KESEHATAN: Madu Tingkatkan Kinerja Berolahraga
Madu dipercaya sebagai ‘gula alami’ yang lebih bergizi dan aman untuk kesehatan.
Konsumsi madu memang lebih baik daripada gula buatan seperti sirup jagung yang mengandung fruktosa tinggi. Inilah sebabnya mereka yang melakukan diet paleo menggunakan madu sebagai pemberi rasa manis pada makanan yang dikonsumsinya.
Madu adalah cairan manis dan kental yang dihasilkan oleh lebah madu pekerja dari nektar bunga. Rasa dan warnanya bervariasi tergantung pada bunga yang dikunjungi lebah saat mengumpulkan madu. Madu bunga jeruk, misalnya, terbuat dari lebah yang menyerbuki tanaman jeruk. Lalu, peternak mengekstraksi sarang lebah berisi madu untuk menghilangkan zat pada seperti lilin. Bagi mereka yang punya masalah dengan gigi, rasa manis pada madu tak akan membuat gigi sakit.
Riset yang diterbitkan dalam Journal of Strength and Conditioning Research telah membuktikan manfaat madu untuk kinerja dalam berolahraga. Riset dilakukan dengan merekrut sembilan atlet balap sepeda yang diberikan satu sendok makan madu, dekstrosa (suatu bentuk glukosa), atau gel plasebo. Ketiga jenis zat tersebut diberikan sebelum dan saat peserta melakukan olahraga sepeda interval 10 mil dari balapan 40 mil yang disimulasikan. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi plasebo memiliki kinerja yang lebih buruk.
Sementara mereka yang mengonsumsi madu dan dekstrosa sama-sama meningkatkan kecepatan dan kekuatan menjelang akhir uji coba. Temuan ini menunjukkan, gula alami seperti madu sama efektifnya untuk membantu atlet ketahanan, termasuk pelari. “Pada akhirnya, karbohidrat apa pun dapat digunakan untuk memasok energi kepada para atlet," kata Lori Nedescu, seorang ahli diet olahraga.
Menurut Nedescu, caranya adalah memastikan kita dapat mentolerir sumber karbohidrat di bawah tekanan kinerja tinggi. Sementara itu, madu dapat ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan orang karena rasio fruktosa dan glukosanya. Ada bukti lain yang menunjukkan manfaat madu untuk kinerja tubuh. Satu studi menunjukkan, mengonsumsi madu setelah berolahraga dapat meningkatkan kinerja daya tahan berikutnya dibandingkan dengan hanya minum air putih.
Menurut Nedescu, orang perlu segera mengisi kembali glikogen otot mereka yang terkuras setelah olahraga yang panjang dan berat. "Sumber-sumber sederhana yang dapat dicerna dengan cepat, seperti madu, menghasilkan energi terbaik," ucapnya. Jadi, sesendok madu setelah olahraga adalah cara mudah untuk kembali mendapatkan energi. Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat glikemik rendah seperti madu sebelum olahraga juga terbukti meningkatkan kinerja daya tahan, membantu menjaga kadar gula dan mengubah pemanfaatan bahan bakar selama olahraga.
Mengisi energi dengan sumber gula seperti madu sebelum berolahraga adalah cara mudah untuk memastikan tubuh mampu bekerja keras. Ilmuwan Jerman juga menemukan laki-laki yang mengonsumsi sekitar tiga sendok makan madu 90 menit sebelum berolahraga sepeda, mengalami lebih sedikit stres oksidatif dan kerusakan DNA karena efek latihan. Periset menduga, antioksidan alami yang terdapat dalam madu dapat berperan dalam membantu mengurangi beberapa dampak yang kurang diinginkan dari olahraga yang intens pada tubuh seperti peradangan. Bisa jadi, mengonsumsi antioksidan lain seperti blueberry sebelum berolahraga juga memiliki manfaat yang sama.
Madu murni memiliki kandungan nutrisi yang sangat berguna bagi tubuh. Di dalam saluran pencernaan manusia, terdapat bakteri-bakteri baik yang bersifat menguntungkan. Di antaranya adalah Bifidobakteria dan Lactobacilli yang dapat meningkatkan kesehatan sistem pencernaan. Konsumsi makanan yang mengandung prebiotik alami seperti madu, ternyata dapat meningkatkan populasi bakteri ini sehingga dapat memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan. Selain itu, madu juga memiliki efek memperlambat pengosongan lambung. Hal ini membuat madu sering kali digunakan untuk terapi pengobatan dan pencegahan pada penyakit maag atau asam lambung.
Madu juga memiliki kandungan kalsium sebanyak 3-31 mg/100 gram gula. Kalsium tentu sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak dan pencegahan terjadinya ostoporosis pada mereka yang sudah berusia lanjut. Selain memiliki efek yang baik untuk tulang, madu juga memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolestrol jahat (LDL), meningkatkan kadar kolesterol (HDL), dan meningkatkan NO (nitrit oksida). NO merupakan suatu gas yang berperan untuk melancarkan peredaran darah, menjaga fungsi otot jantung, dan mengatur tekanan darah. Hal ini membuat madu dapat menjadi teman yang baik untuk mencegah terjadinya penyakit jantung atau pun stroke.
Selain itu, madu juga dapat dijadikan sebagai pemanis alami dan sebagai sumber energi. Hal ini disebabkan karena dalam satu sendok teh madu murni, terkandung 17 gram karbohidrat dengan kadar indeks gligemik yang tergolong rendah bila dibandingkan dengan pemanis buatan. Madu memiliki nilai indeks glikemik sekitar 35-48, sedangkan gula putih yang biasa digunakan sebagai pemanis mengandung 58-65. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, konsumsi madu saat berolahraga dapat meningkatkan stamina dan energi tubuh.
Madu ternyata juga dapat membantu penyembuhan luka. Ini karena madu mengandung efek antibakteri dan antiseptik berkat kandungan hidrogen peroksida. Selain itu, pH madu yang bersifat asam (antara 3,2-4,5) dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Madu juga memiliki efek antiradang dan kemampuan menyamarkan bekas luka. Hal ini karena madu memiliki kemampuan untuk mempercepat perbaikan pada pembuluh darah (karena terjadi kerusakan pada pembuluh darah saat luka), membantu mempercepat pertumbuhan lapisan kulit yang mengalami kerusakan, meningkatkan kolagen yang sangat baik untuk membantu perbaikan kulit, serta mencegah bekas luka dan keloid.
Karena kemampuan-kemampuan unik inilah, madu sering kali digunakan sebagai salah satu terapi untuk membantu penyembuhan luka dan kerap terkandung dalam komposisi krim untuk mengobati luka akibat terbakar ataupun luka akibat tergores. Madu dipercaya mengandung banyak manfaat. Walau begitu, jangan berikan madu pada bayi berusia kurang dari setahun. Alasan utama mengapa madu berbahaya untuk bayi adalah kemungkinan besar ada kandungan bakteri clostridium, yang tersembunyi di dalamnya.
Clostridium mudah berkembang di debu, sungai, dan tanah, besar kemungkinan bakteri ini juga mengontaminasi madu. Madu yang mengandung bakteri tersebut bisa membahayakan sistem pencernaan bayi karena ususnya belum matang dan tidak bisa melawan bakteri clostridium. Berbeda dengan orang dewasa yang sistem pencernaannya sudah matang dan bakteri ini tidak menyebabkan bahaya. Clostridium akan melepaskan racun di saluran cerna bayi, meski yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Efeknya adalah keracunan (botulisme). Keracunan makanan tersebut akan menimbulkan gejala sulit menelan, tangisan bayi lemah, lesu, tidak bisa buang air besar, dan kelumpuhan otot. Segera bawa bayi ke dokter jika menunjukkan gejala-gejala tersebut. *
1
Komentar