Siswa SMP Tewas Lakalantas
Sejak beberapa waktu terakhir, Gus Hadi minta izin belajar mengendarai sepeda motor
GIANYAR, NusaBali
Salah seorang siwwa kelas VII SMPN 1 Gianyar, Made Agus HMK (Hadidinanta Mulia Kusuma),14, asal Banjar Kebon Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, tewas karena kecelakaan lalu lintas di Jalan Udayana, Banjar Getas, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Sabtu (19/10) sekitar pukul 18.30 Wita. Korban mengendarai sepeda motor Honda Vario DK 3582 KX mengalami cedera kepala berat (CKB), bahu kanan patah, dan rahang kanan remuk.
Dia meninggal dunia di RSUD Sanjiwani Gianyar. Hingga Minggu (20/10), jenazah korban masih dititip di ruang jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar. Pihak keluarga duka sedang berembuk terkait rencana pengabenan atau penguburan korban.
Kanitlaka Polres Gianyar Iptu I Ketut Nariawan, saat dikonfirmasi Minggu (20/10), mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait kecelakaan merenggut nyawa pelajar ini. Sebab saat kejadian, minim saksi mata. Namun demikian, dari olah TKP diperkirakan korban Made Agus yang mengendarai Honda Vario DK 3582 KX melaju dari arah utara ke selatan. Di jalur yang sama, melaju di depan sepeda motor korban, pengendara sepeda motor Honda Scoopy DK 7904 LU yang dikendarai Dewa Gede SDK, pelajar 17 tahun asal Desa Sidan, Kecamatan Gianyar.
Tiba di TKP, dalam posisi beriringan, korban Made Agus tidak menjaga jarak aman sehingga menabrak bagian belakang sepeda motor Scoopy DK 7904 LU di depannya. Setelah terjadi tabrakan, korban Made Agus pengemudi sepeda motor Vario DK 3582 KX jatuh arah kanan. Saat jatuh, korban didapati sudah mengalami luka-luka dan meninggal di RSUD Sanjiwani. Belum jelas penyebab korban meninggal. Apakah ditabrak pengemudi yang melaju beriringan dari utara atau ditabrak pengendara yang melaju dari arah berlawanan. “Masih lidik,” ujarnya singkat.
Pasca kejadian, jasad korban langsung dititip di ruang jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar. Sepeda Motor korban, Honda Vario DK 3582 KX juga mengalami kerusakan. Antara lain lampu depan pecah, batok kepala bengkok dan pecah, spack board depan pecah.
Kecelakaan tragis merenggut nyawa ABG yang akrab disapa Gus Hadi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarganya di Banjar Kebon Desa/Kecamatan Blahbatuh. Pihak keluarga tidak pernah menyangka, Gus Hadi akan meninggal secepat ini dengan cara yang tragis. Menurut paman korban, I Nyoman Arya Widana, pihak keluarga belum mengetahui persis kronologis kejadian. “Kami belum tahu banyak. Keluarga belum tahu secara jelas. Dan memang gak konsen kesana, karena semua masih syok Gus Hadi meninggal dunia,” ungkapnya.
Sepengetahuannya, saat kejadian Gus Hadi minta izin pergi ke rumah temannya di Kota Gianyar. Setelah selesai kegiatan, Gus Hadi dan teman-temannya pun pulang ke rumah masing-masing. “Mereka berpisah di Traffic Light Bypass Buruan. Gus Hadi sendirian ke arah Buruan, mau pulang ke rumahnya di BTN Banda,” jelasnya.
Selama hidup, keponakannya ini termasuk pendiam dan polos. Gus Hadi juga diketahui suka melukis, mengikuti jejak ayahnya I Komang Muliarta yang kini sebagai guru senirupa/seni lukis di SMKN 1 Sukawati. “Orangnya pendiam, hobi melukis, nilai akademiknya bagus. Bukan tipe pelajar yang bandel. Makanya kami merasa sangat kehilangan,” terangnya.
Korban Gus Hadi sendiri merupakan anak kedua dari pasangan I Komang Muliarta dan Ni Made Wahyudi seorang ibu rumah tangga. Kakanya, Agus Prema merupakan pelajar di SMAN 1 Blahbatuh, sedangkan si bungsu Gek Risma baru sekolah PAUD. Sebelum adiknya sekolah PAUD, Gus Hadi ini biasa kemana-mana selalu diantar orangtua. Namun sejak beberapa waktu terakhir, Gus Hadi minta izin belajar mengendarai sepeda motor. “Namanya orangtua, kadang luruh mendengar permintaan anak-anak. Sehingga diizinkan belajar naik sepeda motor,” kenangnya.
Berkaca dari pengalaman, pihak keluarga pun berharap tidak ada lagi kasus serupa. Anak-anak yang belum pantas mengendarai sepeda motor, sebaiknya dilarang. “ABG zaman sekarang kan dominan seperti itu. Sebaiknya dilarang, lebih baik diusahakan antar-jemput,” sarannya. *nvi
Dia meninggal dunia di RSUD Sanjiwani Gianyar. Hingga Minggu (20/10), jenazah korban masih dititip di ruang jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar. Pihak keluarga duka sedang berembuk terkait rencana pengabenan atau penguburan korban.
Kanitlaka Polres Gianyar Iptu I Ketut Nariawan, saat dikonfirmasi Minggu (20/10), mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait kecelakaan merenggut nyawa pelajar ini. Sebab saat kejadian, minim saksi mata. Namun demikian, dari olah TKP diperkirakan korban Made Agus yang mengendarai Honda Vario DK 3582 KX melaju dari arah utara ke selatan. Di jalur yang sama, melaju di depan sepeda motor korban, pengendara sepeda motor Honda Scoopy DK 7904 LU yang dikendarai Dewa Gede SDK, pelajar 17 tahun asal Desa Sidan, Kecamatan Gianyar.
Tiba di TKP, dalam posisi beriringan, korban Made Agus tidak menjaga jarak aman sehingga menabrak bagian belakang sepeda motor Scoopy DK 7904 LU di depannya. Setelah terjadi tabrakan, korban Made Agus pengemudi sepeda motor Vario DK 3582 KX jatuh arah kanan. Saat jatuh, korban didapati sudah mengalami luka-luka dan meninggal di RSUD Sanjiwani. Belum jelas penyebab korban meninggal. Apakah ditabrak pengemudi yang melaju beriringan dari utara atau ditabrak pengendara yang melaju dari arah berlawanan. “Masih lidik,” ujarnya singkat.
Pasca kejadian, jasad korban langsung dititip di ruang jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar. Sepeda Motor korban, Honda Vario DK 3582 KX juga mengalami kerusakan. Antara lain lampu depan pecah, batok kepala bengkok dan pecah, spack board depan pecah.
Kecelakaan tragis merenggut nyawa ABG yang akrab disapa Gus Hadi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarganya di Banjar Kebon Desa/Kecamatan Blahbatuh. Pihak keluarga tidak pernah menyangka, Gus Hadi akan meninggal secepat ini dengan cara yang tragis. Menurut paman korban, I Nyoman Arya Widana, pihak keluarga belum mengetahui persis kronologis kejadian. “Kami belum tahu banyak. Keluarga belum tahu secara jelas. Dan memang gak konsen kesana, karena semua masih syok Gus Hadi meninggal dunia,” ungkapnya.
Sepengetahuannya, saat kejadian Gus Hadi minta izin pergi ke rumah temannya di Kota Gianyar. Setelah selesai kegiatan, Gus Hadi dan teman-temannya pun pulang ke rumah masing-masing. “Mereka berpisah di Traffic Light Bypass Buruan. Gus Hadi sendirian ke arah Buruan, mau pulang ke rumahnya di BTN Banda,” jelasnya.
Selama hidup, keponakannya ini termasuk pendiam dan polos. Gus Hadi juga diketahui suka melukis, mengikuti jejak ayahnya I Komang Muliarta yang kini sebagai guru senirupa/seni lukis di SMKN 1 Sukawati. “Orangnya pendiam, hobi melukis, nilai akademiknya bagus. Bukan tipe pelajar yang bandel. Makanya kami merasa sangat kehilangan,” terangnya.
Korban Gus Hadi sendiri merupakan anak kedua dari pasangan I Komang Muliarta dan Ni Made Wahyudi seorang ibu rumah tangga. Kakanya, Agus Prema merupakan pelajar di SMAN 1 Blahbatuh, sedangkan si bungsu Gek Risma baru sekolah PAUD. Sebelum adiknya sekolah PAUD, Gus Hadi ini biasa kemana-mana selalu diantar orangtua. Namun sejak beberapa waktu terakhir, Gus Hadi minta izin belajar mengendarai sepeda motor. “Namanya orangtua, kadang luruh mendengar permintaan anak-anak. Sehingga diizinkan belajar naik sepeda motor,” kenangnya.
Berkaca dari pengalaman, pihak keluarga pun berharap tidak ada lagi kasus serupa. Anak-anak yang belum pantas mengendarai sepeda motor, sebaiknya dilarang. “ABG zaman sekarang kan dominan seperti itu. Sebaiknya dilarang, lebih baik diusahakan antar-jemput,” sarannya. *nvi
1
Komentar