HUT ke-34 ST Putra Kencana Batannyuh, 99 Persen Mabasa Bali
Ada yang istimewa saat perayaan HUT Sekaa Teruna (ST) ke 34 Putra Kencana, Banjar Batannyuh, Desa Pakraman Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Minggu (17/7) malam.
TABANAN, NusaBali
Mulai dari pangenter (pembawa) acara, kelian, dan undangan berikan sambutan dengan menggunakan basa Bali kapara (pergaulan). Konsep mabasa Bali ini digagas tokoh pemuda setempat yang Ketua Komisi I DPRD Tabanan, Putu Eka Putra Nurcahyadi.
Ketua ST Putra Kencana terpilih yang juga Ketua Panitia, I Wayan Yudiana Kertayasa mengaku mengkemas HUT ke-34 dengan berbahasa Bali. Itu makanya baik spanduk, susunan acara, hingga sambutan ketua lama, ketua baru, hingga undangan wajib berbahasa Bali di atas podium. “Ide ini tercetus setelah anak-anak kecil di kampung berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan seakan bahasa Bali menjadi asing di pedesaan,” ungkap Yudiana.
Melalui perayaan pakeling wanti warsa atau ulang tahun ini, masyarakat yang menghadiri tersadarkan untuk mengajarkan bahasa Bali kepada anak-anaknya. Termasuk anggota ST Putra Kencana yang berjumlah 200 orang termotivasi melestarikan bahasa Bali. “Kami berharap semua tersadarkan menggunakan bahasa Bali agar tak asing di rumah sendiri,” tandasnya.
Ketua Komisi I DPRD Tabanan yang tokoh pemuda setempat, I Putu Eka Putra Nurcahyadi, juga didaulat berikan sambutan. Anggota dewan ini pun mampu dengan lugas berbahasa Bali di awal-awal sambutannya. Agar sambutannya tidak kaku, pencetus Forum Pemuda Belayu Bersatu ini menggunakan bahasa gado-gado yakni Bali dan Indonesia. “Saya belum bisa menggunakan sor singgih jadi belum bisa 100 persen mabasa Bali,” tandas Eka Putra.
Eka Putra mengaku salut upaya ST Putra Kencana dalam upaya melestarikan bahasa Ibu. Ia pun berharap masyarakat menjadi tergugah untuk membiasakan anak-anaknya berbahasa Bali di rumah maupun di lingkungan banjar. “Jangan sampai ada kesan susah belajar bahasa Bali. Sebenarnya tidak susah hanya perlu dibiasakan,” pesan Eka Putra. Hal senada juga disampaikan Camat Marga Made Murdika. Camat yang asli krama Desa Pakraman Belayu ini mengaku termotivasi upaya generasi muda di Belayu dalam upaya melestarikan bahasa Bali. Ia pun akan mencoba menerapkan pada percakapan di kantor. 7 cr61
Mulai dari pangenter (pembawa) acara, kelian, dan undangan berikan sambutan dengan menggunakan basa Bali kapara (pergaulan). Konsep mabasa Bali ini digagas tokoh pemuda setempat yang Ketua Komisi I DPRD Tabanan, Putu Eka Putra Nurcahyadi.
Ketua ST Putra Kencana terpilih yang juga Ketua Panitia, I Wayan Yudiana Kertayasa mengaku mengkemas HUT ke-34 dengan berbahasa Bali. Itu makanya baik spanduk, susunan acara, hingga sambutan ketua lama, ketua baru, hingga undangan wajib berbahasa Bali di atas podium. “Ide ini tercetus setelah anak-anak kecil di kampung berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan seakan bahasa Bali menjadi asing di pedesaan,” ungkap Yudiana.
Melalui perayaan pakeling wanti warsa atau ulang tahun ini, masyarakat yang menghadiri tersadarkan untuk mengajarkan bahasa Bali kepada anak-anaknya. Termasuk anggota ST Putra Kencana yang berjumlah 200 orang termotivasi melestarikan bahasa Bali. “Kami berharap semua tersadarkan menggunakan bahasa Bali agar tak asing di rumah sendiri,” tandasnya.
Ketua Komisi I DPRD Tabanan yang tokoh pemuda setempat, I Putu Eka Putra Nurcahyadi, juga didaulat berikan sambutan. Anggota dewan ini pun mampu dengan lugas berbahasa Bali di awal-awal sambutannya. Agar sambutannya tidak kaku, pencetus Forum Pemuda Belayu Bersatu ini menggunakan bahasa gado-gado yakni Bali dan Indonesia. “Saya belum bisa menggunakan sor singgih jadi belum bisa 100 persen mabasa Bali,” tandas Eka Putra.
Eka Putra mengaku salut upaya ST Putra Kencana dalam upaya melestarikan bahasa Ibu. Ia pun berharap masyarakat menjadi tergugah untuk membiasakan anak-anaknya berbahasa Bali di rumah maupun di lingkungan banjar. “Jangan sampai ada kesan susah belajar bahasa Bali. Sebenarnya tidak susah hanya perlu dibiasakan,” pesan Eka Putra. Hal senada juga disampaikan Camat Marga Made Murdika. Camat yang asli krama Desa Pakraman Belayu ini mengaku termotivasi upaya generasi muda di Belayu dalam upaya melestarikan bahasa Bali. Ia pun akan mencoba menerapkan pada percakapan di kantor. 7 cr61
Komentar