Orang Dekat Tito Sah Menjadi Kapolri
Komjen Pol Drs Idham Azis MSi sah menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Tito Karnavian, setelah Komisi III DPR RI menyetujuinya secara aklamasi usai fit and proper test di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/10).
JAKARTA, NusaBali
Setelah jadi Kapolri, orang dekat Mendagri Jenderal Tito Karnavian ini akan tunjuk Kabareskrim Mabes Polri yang baru, untuk usut kasus Novel Baswedan.
"Semua fraksi berkesimpulan bahwa tidak perlu membuat pandangan fraksi, na-mun keputusan melalui kapoksi, yaitu aklamasi. Aklamasi untuk menyetujui Komjen Idham Azis sebagai Kapolri," ujar Ketua Komisi III DPR, Herman Hery, usai fit and proper test calon tunggal Kapolri, Rabu kemarin.
Keputusan persetujuan Komjen Idham Azis sebagai Kapolri rencananya akan di-sampiakan ke Pimpinan DPR dalam sidang parpurna di Senayan, Kamis (31/10) ini. "Sore ini (kemarin) kami langsung bersurat kepada Pimpinan DPR untuk dibawa ke paripurna besok (hari ini)," kata Herman Hery.
Usai fit and proper test kemarin, Komjen Idham Azis langsung teken pakta integritas. Komjen Idham pun mengutip kata bijak mendiang Presiden BJ Habibie. "Kepada Tuhan, saya tidak akan bertanya mengapa, kenapa, dan bagaimana. Namun, jika hamba diperkenankan mengajukan satu permohonan, maka berilah hamba petunjuk serta kekuatan untuk mengambil jalan yang benar sesuai dengan kehendak-Mu," kata Komjen Idham Asis disambut tepuk tangan anggota Komisi III DPR.
Komjen Idham Azis sendiri telah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri, sepekan lalu, menggantikan Jenderal Tito Karnavian yang dilantik menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Setelah resmi menjabat Kapolri, Komjen Idham akan segera menunjuk Kabareskrim Mabes Polri yang baru untuk menangani kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.
"Begitu dilantik nanti, saya akan menunjuk Kabareskrim baru, saya beri dia waktu untuk segera mengungkap kasus itu," kata Komjen Idham seusai fit and proper test kemarin. Saat ditanya berapa lama waktu yang diberikan kepada Kabareskrim baru untuk mengungkap kasus Novel, Komjen Idham tidak menjawab. Dia hanya mengatakan pelantikan Kabareskrim baru akan dilaksanakan Jumat (1/11) besok. "Insyallah, hari Jumat nanti (pelantikan Kabareskrim baru, Red)," katanya.
Sementara, mantan kapolri Jenderal Tito Karnavian berharap Komjen Idham Azis meneruskan tugas-tugasnya yang belum selesai di kepolisian. Jenderal Tito mempersilakan Komjen Idham melanjutkan pengusutan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Saya harapkan Kapolri yang baru dapat melaksanakan reformasi, berusaha lebih baik lagi dari saya. Pekerjaan yang mungkin belum bisa saya tuntaskan, silakan lanjutkan," kata Jenderal Tito dilansir detikcom terpisah di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu kemarin. "Silakan kasus Novel juga. Karena mekanismenya kan, sudah ada sistemnya. Sama seperti saya di Mendagri, banyak menerima tugas yang belum tuntas di Kemendagri, seperti rekrutmen, afirmatif anak Papua. Begitu saya masuk, saya putuskan," imbuhnya.
Komjen Idham Azis adalah perwira tinggi Polri kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963. Sebelum ditunjuk jadi calon tnggal Kapolri, perwira tinggi luluan Akpol 1988 ini menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri.
Komjen Idham Azis merupakan orang dekat Jenderal Tito Karnavian. Kedekatan mereka dimulai pada 2005. Kala itu, Tito jadi Kepala Subden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri. Tito meminta Idham menjadi wakilnya dalam investigasi kasus di Poso, Sulawesi Tengah. Pada November 2005, Idham resmi menjadi Wakil Ketua Satuan Tugas Bareskrim Poso mendampingi Tito. Keduanya berperan dalam penangkapan gembong terortis asal Malaysia, Dr Azharai, di Batu, Malang, Jawa Timur, buan itu juga.
Ketika Jenderal Tito jadi Kapolri, karier Idham Azis terus menanjak. Dari Kapolda Sulteng 2014-2016, jadi Inspektur Wilayah II Inspektorat Pengawasan Umum Polri (Maret-September 2016), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (September 2016-Juli 2017), lanjut Kapolda Metro Jaya (Juli 2017-Januari 2019), lalu Kabareskrim Mabes Polri (sejak Januari 2019 hingga sekarang). *
"Semua fraksi berkesimpulan bahwa tidak perlu membuat pandangan fraksi, na-mun keputusan melalui kapoksi, yaitu aklamasi. Aklamasi untuk menyetujui Komjen Idham Azis sebagai Kapolri," ujar Ketua Komisi III DPR, Herman Hery, usai fit and proper test calon tunggal Kapolri, Rabu kemarin.
Keputusan persetujuan Komjen Idham Azis sebagai Kapolri rencananya akan di-sampiakan ke Pimpinan DPR dalam sidang parpurna di Senayan, Kamis (31/10) ini. "Sore ini (kemarin) kami langsung bersurat kepada Pimpinan DPR untuk dibawa ke paripurna besok (hari ini)," kata Herman Hery.
Usai fit and proper test kemarin, Komjen Idham Azis langsung teken pakta integritas. Komjen Idham pun mengutip kata bijak mendiang Presiden BJ Habibie. "Kepada Tuhan, saya tidak akan bertanya mengapa, kenapa, dan bagaimana. Namun, jika hamba diperkenankan mengajukan satu permohonan, maka berilah hamba petunjuk serta kekuatan untuk mengambil jalan yang benar sesuai dengan kehendak-Mu," kata Komjen Idham Asis disambut tepuk tangan anggota Komisi III DPR.
Komjen Idham Azis sendiri telah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri, sepekan lalu, menggantikan Jenderal Tito Karnavian yang dilantik menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Setelah resmi menjabat Kapolri, Komjen Idham akan segera menunjuk Kabareskrim Mabes Polri yang baru untuk menangani kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.
"Begitu dilantik nanti, saya akan menunjuk Kabareskrim baru, saya beri dia waktu untuk segera mengungkap kasus itu," kata Komjen Idham seusai fit and proper test kemarin. Saat ditanya berapa lama waktu yang diberikan kepada Kabareskrim baru untuk mengungkap kasus Novel, Komjen Idham tidak menjawab. Dia hanya mengatakan pelantikan Kabareskrim baru akan dilaksanakan Jumat (1/11) besok. "Insyallah, hari Jumat nanti (pelantikan Kabareskrim baru, Red)," katanya.
Sementara, mantan kapolri Jenderal Tito Karnavian berharap Komjen Idham Azis meneruskan tugas-tugasnya yang belum selesai di kepolisian. Jenderal Tito mempersilakan Komjen Idham melanjutkan pengusutan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Saya harapkan Kapolri yang baru dapat melaksanakan reformasi, berusaha lebih baik lagi dari saya. Pekerjaan yang mungkin belum bisa saya tuntaskan, silakan lanjutkan," kata Jenderal Tito dilansir detikcom terpisah di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu kemarin. "Silakan kasus Novel juga. Karena mekanismenya kan, sudah ada sistemnya. Sama seperti saya di Mendagri, banyak menerima tugas yang belum tuntas di Kemendagri, seperti rekrutmen, afirmatif anak Papua. Begitu saya masuk, saya putuskan," imbuhnya.
Komjen Idham Azis adalah perwira tinggi Polri kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963. Sebelum ditunjuk jadi calon tnggal Kapolri, perwira tinggi luluan Akpol 1988 ini menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri.
Komjen Idham Azis merupakan orang dekat Jenderal Tito Karnavian. Kedekatan mereka dimulai pada 2005. Kala itu, Tito jadi Kepala Subden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri. Tito meminta Idham menjadi wakilnya dalam investigasi kasus di Poso, Sulawesi Tengah. Pada November 2005, Idham resmi menjadi Wakil Ketua Satuan Tugas Bareskrim Poso mendampingi Tito. Keduanya berperan dalam penangkapan gembong terortis asal Malaysia, Dr Azharai, di Batu, Malang, Jawa Timur, buan itu juga.
Ketika Jenderal Tito jadi Kapolri, karier Idham Azis terus menanjak. Dari Kapolda Sulteng 2014-2016, jadi Inspektur Wilayah II Inspektorat Pengawasan Umum Polri (Maret-September 2016), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (September 2016-Juli 2017), lanjut Kapolda Metro Jaya (Juli 2017-Januari 2019), lalu Kabareskrim Mabes Polri (sejak Januari 2019 hingga sekarang). *
1
Komentar