Puluhan Pramuwisata Disertifikasi
Sertifikasi ini untuk meningkatkan SDM dan mendapatkan pengakuan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) serta persiapan menghadapi persaingan global.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 20 pramuwisata di Buleleng menjalani uji kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Indonesia, Selasa (29/10). Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna menjelaskan, Pemkab terus mendorong Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan pramuwisata di Buleleng untuk mengikuti sertifikasi. Sertifikasi profesi wajib diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012, tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata.
Kata dia, di Buleleng sendiri dari ratusan pramuwisata yang ada, belum banyak yang bersertifikasi. Bahkan 120 orang yang sudah dilatih baru 75 orang pramuwisata yang bersertifikasi. "Mudah-mudahan tahun depan bisa kita anggarkan lebih banyak lagi melalui dana pusat dan APBD Kabupaten Buleleng," katanya.
Kata Sutrisna, Dispar Buleleng yang juga melibatkan LSP Pariwisata, Dinas Tenaga Kerja dna PHRI terus mendorong pelaku usaha berkomitmen dan konsisten dalam upayanya meningkatkan kompetensi dan pelayanan pariwisata melalui SDM yang unggul. Setelah mendapatkan sertifikat profesi, diharapkan pramuwisata ini dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dalam pelayanan yang lebih maksimal kepada wisatawan yang datang ke Buleleng.
Sakah seorang Asessor Sertifikasi LSP Pariwisata Indonesia, I Made Sudarsana Adi, mengatakan uji sertifikasi profesi ini untuk mendapatkan SDM yang unggul di dalam bekerja. Uji kompetensi profesi sangat diperlukan dalam dunia kerja. Mengingat saat ini pekerja di Indonesia sedang menghadapi pesaing-pesaing dari negara tetangga. Mereka dapat menggeser kedudukan kapan saja, ketika pekerja di Indonesia dinilai tidak kompeten.
“Kompetitor pekerja kita dari negara tetangga seperti Filipina, Singapura dan Malaysia. Sekarang bagaimana meningkatkan pelayanan pariwisata, sehingga tamu dapat pelayanan terbaik,” ucap dia.
Jelas dia, pelayanan yang prima di bidang pariwisata secara otomatis juga akan memberikan kesan istimewa pada wisatawa dengan potensi kedatangan kembali di waktu yang akan datang lebih besar. Uji kompetensi profesi ini juga untuk standarisasi pelayanan di bidang pariwisata.*k23
Kata dia, di Buleleng sendiri dari ratusan pramuwisata yang ada, belum banyak yang bersertifikasi. Bahkan 120 orang yang sudah dilatih baru 75 orang pramuwisata yang bersertifikasi. "Mudah-mudahan tahun depan bisa kita anggarkan lebih banyak lagi melalui dana pusat dan APBD Kabupaten Buleleng," katanya.
Kata Sutrisna, Dispar Buleleng yang juga melibatkan LSP Pariwisata, Dinas Tenaga Kerja dna PHRI terus mendorong pelaku usaha berkomitmen dan konsisten dalam upayanya meningkatkan kompetensi dan pelayanan pariwisata melalui SDM yang unggul. Setelah mendapatkan sertifikat profesi, diharapkan pramuwisata ini dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dalam pelayanan yang lebih maksimal kepada wisatawan yang datang ke Buleleng.
Sakah seorang Asessor Sertifikasi LSP Pariwisata Indonesia, I Made Sudarsana Adi, mengatakan uji sertifikasi profesi ini untuk mendapatkan SDM yang unggul di dalam bekerja. Uji kompetensi profesi sangat diperlukan dalam dunia kerja. Mengingat saat ini pekerja di Indonesia sedang menghadapi pesaing-pesaing dari negara tetangga. Mereka dapat menggeser kedudukan kapan saja, ketika pekerja di Indonesia dinilai tidak kompeten.
“Kompetitor pekerja kita dari negara tetangga seperti Filipina, Singapura dan Malaysia. Sekarang bagaimana meningkatkan pelayanan pariwisata, sehingga tamu dapat pelayanan terbaik,” ucap dia.
Jelas dia, pelayanan yang prima di bidang pariwisata secara otomatis juga akan memberikan kesan istimewa pada wisatawa dengan potensi kedatangan kembali di waktu yang akan datang lebih besar. Uji kompetensi profesi ini juga untuk standarisasi pelayanan di bidang pariwisata.*k23
Komentar