Gundala: Kebangkitan Komik Pahlawan Indonesia
Agar lebih kekinian dan diterima milenial, komik seri ‘Jagat Bumilangit’ diperbaharui dengan tampilan visual yang lebih menawan.
GIANYAR, NusaBali.com
Semenjak Bumilangit Studio mengumumkan rilisnya film pertama Jagat Sinematik Bumi Langit, Gundala disebut-sebut mirip dengan tokoh Flash dan sejumlah tokoh superhero lain, baik dari DC ataupun Marvel Cinematic Universe. Padahal, komik di Bumilangit sendiri sudah muncul pada tahun 1954, dengan karakter yang pertamakali diperkenalkan yakni Sri Asih, pemimpin kelompok pahlawan Patriot.
Karakter Gundala sendiri diciptakan pada tahun 1969 oleh Harya Suraminata (Hasmi) di komik pertamanya, Gundala Putra Petir. Komik-komik lawas ini kemudian direncanakan untuk dibuat dalam bentuk film dan membentuk satu kesatuan dunia sinematik, dimana antara satu film pahlawan ke film lainnya memiliki keterkaitan.
Lalu, bagaimana dengan komiknya? Dalam panel ‘Homegrown Heroes’ di UWRF 2019 pada Sabtu (26/10/2019), Rizqi Rinaldy Mosmarth, seorang editor dan ilustrator yang terlibat dalam proyek pembaharuan komik Jagat Bumilangit ini berbicara mengenai proyek-proyek selain adaptasi film di Jagat Bumilangit. Proyek tersebut antara lain pembaharuan komik Bumilangit sehingga kaum milenial dapat menikmati bentuk komik dan cerita asli dari serial pahlawan-pahlawan Indonesia ini.
“Tidak hanya memperbaharui tampilan komik lama ke visual yang lebih bagus, tapi nanti juga akan ada beberapa versi, seperti versi komik manga Jepang, versi komik Eropa, atau dengan versi kartun untuk seri pahlawan cilik. Untuk komik Godam yang sempat kita rilis melalui sosial media secara gratis kemarin juga beberapa di antaranya menggunakan aksara Jawa,” ujar Rizqi Rinaldy.
Satu lagi yang menjadi bahasan pada diskusi yang berlangsung di Taman Baca Ubud ini, yaitu mengenai kritik terhadap seri Bumilangit. Banyak yang mengkritik, tokoh Gundala yang di komik memakai kostum berwarna biru dan memakai helm bersayap sekilas mirip dengan tokoh Captain America di komik seri Marvel, lalu saat di film dan kostumnya berwarna merah, tokoh Gundala disebut-sebut mirip Flash dari DC Universe.
Padahal nyatanya tidak mirip tuh.
Kalau Captain America punya kekuatan super dan Flash punya kecepatan super kilat, maka Gundala memiliki kekuatan untuk mendatangkan petir. Itu saja sudah berbeda. Belum lagi kecepatan lari Gundala yang ‘hanya’ secepat angin topan. “Hasmi pernah bergurau, kalau Gundala punya kecepatan secepat kilat, nanti musuhnya kelewatan. Kan latarnya Gundala itu di Jogja, kota kecil, nanti Gundala lari tahu-tahu sudah sampai di pantai, musuhnya lewat,” gurau Rizqi.
Kritikan lainnya berasal dari masyarakat yang beranggapan bahwa membangun sebuah jagat sinematik bagi seri Bumilangit yang terlihat ambisius. Keambisiusan ini terlihat saat Bumilangit Studio mengumumkan seri-seri film Jagat Bumilangit yang akan diproduksi setelah Gundala beserta para aktor yang terpilih untuk memerankan karakter para pahlawan ini.
Lagi-lagi, Rizqi menangapinya dengan santai. “Iya memang ambisius, karena proyek ini sudah lama sekali tertunda. Proyek ini pertama kali dimulai di tahun 1954, tidak bisa ditunda lagi. Kebetulan saja sekarang sudah ada orang yang tepat dan talenta yang tepat, sehingga ini waktu yang tepat untuk mewujudkannya,” tegasnya.*yl
Komentar