Tokoh Agama/Budaya Bali 'Bedah' Pemikiran I Gusti Bagus Sugriwa
Sejumlah tokoh agama dan budaya kembali membedah pemikiran-pemikiran dan kiprah almarhum I Gusti Bagus Sugriwa yang merupakan sosok perintis pembaharuan Agama Hindu dan bahkan dapat dijuluki ‘Mpu Ageng Kebudayaan Bali’.
DENPASAR, NusaBali
"Melalui kegiatan seminar ini bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia Denpasar, kami ingin menggugah semangat generasi muda untuk lebih menguatkan pemahaman tentang agama, tradisi, adat, seni dan budaya Bali untuk menghadapi tantangan era global," kata Ketua Dewan Pembina Yayasan I Gusti Bagus Sugriwa, Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang, disela-sela pelaksanaan seminar di Kampus ISI Denpasar, Jumat (25/10).
Dalam seminar bertajuk ‘I Gusti Bagus Sugriwa dalam Lintasan Sejarah Pembangunan Negara dan Agama Hindu’ itu dihadirkan sejumlah pembicara yakni Ida Padanda Gede Putra Yoga (mantan murid almarhum), Ida Padanda Gede Wayahan Wanasari (mantan pengurus Yayasan Dwijendra), Prof Dr I Made Bandem (tokoh seni budaya), Drs Ida Bagus Putu Suamba MA, PhD (pemerhati Siwa Budha), Ida Wayan Oka Granoka (mantan murid almarhum), I Nyoman Rema SS, MPhil H (penulis tesus mengenai IGB Sugriwa), dan Putu Eka Guna Yasa SS, MHum (akademisi).
Dalam kesempatan itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Ketut Widnya, yang membuka acara seminar tersebut mengatakan pemikiran-pemikiran IGB Sugriwa masih sangat relevan untuk direalisasikan dalam era Revolusi Industri 4.0. "Penting kita warisi dan bagikan kepada generasi milenial khususnya terkait agama Hindu salah satunya Beliau mengajarkan agar jangan sampai kita kehilangan ke-Baliannya. IGB Sugriwa bukan saja sosok pendidik, tetapi sekaligus politikus, seniman, budayawan dan tokoh agama. Sebagai seniman, Beliau sangat fasih menembangkan kidung dan kekawih," ucapnya.
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara melihat IGB Sugriwa sebagai pejuang Hindu yang luar biasa karena berjuang menghadapi berbagai tekanan tokoh agama lainnya saat itu untuk menembus agar Agama Hindu dapat diakui negara.
Ketua Panitia Seminar I GB Agung Suddhajinendra HS, SST Par dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah melanjutkan, menginformasikan dan mendokumentasikan, menyosialisasikan, memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui lembaga yang dibentuk untuk menyiarkan agama, tradisi, budaya Bali.
Masih dalam rangkaian seminar juga ada pemberian penghargaan I Gusti Bagus Sugriwa Nugraha’ kepada empat tokoh yakni Ida Padanda Gede Putra Telabah (alm), Ida Padanda Gede Putra Bajing, Ida Bagus Gde Agastya, dan I Gede Sura. "Penghargaan ini sebagai simbolis peranan I Gusti Bagus Sugriwa dan peranan anggota masyarakat yang betul-betul mengabdikan dirinya tanpa pamrih kepada agama, tradisi dan seni budaya Bali," kata Suddhajinendra.
Sementara itu, dari paparan para pemakalah dan diskusi dengan peserta seminar, dirumuskan sejumlah kesimpulan diantaranya, pengakuan bahwa I Gusti Bagus Sugriwa adalah tokoh: tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh panutan, telah dimunculkan dari berbagai pernyataan. Berbagai predikat dilekatkan kepada pribadi I Gusti Bagus Sugriwa antara lain, sebagai Pendidik, sebagai Pembina Bahasa dan Sastra Bali, sebagai Perintis Pembaharuan Agama Hindu, sebagai Cendekiawan, dan sebagai Empu Ageng Kebudayaan Bali.
Dari seminar ini juga menghasilkan saran, I Gusti Bagus Sugriwa adalah Cendikiawan Bali (Hindu Balinese Intelctual) yang patut diberi gelar Mpu Ageng Kebudayaan Bali. Segera disusun Biografi I Gusti Bagus Sugriwa yang lengkap dan diedarkan secara luas sebagai salah satu referensi dalam bidang agama, sastra, dan seni budaya Bali. Perlu diterbitkan pula secara terpisah dari I Gusti Bagus Sugriwa yaitu sebuah bibliografi karya – karya sang Empu Ageng dijadikan dasar pembelajaran di bidang agama , sastra dan seni. Kegiatan pengkajian dan pengembangan tentang budaya dan agama Bali dari pemikiran I Gusti Bagus Sugriwa jangan berhenti di sini, tetapi secara rutin dilaksanakan. Pemberian gelar Dr (HC) kepada I Gusti Bagus Sugriwa oleh PTN atau PTS, serta ada memorial lecture I Gusti Bagus Sugriwa. *ant
Dalam seminar bertajuk ‘I Gusti Bagus Sugriwa dalam Lintasan Sejarah Pembangunan Negara dan Agama Hindu’ itu dihadirkan sejumlah pembicara yakni Ida Padanda Gede Putra Yoga (mantan murid almarhum), Ida Padanda Gede Wayahan Wanasari (mantan pengurus Yayasan Dwijendra), Prof Dr I Made Bandem (tokoh seni budaya), Drs Ida Bagus Putu Suamba MA, PhD (pemerhati Siwa Budha), Ida Wayan Oka Granoka (mantan murid almarhum), I Nyoman Rema SS, MPhil H (penulis tesus mengenai IGB Sugriwa), dan Putu Eka Guna Yasa SS, MHum (akademisi).
Dalam kesempatan itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Ketut Widnya, yang membuka acara seminar tersebut mengatakan pemikiran-pemikiran IGB Sugriwa masih sangat relevan untuk direalisasikan dalam era Revolusi Industri 4.0. "Penting kita warisi dan bagikan kepada generasi milenial khususnya terkait agama Hindu salah satunya Beliau mengajarkan agar jangan sampai kita kehilangan ke-Baliannya. IGB Sugriwa bukan saja sosok pendidik, tetapi sekaligus politikus, seniman, budayawan dan tokoh agama. Sebagai seniman, Beliau sangat fasih menembangkan kidung dan kekawih," ucapnya.
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara melihat IGB Sugriwa sebagai pejuang Hindu yang luar biasa karena berjuang menghadapi berbagai tekanan tokoh agama lainnya saat itu untuk menembus agar Agama Hindu dapat diakui negara.
Ketua Panitia Seminar I GB Agung Suddhajinendra HS, SST Par dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah melanjutkan, menginformasikan dan mendokumentasikan, menyosialisasikan, memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui lembaga yang dibentuk untuk menyiarkan agama, tradisi, budaya Bali.
Masih dalam rangkaian seminar juga ada pemberian penghargaan I Gusti Bagus Sugriwa Nugraha’ kepada empat tokoh yakni Ida Padanda Gede Putra Telabah (alm), Ida Padanda Gede Putra Bajing, Ida Bagus Gde Agastya, dan I Gede Sura. "Penghargaan ini sebagai simbolis peranan I Gusti Bagus Sugriwa dan peranan anggota masyarakat yang betul-betul mengabdikan dirinya tanpa pamrih kepada agama, tradisi dan seni budaya Bali," kata Suddhajinendra.
Sementara itu, dari paparan para pemakalah dan diskusi dengan peserta seminar, dirumuskan sejumlah kesimpulan diantaranya, pengakuan bahwa I Gusti Bagus Sugriwa adalah tokoh: tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh panutan, telah dimunculkan dari berbagai pernyataan. Berbagai predikat dilekatkan kepada pribadi I Gusti Bagus Sugriwa antara lain, sebagai Pendidik, sebagai Pembina Bahasa dan Sastra Bali, sebagai Perintis Pembaharuan Agama Hindu, sebagai Cendekiawan, dan sebagai Empu Ageng Kebudayaan Bali.
Dari seminar ini juga menghasilkan saran, I Gusti Bagus Sugriwa adalah Cendikiawan Bali (Hindu Balinese Intelctual) yang patut diberi gelar Mpu Ageng Kebudayaan Bali. Segera disusun Biografi I Gusti Bagus Sugriwa yang lengkap dan diedarkan secara luas sebagai salah satu referensi dalam bidang agama, sastra, dan seni budaya Bali. Perlu diterbitkan pula secara terpisah dari I Gusti Bagus Sugriwa yaitu sebuah bibliografi karya – karya sang Empu Ageng dijadikan dasar pembelajaran di bidang agama , sastra dan seni. Kegiatan pengkajian dan pengembangan tentang budaya dan agama Bali dari pemikiran I Gusti Bagus Sugriwa jangan berhenti di sini, tetapi secara rutin dilaksanakan. Pemberian gelar Dr (HC) kepada I Gusti Bagus Sugriwa oleh PTN atau PTS, serta ada memorial lecture I Gusti Bagus Sugriwa. *ant
Komentar