagi mahasiswa yang pastinya akan sering melaksanakan presentasi. “Selain Bagi mahasiswa umumnya, ini juga bisa menjadi pelajaran bagi kami di UKM Literasi yang memiliki kegiatan berupa latihan debat ilmiah,” ujar Nyoman Sudharma Yasa, ketua panitia Seminar Public Speaking STIKI 2019.
Dalam seminar ini, Gede Made Cahya Trisna Pratama memberikan beberapa poin penting yang perlu dilakukan saat berbicara di depan umum. Antara lain, yaitu first impression atau kesan pertama, gesture, intonasi suara, ice breaking, dan komunikasi dua arah antara pembicara dan audiens. Bagi pria yang juga merupakan finalis Duta Bahasa Terbaik ke V di tingkat nasional ini, belajar public speaking tak hanya diperlukan bagi mahasiswa saja, namun juga perlu dipelajari oleh setiap kalangan.
“Semua orang pada dasarnya membutuhkan keterampilan berkomunikasi, tak hanya terbatas pada berbicara di depan umum, namun juga berkomunikasi secara personal. Berbicara pun tak hanya sekedar berbicara, tapi juga kita menyampaikan pesan yang kuat dan menginspirasi,” ujar Cahya.
Dalam berbicara di depan umum, lanjutnya, ada beberapa etika yang harus diikuti. Salah satunya, yaitu memberikan informasi yang benar dan bukan merupakan provokasi yang mengandung unsur SARA. “Tujuan dari public speaking itu kan untuk menginspirasi, bukan memecah belah,” lanjutnya.
Bagus Bali 2019 ini berpesan, agar tetap menjadi diri sendiri dalam melakukan public speaking. Meskipun memiliki role model atau mengidolakan gaya seseorang dalam berbicara, namun jangan sampai meniru dan kehilangan karakter masing-masing.*yl
Komentar