Lomba Jukung Jadi Inovasi Pemikat Wisman
Sebanyak 38 nelayan mengikuti Lomba Jukung serangkaian dengan Amed Culture Festival 2019.
AMLAPURA, NusaBali
Event pada Sabtu (26/10) ini dimaksudkan sebagai salah satu inovasi pemikat wisatawan yang berlibur di objek wisata Amed, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Karangasem. "Ini awal yang baik, Amed Culture Festival 2019, memanfaatkan potensi lokal, bisa menunjang kelangsungan industri pariwisata di Objek Wisata Amed," jelas Perbekel Purwakerthi, Kecamatan Anang, I Nengah Karyawan.
Peserta dilepas, disertai tabuh blaganjur, semua peserta langsung berlayar. Setiap jukung hanya diisi dua nelayan, satu nelayan bertugas mendayung dan satu nelayan bertugas memainkan layar. Setiap jukung hanya diperkenankan membawa satu dayung, dan syarat peserta mesti menggunakan jukung fiber.
Jalur yang dilalui perairan dari objek wisata Tirta Banjar Lebah, Desa Purwakerthi, selanjutnya menuju ke arah barat hingga ke rumpon perairan Batubelah, Desa Datah, Kecamatan Abang kemudian berbalik ke timur ke arah perairan Banjar Jemeluk, Desa Bunutan, dan finish kembali di depan objek Wisata Tirtha.
Lomba yang menempuh 1,5 jam hingga 2 jam sepenuhnya menggunakan tenaga angin dan dibantu dayung. Festival ini didukung 13 usaha dive, 15 kelompok nelayan, dan pelaku pariwisata lainnya. “Event ini sekaligus menjadi hiburan bagi wisawatan, khususnya mancanegara,” kata I Nengah Karyawan, didampingi Ketua Panitia I Wayan Suartana, dan dewan juri I Ketut Kalih, I Nengah Suanda dan I Wayan Mangku.
Hasil lomba jukung, semuanya dimenangkan nelayan dari Banjar Lebah, Desa Purwakerthi: juara I I Wayan Kari, juara II I Nyoman Asih, juara III I Wayan Mangku, juara IV I Made Kariana, juara V I Nengah Sudana, juara VI I Nyoman Sukarata, dan juara VII I Nengah Terima.*k16
Peserta dilepas, disertai tabuh blaganjur, semua peserta langsung berlayar. Setiap jukung hanya diisi dua nelayan, satu nelayan bertugas mendayung dan satu nelayan bertugas memainkan layar. Setiap jukung hanya diperkenankan membawa satu dayung, dan syarat peserta mesti menggunakan jukung fiber.
Jalur yang dilalui perairan dari objek wisata Tirta Banjar Lebah, Desa Purwakerthi, selanjutnya menuju ke arah barat hingga ke rumpon perairan Batubelah, Desa Datah, Kecamatan Abang kemudian berbalik ke timur ke arah perairan Banjar Jemeluk, Desa Bunutan, dan finish kembali di depan objek Wisata Tirtha.
Lomba yang menempuh 1,5 jam hingga 2 jam sepenuhnya menggunakan tenaga angin dan dibantu dayung. Festival ini didukung 13 usaha dive, 15 kelompok nelayan, dan pelaku pariwisata lainnya. “Event ini sekaligus menjadi hiburan bagi wisawatan, khususnya mancanegara,” kata I Nengah Karyawan, didampingi Ketua Panitia I Wayan Suartana, dan dewan juri I Ketut Kalih, I Nengah Suanda dan I Wayan Mangku.
Hasil lomba jukung, semuanya dimenangkan nelayan dari Banjar Lebah, Desa Purwakerthi: juara I I Wayan Kari, juara II I Nyoman Asih, juara III I Wayan Mangku, juara IV I Made Kariana, juara V I Nengah Sudana, juara VI I Nyoman Sukarata, dan juara VII I Nengah Terima.*k16
1
Komentar