5 Jenderal di Kabinet Jokowi
Luhut Menko Maritim & Investasi, Sri Mulyani Kembali Jadi Menkeu
Buat sementara PDIP, Golkar, NasDem, dan PKB sama-sama kebagian jatah 3 kursi menteri
JAKARTA, NusaBali
Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin akan dilantik di Istana Negara Jakarta, Rabu (23/10) pagi ini pukul 10.00 WIB ini. Ada 5 jenderal dalam formasi kabinet yang terdiri dari 50 persen lebih figur profesional ini. Mereka adalah Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, dan Jenderal Pol Prof Drs Muhammad Tito Karnavian MA PhD.
Jenderal Tito Karnavian dan Prabowo Subianto sudah lebih dulu dipanggil Presi-den Jokowi ke Istana Negara Jakarta untuk diminta kesediaannya masuk kabinet, Senin (21/10). Prabowo, mantan Danjen Kopassus dan Calon Presiden di Pilpres 2019 yang kini Ketua Umum DPP Gerindra, akan menduduki jabatan Menteri Pertahanan. Sementara Jenderal Tito belum diketahui pasti, apa posisinya di kabinet. Namun, spekulasi yang beredar, Jenderal Tito yang baru diberhentikan dari jabatan sebagai Kapolri atas persetujuan DPR, akan menduduki jabatan Menteri Dalam Negeri, bahkan mungkin juga jadi Menko Polhukam.
Sedangkan Moeldoko, Luhut Pandjaitan, dan Fachrul Razi baru dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara, Selasa (22/10). Moeldoko yang notabene mantan Panglima TNI, disebut-sebut akan kembali menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Kepresidenan, sebagaimana posisi sebelumnya di periode 2014-2019.
Sementara Luhut Pandjaitan, yang paling akhir dipanggil Presiden Jokowi tadi malam, akan menduduki jabatan sebagai Menko Maritim dan Investasi. Pada periode sebelumnya, Luhut yang notabene kader Golkar, menduduki kursi Menko Kemaritiman.
"Saya dipanggil di-brief tugas ke depan menangani maritim dan investasi. Beliau (Jokowi) memberikan arahan untuk penyelesaian masalah investasi untuk petro-chemical, B20, untuk kurangi impor gas," kata Luhut usai dipanggil Jokowi tadi malam. "Presiden minta supaya inefisiensi di berbagai lembaga betul-betul dilihat. Saya diminta membantu melihat itu juga.”
Sebaliknya, Fachrul Razi diprediksi akan menduduki jabatan sebagai Menteri Agama. Fachrul Razi adalah jenderal kelahiran Aceh, 26 Juli 1947, yang pernah menjabat Gubernur Akademi Militer (1996-1997), Asisten Operasi Kepala Staf Umum ABRI (1997-1998), Kepala Staf Umum ABRI (1998-1999), Sekjen Departemen Pertahanan (1999), dan Wakil Panglima TNI (1999-2000). Saat reformasi tahun 1998, dia menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Dia ikut rekomendasikan pecat Prabowo yang saat itu menjabat Danjen Kopassus.
Meski demikian, Fachrul Razi mengakui hubungannya dengan Prabowo saat ini cukup baik. "Saya dengan Pak Prabowo biasa-biasa saja. Kalau ketemu pelukan, makan sama-sama, nggak ada yang aneh. Memang masalah kedinasan, pribadi tak terganggu," kata Fachrul Razi dilansir detikcom usai bertemu Jokowi di Istana Negara, Selasa kemarin.
Sementara itu, hingga tadi malam Presiden Jokowi sudah memanggil 35 orang yang akan duduk di kabinet. Lebih dari 53 persen adalah figur profesional, sele-bihnya adalah kader partai.
Kalangan profesional yang dipanggil Jokowi adalah Mahfud MD (akademisi), Nadiem Makarim (pengusaha digital), Wishnutama (pekerja media), Erick Thohir (pengusaha), Tito Karnavian (Kapolri), Pratikno (akademisi yang sebelumnya menjabat Mensesneg), Nico Harjanto (surveyor), Sri Mulyani (ekonom yang sebelumnya menjabat Menteri Keuangan), Basuki Hadimuljono (birokrat yang sebelumnya menjabat Menteri PUPR), Fachrul Razi (TNI), Bahlil Lahadalia (pengusaha), Budi Karya Sumadi (birokrat yang sebelumnya menjabat Menteri Perhubungan), Bambang Brodjonegoro (ekonom), Sofyan Djalil (ekonom), Moeldoko (TNI), Luhut Pandjaitan (TNI), Teten Masduki, dan dr Terawan (dari RSPAD Gatot Soebroto).
Sedangkan dari partai politik, ada 15 politisi yang dipanggil Jokowi sebagai calon menteri. Mereka masing-masing Yasonna Laoly (PDIP/sebelumnya jadi Menkum HAM), Tjahjo Kumolo (PDIP/sebelumnya jadi Mendagri), Juliari Batubara (PDIP), Airlangga Hartarto (Golkar/sebelumnya jadi Menteri Perindustrian), Agus Gumiwang Kartasasmitha (Golkar/sebelumnya jadi Menteri Sosial), Zainudin Amali (Golkar), Syahrul Yasin Limpo (NasDem), Siti Nurbaya Bakar (NasDem/sebelumnya jadi Menteri Lingkungan Hidup), Johnny G Plate (NasDem), Ida Fauziyah (PKB), Abdul Halim Iskandar (PKB), Agus Suparmanto (PKB), Suharso Monoarfa (PPP), Prabowo Subianto (Gerindra), dan Edhy Prabowo (Gerindra).
Dengan masuknya 3 kader elite ke kabinet Jokowi-Ma’ruf, berarti NasDem tidak jadi sebagai oposisi. Sebelumnya, kubu NasDem sempat isyaratkan siap tukar posisi menjadi oposisi, menyusul bergabungnya Gerindra ke pemerintahan. Ternyata, partai besutan Surya Paloh dapat jatah 3 kursi menteri, sama dengan PDIP (sementara), Golkar, dan PKB.
Sementara, Sri Mulyani dipastikan akan kembali menjadi Menteri Keuangan (Menkeu), seperti halnya Basuki Hadimuljono (yang akan kembali jadi Menteri PUPR) dan Yasona Laoly (yang akan kembali jadi Menkum HAM). Hal ini diakui sendiri oleh Sri Mulyani, seusai dipanggil Jokowi kemarin. "Beliau (Jokowi) menugaskan saya untuk menjadi Menteri Keuangan," kata Sri Mulyani. “Beliau minta khusus untuk saya, boleh menyebutkan posisinya," lanjut Sri Mulyani yang sudah jadi Menkeu sejak era Presiden SBY.
Basuki juga mengaku kembali ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri PUPR. Setelah dilantik, Basuki mengaku akan segera ke lapangan. Dia kemungkinan bertolak ke Papua hingga Palu. "Mau ke lapangan. Belum tahu (kapan), segera setelah pelantikan akan ada program ke Papua, Maluku, dan Palu," kata menteri yang berperan dalam program infrastruktur Jokowi periopde 2014-2019 ini.
Basuki mengaku diminta Jokowi melanjutkan posisinya sebagai Menteri PUPR, guna meneruskan program infrastruktur di periode kedua. Kelanjutan pembangunan infrastruktur ini, kata Basuki, sesuai dengan visi kedua Presiden Jokowi, yakni membuat wilayah terkoneksi termasuk di kawasan pariwisata. *
Jenderal Tito Karnavian dan Prabowo Subianto sudah lebih dulu dipanggil Presi-den Jokowi ke Istana Negara Jakarta untuk diminta kesediaannya masuk kabinet, Senin (21/10). Prabowo, mantan Danjen Kopassus dan Calon Presiden di Pilpres 2019 yang kini Ketua Umum DPP Gerindra, akan menduduki jabatan Menteri Pertahanan. Sementara Jenderal Tito belum diketahui pasti, apa posisinya di kabinet. Namun, spekulasi yang beredar, Jenderal Tito yang baru diberhentikan dari jabatan sebagai Kapolri atas persetujuan DPR, akan menduduki jabatan Menteri Dalam Negeri, bahkan mungkin juga jadi Menko Polhukam.
Sedangkan Moeldoko, Luhut Pandjaitan, dan Fachrul Razi baru dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara, Selasa (22/10). Moeldoko yang notabene mantan Panglima TNI, disebut-sebut akan kembali menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Kepresidenan, sebagaimana posisi sebelumnya di periode 2014-2019.
Sementara Luhut Pandjaitan, yang paling akhir dipanggil Presiden Jokowi tadi malam, akan menduduki jabatan sebagai Menko Maritim dan Investasi. Pada periode sebelumnya, Luhut yang notabene kader Golkar, menduduki kursi Menko Kemaritiman.
"Saya dipanggil di-brief tugas ke depan menangani maritim dan investasi. Beliau (Jokowi) memberikan arahan untuk penyelesaian masalah investasi untuk petro-chemical, B20, untuk kurangi impor gas," kata Luhut usai dipanggil Jokowi tadi malam. "Presiden minta supaya inefisiensi di berbagai lembaga betul-betul dilihat. Saya diminta membantu melihat itu juga.”
Sebaliknya, Fachrul Razi diprediksi akan menduduki jabatan sebagai Menteri Agama. Fachrul Razi adalah jenderal kelahiran Aceh, 26 Juli 1947, yang pernah menjabat Gubernur Akademi Militer (1996-1997), Asisten Operasi Kepala Staf Umum ABRI (1997-1998), Kepala Staf Umum ABRI (1998-1999), Sekjen Departemen Pertahanan (1999), dan Wakil Panglima TNI (1999-2000). Saat reformasi tahun 1998, dia menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Dia ikut rekomendasikan pecat Prabowo yang saat itu menjabat Danjen Kopassus.
Meski demikian, Fachrul Razi mengakui hubungannya dengan Prabowo saat ini cukup baik. "Saya dengan Pak Prabowo biasa-biasa saja. Kalau ketemu pelukan, makan sama-sama, nggak ada yang aneh. Memang masalah kedinasan, pribadi tak terganggu," kata Fachrul Razi dilansir detikcom usai bertemu Jokowi di Istana Negara, Selasa kemarin.
Sementara itu, hingga tadi malam Presiden Jokowi sudah memanggil 35 orang yang akan duduk di kabinet. Lebih dari 53 persen adalah figur profesional, sele-bihnya adalah kader partai.
Kalangan profesional yang dipanggil Jokowi adalah Mahfud MD (akademisi), Nadiem Makarim (pengusaha digital), Wishnutama (pekerja media), Erick Thohir (pengusaha), Tito Karnavian (Kapolri), Pratikno (akademisi yang sebelumnya menjabat Mensesneg), Nico Harjanto (surveyor), Sri Mulyani (ekonom yang sebelumnya menjabat Menteri Keuangan), Basuki Hadimuljono (birokrat yang sebelumnya menjabat Menteri PUPR), Fachrul Razi (TNI), Bahlil Lahadalia (pengusaha), Budi Karya Sumadi (birokrat yang sebelumnya menjabat Menteri Perhubungan), Bambang Brodjonegoro (ekonom), Sofyan Djalil (ekonom), Moeldoko (TNI), Luhut Pandjaitan (TNI), Teten Masduki, dan dr Terawan (dari RSPAD Gatot Soebroto).
Sedangkan dari partai politik, ada 15 politisi yang dipanggil Jokowi sebagai calon menteri. Mereka masing-masing Yasonna Laoly (PDIP/sebelumnya jadi Menkum HAM), Tjahjo Kumolo (PDIP/sebelumnya jadi Mendagri), Juliari Batubara (PDIP), Airlangga Hartarto (Golkar/sebelumnya jadi Menteri Perindustrian), Agus Gumiwang Kartasasmitha (Golkar/sebelumnya jadi Menteri Sosial), Zainudin Amali (Golkar), Syahrul Yasin Limpo (NasDem), Siti Nurbaya Bakar (NasDem/sebelumnya jadi Menteri Lingkungan Hidup), Johnny G Plate (NasDem), Ida Fauziyah (PKB), Abdul Halim Iskandar (PKB), Agus Suparmanto (PKB), Suharso Monoarfa (PPP), Prabowo Subianto (Gerindra), dan Edhy Prabowo (Gerindra).
Dengan masuknya 3 kader elite ke kabinet Jokowi-Ma’ruf, berarti NasDem tidak jadi sebagai oposisi. Sebelumnya, kubu NasDem sempat isyaratkan siap tukar posisi menjadi oposisi, menyusul bergabungnya Gerindra ke pemerintahan. Ternyata, partai besutan Surya Paloh dapat jatah 3 kursi menteri, sama dengan PDIP (sementara), Golkar, dan PKB.
Sementara, Sri Mulyani dipastikan akan kembali menjadi Menteri Keuangan (Menkeu), seperti halnya Basuki Hadimuljono (yang akan kembali jadi Menteri PUPR) dan Yasona Laoly (yang akan kembali jadi Menkum HAM). Hal ini diakui sendiri oleh Sri Mulyani, seusai dipanggil Jokowi kemarin. "Beliau (Jokowi) menugaskan saya untuk menjadi Menteri Keuangan," kata Sri Mulyani. “Beliau minta khusus untuk saya, boleh menyebutkan posisinya," lanjut Sri Mulyani yang sudah jadi Menkeu sejak era Presiden SBY.
Basuki juga mengaku kembali ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri PUPR. Setelah dilantik, Basuki mengaku akan segera ke lapangan. Dia kemungkinan bertolak ke Papua hingga Palu. "Mau ke lapangan. Belum tahu (kapan), segera setelah pelantikan akan ada program ke Papua, Maluku, dan Palu," kata menteri yang berperan dalam program infrastruktur Jokowi periopde 2014-2019 ini.
Basuki mengaku diminta Jokowi melanjutkan posisinya sebagai Menteri PUPR, guna meneruskan program infrastruktur di periode kedua. Kelanjutan pembangunan infrastruktur ini, kata Basuki, sesuai dengan visi kedua Presiden Jokowi, yakni membuat wilayah terkoneksi termasuk di kawasan pariwisata. *
Komentar