Pengangkatan Air Danau Batur Jangan Sebatas Wacana
Rencana Dinas Pekerjaan Umum PU Bangli, untuk mengangkat air Danau Batur sebagai solusi dalam mengatasi masalah kesulitan air bersih di Kecamatan Kintamani, mendapatkan sambutan yang sangat positif .
BANGLI, NusaBali
Namun karena sudah kerapkali diwacanakan dan belum ada hasilnya, kalangan Dewan Bangli meminta kegitan tersebut diseriusi dan tidak sekadar wacana saja.
Wakil Ketua DPRD Bangli, I Nyoman Basma, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sangat mendukung rencana Dinas PU tersebut. Karena hal itu memang sudah semestinya dilakukan, sebab masyarakat Kintamani menjadi langganan kesulitan air, terutama ketika musim kemarau panjang.
“Kita berharap supaya rencana itu jangan hanya sebatas wecana saja. Namun wacana itu bisa ditindak lanjuti dengan serius. Pasalnya soal kebutuhan air bagi masyarakat memang sangat urgent,” ujarnya, saat dihubungi via telepon Minggu (8/11).
Kata dia, selama ini untuk mendapatkan pasokan air, masyarakat Kintamani mengeluarkan dana yang cukup besar, untuk membeli air. Warga yang membeli air dari pedagang keliling, berkisar Rp 250.000-Rp 300 ribu per tankinya. “Biaya yang tersebut sangat mahal untuk masyarakat, bahkan karena krisis air banyak lahan yang menjadi telantar,” katanya.
Lanjut politisi Partai Golkar tersebut, selama ini sebagian besar masyarakat hanya mengandalkan air dari hujan yang ditampung dalam cubang, jadi kalau musim kemarau tiba sudah dipastikan cubang itu mengering.“Mengenai ide untuk mengangkat air danau tersebut, memang sebuah gagasan cermerlang yang sejatiya sudah didambakan oleh masyarakat,” ungkap pria asal Desa Suter, Kintamani ini.
Untuk itu, program ini harus tetap berjalan dan sudah barang tentu menjadi PR yang harus diselesaikan. Walapu mengakat air danau membutuhkan anggaran yang cukup besar dan sudah barang tentu jika program ini, hanya mengandalakan dari APBD Bangli tentu mustahil dapat terealisasi dalam waktu dekat. “Maka, dalam hal ini dibutuhkan lobi ke pemerintah pusat dan propinsi, untuk mewujudkan program ini,“ pintanya.
Kemudian kalau nantinya program itu terealiasi, maka untuk kelanjutan pengelolaanya, Basma lebih memilih pengelolaan air diserahkan kepada desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).”Dengan pertimbangan tentu jika melibatkan desa dalam pengelolaan, maka tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara aset lebih terjamin,”pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bangli, Ida Bagus Wediatmika, mengatakan, sesuai rencana program tersebut, pihaknya tidak akan mengambil langsung air Danau Batur. Melainkan bakal membuat sumur-sumur dalam di sekitar danau. Setelah itu, baru airnya diangkat dengan tenaga mesin.
“Pengangkatan air ini memang sudah ada di Danau Batur, seperti untuk wilayah dusun di balik bukit. Malahan dari Kabupaten Karangasem ada yang mengambil air di Danau Batur. Kajian bakal kita lakukan pada tahun 2016 mendatang,” ujarnya.
1
Komentar