200 Ha Sawah Terancam Kekeringan
Saluran Irigasi Desa Pejeng Kaja, Jebol
Beberapa petani telah mencari tukang traktor sawah, bahkan sudah ada mentraktor. Tiba-tiba mengalami kekeringan.
GIANYAR, NusaBali
Saluran irigasi di Banjar Sembuwuk, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, jebol. Air irigasi yang seharusnya mengalir ke lahan persawahan, tumpah ruah bagaikan air terjun. Akibatnya, sedikitnya 200 hektare (ha) sawah yang digarap tujuah subak di desa setempat terancam kekeringan.
Menurut Pekaseh Subak Laplapan Wayan Sadera, saluran irigasi itu jebol sekitar panjang 20 meter. Saluran ini jebol diduga karena kondisi tanah labil. “Jebol sudah sejak Minggu (20/10) lalu,” ujarnya, Jumat (25/10).
Dijelaskan, air irigasi ini bersumber dari Tukad Petanu yang dinaikkan melalui bendungan untuk mengairi ratusan hektare petak sawah. “Jebolnya sekitar 15 meter, dengan panjang sekitar 20 meter. Saat ini saluran airnya sudah ditutup sementara dan dibawa kembali ke Sungai Petanu,” jelasnya.
Sadera mengaku saluran irigasi itu mengairi sawah petani yang terdiri atas tujuh subak, dan mencapai 200 hektare areal persawahan. Mirisnya, beberapa petani telah mencari tukang traktor sawah, bahkan sudah ada yang sawahnya ditraktor dan tiba-tiba mengalami kekeringan. Padahal mulanya saluran irigasi itu sangat kokoh, dibangun pada tahun 1990. Sedangkan kontur tanahnya yang gembur membuat tanah di bawahnya ambles ke sungai.
“Sudah ada petugas dari pemerintah datang langsung ke lokasi. Kami hanya berharap agar saluran irigasi ini bisa segera diperbaiki. Entah salurannya digeser atau bagaimana solusinya, dengan demikian tujuh subak yang ada bisa dialiri dengan air,” bebernya.
Sadera menambahkan, tidak jarang pemilik lahan persawahan merubah fungsi lahannya dengan dibangun penginapan atau vila. Namun sekitar bulan lalu tidak dapat air karena saluran irigasi diperbaiki. Sekarang malah jebol kembali, dan diperkirakan kekeringan akan melanda 200 hektare sawah.
Kata dia, tantangan bertani tak hanya soal saluran irigasi jebol. Menurutnya, padi tumbuh bagus namun tikus banyak. Kalau ditanam selain padi, monyet-monyet yang ada di sepanjang Tukad Petanu naik mencari buah. ‘’Jangankan menanam pisang, pohon kelapa saja sudah dibersihkan sama merea, makanya tidak jarang pemilik lahan merubah fungsikan sawah mereka menjadi penginapan atau bangunan,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar Ir I Made Raka mengaku sudah mengecek ke lokasi. “Untuk perbaikannya, itu urusan pihak balai di Denpasar. Yang berwenang mengomentari untuk perbaikan itu pihak balai,” ujarnya. Perkiraan Raka, jebolnya saluran irigasi ini terdampak pada ratusan hektare lahan yang meliputi tujuh subak se Kecamatan Tampaksiring. “Ubud bagian timur, seperti Desa Petulu dan Banjar Laplapan, Petulu juga terdampak,” ujarnya. Terkait adanya petani yang sudah terlanjur menggemburkan lahannya menggunakan traktor, Made Raka pun mengaku turut prihatin. “Ada kejadian begini kan miris kita, petani sudah sewa traktor dan persiapan lain,” ungkapnya.
Kadis PUPR Kabupaten Gianyar Ir I Wayan Karya mengaku sudah menerima laporan jebolnya saluran irigasi ini. Pihaknya pun mengaku sudah langsung berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Bali-Nusa Penida. “Kami berharap perbaikan dapat segera dilakukan. Karena saluran irigasi itu menjadi kewenangan balai, Kami dari PUPR Gianyar sudah bersurat ke balai terkait kondisi jebol dan agar segera dilakukan perbaikan," katanya. *nvi
Menurut Pekaseh Subak Laplapan Wayan Sadera, saluran irigasi itu jebol sekitar panjang 20 meter. Saluran ini jebol diduga karena kondisi tanah labil. “Jebol sudah sejak Minggu (20/10) lalu,” ujarnya, Jumat (25/10).
Dijelaskan, air irigasi ini bersumber dari Tukad Petanu yang dinaikkan melalui bendungan untuk mengairi ratusan hektare petak sawah. “Jebolnya sekitar 15 meter, dengan panjang sekitar 20 meter. Saat ini saluran airnya sudah ditutup sementara dan dibawa kembali ke Sungai Petanu,” jelasnya.
Sadera mengaku saluran irigasi itu mengairi sawah petani yang terdiri atas tujuh subak, dan mencapai 200 hektare areal persawahan. Mirisnya, beberapa petani telah mencari tukang traktor sawah, bahkan sudah ada yang sawahnya ditraktor dan tiba-tiba mengalami kekeringan. Padahal mulanya saluran irigasi itu sangat kokoh, dibangun pada tahun 1990. Sedangkan kontur tanahnya yang gembur membuat tanah di bawahnya ambles ke sungai.
“Sudah ada petugas dari pemerintah datang langsung ke lokasi. Kami hanya berharap agar saluran irigasi ini bisa segera diperbaiki. Entah salurannya digeser atau bagaimana solusinya, dengan demikian tujuh subak yang ada bisa dialiri dengan air,” bebernya.
Sadera menambahkan, tidak jarang pemilik lahan persawahan merubah fungsi lahannya dengan dibangun penginapan atau vila. Namun sekitar bulan lalu tidak dapat air karena saluran irigasi diperbaiki. Sekarang malah jebol kembali, dan diperkirakan kekeringan akan melanda 200 hektare sawah.
Kata dia, tantangan bertani tak hanya soal saluran irigasi jebol. Menurutnya, padi tumbuh bagus namun tikus banyak. Kalau ditanam selain padi, monyet-monyet yang ada di sepanjang Tukad Petanu naik mencari buah. ‘’Jangankan menanam pisang, pohon kelapa saja sudah dibersihkan sama merea, makanya tidak jarang pemilik lahan merubah fungsikan sawah mereka menjadi penginapan atau bangunan,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar Ir I Made Raka mengaku sudah mengecek ke lokasi. “Untuk perbaikannya, itu urusan pihak balai di Denpasar. Yang berwenang mengomentari untuk perbaikan itu pihak balai,” ujarnya. Perkiraan Raka, jebolnya saluran irigasi ini terdampak pada ratusan hektare lahan yang meliputi tujuh subak se Kecamatan Tampaksiring. “Ubud bagian timur, seperti Desa Petulu dan Banjar Laplapan, Petulu juga terdampak,” ujarnya. Terkait adanya petani yang sudah terlanjur menggemburkan lahannya menggunakan traktor, Made Raka pun mengaku turut prihatin. “Ada kejadian begini kan miris kita, petani sudah sewa traktor dan persiapan lain,” ungkapnya.
Kadis PUPR Kabupaten Gianyar Ir I Wayan Karya mengaku sudah menerima laporan jebolnya saluran irigasi ini. Pihaknya pun mengaku sudah langsung berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Bali-Nusa Penida. “Kami berharap perbaikan dapat segera dilakukan. Karena saluran irigasi itu menjadi kewenangan balai, Kami dari PUPR Gianyar sudah bersurat ke balai terkait kondisi jebol dan agar segera dilakukan perbaikan," katanya. *nvi
1
Komentar