Pasir Tetap Ancam Pasar Delundungan
Pasar strategis bagi warga Desa Ban Kecamatan Kubu ini berlokasi di alur sungai, sehingga setiap musim hujan, dapat kiriman air dan pasir, dan tertimbun pasir.
Meski Dianggarkan Perbaikan Rp 1,6 Miliar
AMLAPURA, NusaBali
Walau Dinas Perindustrian dan Perdagangan Karangasem mengajukan anggaran di R-APBD 2016, Rp 1,6 miliar untuk perbaikan Pasar Delundungan, di Banjar Delundungan, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, ternyata belum tentu menyelesaikan masalah yang selama ini merongrong bangunan pasar tersebut.
Sebab, Pasar Delundungan berlokasi di alur sungai, setiap musim hujan, dapat kiriman air dan pasir, sehingga tertimbun pasir. Ancaman itu diakui Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) I Gusti Ngurah Suarta dan Kepala Bappeda I Ketut Sedana Merta, sehingga masih dikoordinasikan ke Dinas PU Karangasem untuk membangun cekdam.
Hal itu dipaparkan secara terpisah di Amlapura, Minggu (8/11). Usulan perbaikan bangunan pasar Rp 1,6 miliar menurut Gusti Suarta, mengingat kondisi bangunan Pasar Delundungan telah keropos di beberapa bagian. “Kondisi bangunan itu telah rusak, tidak layak pakai. Padahal Pasar Delundungan, merupakan pasar tradisional satu-satunya untuk masyarakat di pedesaan itu,” katanya.
Walau di sisi lain Gusti Suarta mengakui, banyak kendala yang terjadi. “Setiap musim hujan dapat kiriman pasir, sehingga halaman Pasar Delundungan tertimbun pasir, begitu juga jalan raya. Karena lokasinya di alur sungai. Belum lagi areal parkir belum tertata,” katanya.
Dalam kondisi normal saja katanya, akses jalan menuju Pasar Delundungan tertimbun pasir, dan halaman pasar juga banyak pasir apalagi di musim hujan, sering menyulitkan aktivitas di pasar itu.
Bangunan bale los di tengah-tengah yang selalu jadi korban aliran pasir. Sedangkan bangunan kios terbuka ada di sisi timur, agak di ketinggian, tetap saja pasar menimbun di bagian halaman depan.
Kepala Bappeda Sedana Merta berjanji berkoordinasi dengan Dinas PU agar membangun cekdam, guna membelokkan aliran air dan pasir yang mengarah Pasar Delundungan. “Memang sebaiknya terbangun cekdam, nantilah saya berkoordinasi dengan Dinas PU,” jelasnya.
Sebab, sepanjang jalur dari Banjar Delundungan hingga Banjar Daya, Desa Ban, melintasi alur sungai, sehingga jalan tertimbun pasir.
Perbekel Ban, I Wayan Potag juga berharap, selain melakukan perbaikan bangunan pasar, juga ada bangunan cekdam, agar tidak lagi tertimbun pasir. “Bangunan pasar itu telah lama rusak, belum pernah dapat perbaikan,” katanya.
Paling tidak perbaikan nanti, agar konstruksi bangunannya ditinggikan, juga perlu dibuatkan parkir yang memadai. Sebab, Pasar Delundungan merupakan sentralnya pasar desa di Desa Ban, dimanfaatkan 16 banjar, termasuk Banjar Mekar Sari, Desa Sukadana.
Sedangkan 15 banjar di Desa Ban, seluruhnya memanfaatkan Pasar Delundungan yakni: Banjar Bunga, Daya, Delundungan, Cegi, Pengalusan, Pucang, Bonyoh, Belong, Cutcut, Jatituhu, Ban, Temakung, Darmaji, Manikaji dan Panek. “Pasar itu dibuka setiap hari Kajeng, memang sangat menyulitkan aktivitas pasar itu berlangsung di saat hujan lebat. Air bah dan pasir mengalir ke tengah pasar,” jelas Potag.
1
Komentar