Makam Mahasiswa Unitas Dibongkar
Tewas saat diksar Menwa, diduga kuat akibat dianiaya
PALEMBANG, NusaBali
Polres Ogan Ilir di Sumatera Selatan membongkar makam Muhamad Akbar yang tewas saat pendidikan dasar Resimen Mahasiswa (menwa). Makam dibongkar karena korban diduga kuat tewas akibat dianiaya.
"Sebelumnya kita mendapat laporan dari ayah korban. Dilakukan penyelidikan dan apakah peristiwa ini akibat tindak pidana atau bukan," ucap Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir, AKP Malik Pahrin saat ditemui di TPU Borang Kota Palembang, Selasa (22/10).
Pantauan detikcom, terlihat keluarga korban berkumpul di lokasi melihat proses pembongkaran makam Akbar. Bahkan ada beberapa keluarga korban yang histeris melihat makan dibongkar.
Setelah pemeriksaan sejumlah saksi, tim penyidik membuat laporan dan langsung gelar perkara. Polisi menduga Akbar tewas akibat penganiayaan.
"Setelah penyelidikan kita buat laporan dan gelar perkara. Kuat dugaan bahwa korban meninggal akibat tindak pidana," kata Malik.
Melihat kejanggalan itu, kemarin penyidik dan dokter forensik dari RS Bhayangkara Palembang membongkar makam Akbar. Makam itu dibongkar untuk mencari alat bukti.
Hasilnya ? Usai bongkar makam, polisi menemukan tanda kekerasan.
"Kita menemukan tanda-tanda kekerasan di kepala, dada, dan yang kemarin (di alat vital). Semua karena benda tumpul," kata dokter forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel, Kompol Mansuri, ditemui di TPU Borang Sako, Banyuasin, Selasa (22/10).
Tanda-tanda kekerasan ditemukan polisi setelah tim forensik membongkar makam untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Akbar. Sebelumnya, forensik juga sudah melakukan pemeriksaan luar.
"Ini pemeriksaan dalam, kemarin untuk yang luar udah. Dari awal memang kita udah katakan ada luka tanda kekerasan di tubuh korban," katanya.
Pemeriksaan sendiri dilakukan sekitar sejam. Dari pemeriksaan itu ditemukanlah bukti-bukti diduga penyebab tewasnya korban saat mengikuti pendidikan dasar pekan lalu di daerah Tajung Senai, Ogan Ilir.
"Pemeriksaan dalam ini dilakukan untuk memastikan tanda-tanda kekerasan yang dialami korban. Hasilnya memang kami temukan," tutup Mansuri.
Tidak hanya bongkar makam, polisi pun sudah memeriksa sedikitnya 19 saksi di kasus tersebut. Saksi diperiksa berasal dari panitia dan peserta saat pendidikan dasar pekan lalu.
Sementara ayah korban saat ditemui di TPU berharap penyebab tewas sang anak segera terungkap. Hal ini sebagai bentuk kecurigaan keluarga sejak awal terkait tewasnya Akbar.
"Kami minta ini segera diungkap, supaya kami keluarga tahu penyebab meninggal karena apa. Karena ada kekerasan pada tubuh anak saya," tegas sang Ayah, Tito.
Diketahui, mahasiswa Fakultas Hukum semester III Universitas Taman Siswa (Unitas) itu tewas saat kegiatan diksar Menwa di Ogan Ilir, Rabu (16/10/2019). Sebelum tewas, ia diketahui sempat mengalami kram kaki dan dilarikan ke rumah sakit Ar Royan di Indralaya. *
"Sebelumnya kita mendapat laporan dari ayah korban. Dilakukan penyelidikan dan apakah peristiwa ini akibat tindak pidana atau bukan," ucap Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir, AKP Malik Pahrin saat ditemui di TPU Borang Kota Palembang, Selasa (22/10).
Pantauan detikcom, terlihat keluarga korban berkumpul di lokasi melihat proses pembongkaran makam Akbar. Bahkan ada beberapa keluarga korban yang histeris melihat makan dibongkar.
Setelah pemeriksaan sejumlah saksi, tim penyidik membuat laporan dan langsung gelar perkara. Polisi menduga Akbar tewas akibat penganiayaan.
"Setelah penyelidikan kita buat laporan dan gelar perkara. Kuat dugaan bahwa korban meninggal akibat tindak pidana," kata Malik.
Melihat kejanggalan itu, kemarin penyidik dan dokter forensik dari RS Bhayangkara Palembang membongkar makam Akbar. Makam itu dibongkar untuk mencari alat bukti.
Hasilnya ? Usai bongkar makam, polisi menemukan tanda kekerasan.
"Kita menemukan tanda-tanda kekerasan di kepala, dada, dan yang kemarin (di alat vital). Semua karena benda tumpul," kata dokter forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel, Kompol Mansuri, ditemui di TPU Borang Sako, Banyuasin, Selasa (22/10).
Tanda-tanda kekerasan ditemukan polisi setelah tim forensik membongkar makam untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Akbar. Sebelumnya, forensik juga sudah melakukan pemeriksaan luar.
"Ini pemeriksaan dalam, kemarin untuk yang luar udah. Dari awal memang kita udah katakan ada luka tanda kekerasan di tubuh korban," katanya.
Pemeriksaan sendiri dilakukan sekitar sejam. Dari pemeriksaan itu ditemukanlah bukti-bukti diduga penyebab tewasnya korban saat mengikuti pendidikan dasar pekan lalu di daerah Tajung Senai, Ogan Ilir.
"Pemeriksaan dalam ini dilakukan untuk memastikan tanda-tanda kekerasan yang dialami korban. Hasilnya memang kami temukan," tutup Mansuri.
Tidak hanya bongkar makam, polisi pun sudah memeriksa sedikitnya 19 saksi di kasus tersebut. Saksi diperiksa berasal dari panitia dan peserta saat pendidikan dasar pekan lalu.
Sementara ayah korban saat ditemui di TPU berharap penyebab tewas sang anak segera terungkap. Hal ini sebagai bentuk kecurigaan keluarga sejak awal terkait tewasnya Akbar.
"Kami minta ini segera diungkap, supaya kami keluarga tahu penyebab meninggal karena apa. Karena ada kekerasan pada tubuh anak saya," tegas sang Ayah, Tito.
Diketahui, mahasiswa Fakultas Hukum semester III Universitas Taman Siswa (Unitas) itu tewas saat kegiatan diksar Menwa di Ogan Ilir, Rabu (16/10/2019). Sebelum tewas, ia diketahui sempat mengalami kram kaki dan dilarikan ke rumah sakit Ar Royan di Indralaya. *
Komentar