Stok Habis, Tabanan Berlakukan Pengalihan Penggunaan Pupuk Bersubsidi
Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan berlakukan pengalihan penggunaan pupuk bersubsidi untuk hadapi musim tanam padi yang diprediksi berlangsung pada November mendatang.
TABANAN, NusaBali
Ini karena stok pupuk urea dan pupuk NPK (Phonska) habis sejak Oktober. Terkait hal itu, Dinas Pertanian sudah mengumpulkan para pekaseh.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan I Gusti Putu Wiadnyana, mengatakan pihaknya sudah merapatkan sejumlah pekaseh se-Kecamatan Tabanan. Rapat itu khusus membahas ketersediaan alokasi sejumlah pupuk bersubsidi yang sudah habis saat ini.
“Sebelumnya Tabanan sempat mendapat tambahan pupuk bersubsidi, merupakan realokasi dari kabupaten lain. Namun jumlahnya terbatas dan bahkan beberapa sudah habis saat ini. Makanya kami rapatkan pekaseh ini agar mereka juga mengetahui kondisi yang ada, sekaligus untuk mengarahkan pengalihan sementara penggunaan pupuk pada musim tanam mendatang,” ungkapnya, Rabu (30/10).
Dikatakannya, pengalihan tersebut khususnya berlaku untuk petani yang sebelumnya menggunakan pupuk urea bersubsidi. Kini karena stoknya habis sejak Oktober dialihkan sementara untuk memanfaatkan pupuk ZA bersubsidi. “Hal sama juga terjadi pada penggunaan pupuk NPK bersubsidi, dialihkan untuk menggunakan pupuk SP-36 sementara waktu,” imbuh Wiadnyana.
Diakuinya pertimbangan pengalihan urea ke pupuk ZA ini karena stok masih ada saat ini. Yakni, mencapai 45 ton. Selain itu, sejumlah kandungan atau unsur yang terdapat pada pupuk ZA hampir mirip terdapat pada urea. Begitu juga pertimbangan untuk pengalihan ke SP-36 karena stok masih ada sekitar 100 ton.
“Kondisi ini tidak hanya terjadi di Tabanan saja. Ini juga terjadi di kabupaten lainnya di Bali, karena pemerintah pusat juga membatasi untuk penambahan realokasi dari kuota yang sudah ada pada tahun ini,” kata Wiadnyana.
Disinggung apakah ada dampak yang terjadi pada tanaman padi dengan adanya pengalihan pupuk ini, Wiadnyana mengaku ada. Untuk penggunaan SP-36 ketahanan tanaman padi untuk hama menjadi berkurang, dan varietas padi yang memiliki pertumbuhan batang yang tinggi akan menjadi sangat mudah rebah. “Kemudian untuk pengalihan urea ke pupuk ZA, prediksinya pengalihan ke pupuk ZA ini tetap akan mampu menjaga produktivitas padi,” tandasnya. *des
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan I Gusti Putu Wiadnyana, mengatakan pihaknya sudah merapatkan sejumlah pekaseh se-Kecamatan Tabanan. Rapat itu khusus membahas ketersediaan alokasi sejumlah pupuk bersubsidi yang sudah habis saat ini.
“Sebelumnya Tabanan sempat mendapat tambahan pupuk bersubsidi, merupakan realokasi dari kabupaten lain. Namun jumlahnya terbatas dan bahkan beberapa sudah habis saat ini. Makanya kami rapatkan pekaseh ini agar mereka juga mengetahui kondisi yang ada, sekaligus untuk mengarahkan pengalihan sementara penggunaan pupuk pada musim tanam mendatang,” ungkapnya, Rabu (30/10).
Dikatakannya, pengalihan tersebut khususnya berlaku untuk petani yang sebelumnya menggunakan pupuk urea bersubsidi. Kini karena stoknya habis sejak Oktober dialihkan sementara untuk memanfaatkan pupuk ZA bersubsidi. “Hal sama juga terjadi pada penggunaan pupuk NPK bersubsidi, dialihkan untuk menggunakan pupuk SP-36 sementara waktu,” imbuh Wiadnyana.
Diakuinya pertimbangan pengalihan urea ke pupuk ZA ini karena stok masih ada saat ini. Yakni, mencapai 45 ton. Selain itu, sejumlah kandungan atau unsur yang terdapat pada pupuk ZA hampir mirip terdapat pada urea. Begitu juga pertimbangan untuk pengalihan ke SP-36 karena stok masih ada sekitar 100 ton.
“Kondisi ini tidak hanya terjadi di Tabanan saja. Ini juga terjadi di kabupaten lainnya di Bali, karena pemerintah pusat juga membatasi untuk penambahan realokasi dari kuota yang sudah ada pada tahun ini,” kata Wiadnyana.
Disinggung apakah ada dampak yang terjadi pada tanaman padi dengan adanya pengalihan pupuk ini, Wiadnyana mengaku ada. Untuk penggunaan SP-36 ketahanan tanaman padi untuk hama menjadi berkurang, dan varietas padi yang memiliki pertumbuhan batang yang tinggi akan menjadi sangat mudah rebah. “Kemudian untuk pengalihan urea ke pupuk ZA, prediksinya pengalihan ke pupuk ZA ini tetap akan mampu menjaga produktivitas padi,” tandasnya. *des
1
Komentar