BNPB: Tanda-tanda Peralihan Musim
Angin Kencang Hantam Sejumlah Daerah
JAKARTA, NusaBali
Bencana angin kencang menerjang sejumlah daerah. Akibatnya warga yang tinggal di daerah itu mengalami gangguan kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan iritasi mata.
Salah satu daerah yang dihantam angin kencang adalah Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada Minggu (20/10) pukul 19.30 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melaporkan satu orang meninggal dunia dan beberapa orang luka-luka akibat peristiwa ini dan mengalami gangguan saluran pernafasan. Sementara sekitar 550 orang mengungsi.
Bencana alam yang sama juga dialami puluhan warga Desa Pogalan, Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Mereka terpaksa mengungsi karena terjadi angin kencang sejak Minggu (20/10).
Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Edy Susanto, mengatakan angin kencang terjadi sejak Minggu (20/10) sore.
"Berdasarkan keterangan warga angin ribut mulai kemarin sore sekitar pukul 17.00 WIB dan sekitar pukul 20.00 WIB angin bertambah besar," katanya, Senin seperti dilansir tempo.
Ia menuturkan karena warga khawatir terjadi sesuatu terhadap rumahnya, sekitar 70 orang mengungsi ke Puskesmas Pakis. "Mereka yang mengungsi dari Dusun Kenditan dan Cetokan Desa Pogalan, Kecamatan Pakis," katanya.
Ia mengatakan akibat angin kencang tersebut sejumlah rumah mengalami kerusakan di bagian atap, selain itu juga banyak pohon tumbang.
Angin kencang juga melanda di dataran tinggi Dieng. Sebanyak 70 persen rumah warga di Desa Bakal, Kecamatan Batur, Banjarnegara rusak. Desa Bakal menjadi salah satu yang paling parah terdampak angin kencang yang terjadi pada kemarin malam.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan fenomena angin kencang merupakan tanda-tanda peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan atau lebih dikenal sebagai masa pancaroba.
"Ciri-ciri angin kencang pada masa pancaroba pada umumnya bergerak dengan kecepatan maksimal hingga 45 kilometer per jam atau lebih, dengan sifat hempasan bergerak secara horizontal dengan durasi panjang dan bisa menimbulkan dampak kerusakan," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Agus mengatakan angin pada masa pancaroba dapat berlangsung hingga lebih dari sepekan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tanda-tanda angin kencang yang sudah terjadi pada awal Oktober, maka diperkirakan periode tersebut tidak berlangsung lama seiring dengan pergantian cuaca ekstrem lainnya. *
Bencana angin kencang menerjang sejumlah daerah. Akibatnya warga yang tinggal di daerah itu mengalami gangguan kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan iritasi mata.
Salah satu daerah yang dihantam angin kencang adalah Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada Minggu (20/10) pukul 19.30 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melaporkan satu orang meninggal dunia dan beberapa orang luka-luka akibat peristiwa ini dan mengalami gangguan saluran pernafasan. Sementara sekitar 550 orang mengungsi.
Bencana alam yang sama juga dialami puluhan warga Desa Pogalan, Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Mereka terpaksa mengungsi karena terjadi angin kencang sejak Minggu (20/10).
Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Edy Susanto, mengatakan angin kencang terjadi sejak Minggu (20/10) sore.
"Berdasarkan keterangan warga angin ribut mulai kemarin sore sekitar pukul 17.00 WIB dan sekitar pukul 20.00 WIB angin bertambah besar," katanya, Senin seperti dilansir tempo.
Ia menuturkan karena warga khawatir terjadi sesuatu terhadap rumahnya, sekitar 70 orang mengungsi ke Puskesmas Pakis. "Mereka yang mengungsi dari Dusun Kenditan dan Cetokan Desa Pogalan, Kecamatan Pakis," katanya.
Ia mengatakan akibat angin kencang tersebut sejumlah rumah mengalami kerusakan di bagian atap, selain itu juga banyak pohon tumbang.
Angin kencang juga melanda di dataran tinggi Dieng. Sebanyak 70 persen rumah warga di Desa Bakal, Kecamatan Batur, Banjarnegara rusak. Desa Bakal menjadi salah satu yang paling parah terdampak angin kencang yang terjadi pada kemarin malam.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan fenomena angin kencang merupakan tanda-tanda peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan atau lebih dikenal sebagai masa pancaroba.
"Ciri-ciri angin kencang pada masa pancaroba pada umumnya bergerak dengan kecepatan maksimal hingga 45 kilometer per jam atau lebih, dengan sifat hempasan bergerak secara horizontal dengan durasi panjang dan bisa menimbulkan dampak kerusakan," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Agus mengatakan angin pada masa pancaroba dapat berlangsung hingga lebih dari sepekan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tanda-tanda angin kencang yang sudah terjadi pada awal Oktober, maka diperkirakan periode tersebut tidak berlangsung lama seiring dengan pergantian cuaca ekstrem lainnya. *
Komentar