Milenial Bali Bicara Sukses Self-Branding di Media Sosial
Berbagai platform media sosial mengantar kesuksesan branding, tapi di balik itu ada ancaman keamanan yang harus diwaspadai.
DENPASAR, NusaBali.com
Perkembangan sosial media memang mendatangkan banyak hal, mulai dari hal positif hingga negatif. Mulai dari pergaulan luas, peluang bisnis hingga cyber bullying. Inilah yang dikupas tuntas di Seken-Seken Ngorta: Sukses Via Media Sosial pada Senin (28/10/2019). Acara ini diadakan serangkaian ulang tahun Beranda Netizen Dewata yang pertama yang dilaksanakan di Two Fat Monk Asian Bistro & Coffee.
Acara ini menghadirkan beberapa tokoh yang membangun self-branding-nya melalui media sosial, seperti Miss Internet Indonesia 2019 Diah Desvi, pegiat media sosial Ruli Susanto, Anggota DPRD Provinsi Bali Agung Suyoga, content creator Rizki Darmawan, dan CEO Sing Main Main Andika Paramartha. Tak hanya membahas perkembangan sosial media, talkshow ini juga membahas bagaimana membangun branding diri untuk kemudian menjadi peluang bisnis ke depannya.
Menurut Diah Desvi, media sosial merupakan media untuk self branding, yang berarti media sosial merupakan cerminan dari pribadi seseorang. Maka dari itu, media sosial hendaknya diisi dengan hal-hal yang bersifat positif dan kreatif. “Jika mengelola media sosialnya sudah bagus, nanti akan ada peluang lain yang terbuka. Semisal, endorsement,” ujar Miss Internet Indonesia 2019 ini.
Hal ini telah dibuktikan oleh para pembicara lainnya, seperti Andika Paramartha yang bergerak di bidang merchandise baju. Dengan tagline-nya yaitu Sing Main-Main, CEO ini sukses menuai pundi-pundi bisnis melalui platform Instagram. Lain lagi dengan anggota dewan DPD, Agung Suyoga ini sukses menuai suara terbanyak se-kota Denpasar berkat berbagai kampanyenya di platform Instagram.
Namun, satu hal yang perlu diwaspadai adalah tingkat keamanan yang semakin rawan seiring dengan populernya sebuah akun. Ancaman keamanan di media sosial ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. “Yang pertama mungkin karena persoalan pribadi, mungkin ada oknum yang tidak senang dengan public figure tersebut. Ada juga yang meng-hack untuk kemudian akunnya digunakan untuk hal lain,” lanjut Diah.
Hal-hal seperti ini, menurut Diah dan pembicara lainnya, bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Pertama, memasang sandi atau password keamanan di smartphone masing-masing. Kemudian, dianjurkan untuk tidak menggunakan kata sandi yang bisa ditebak, seperti hari ulang tahun. Sandi tersebut juga dianjurkan untuk tidak digunakan di beberapa akun. Lalu, hal yang juga kerap dilewatkan adalah menggunakan verifikasi email yang sama dengan di media sosial untuk akun lain, seperti akun belanja online, karena secara tidak langsung, menggunakan email verifikasi yang sama berarti menyerahkan akses media sosial pada email tetsebut kepada pihak lain.*yl
1
Komentar