Kredit HP Menggeser Kredit Elektronika
Dari berbagai HP yang paling diburu konsumen adalah HP dengan range harga Rp 3 jutaan.
DENPASAR, NusaBali
Gaya hidup, kebutuhan masyarakat berubah. Jika dulunya mengambil angsuran perelatan elektronik hingga furnitur, kini kebutuhan utamanya ditujukan pada handphone-handphone terbaru. “Sebanyak 70 persen dari kredit yang kami layani adalah handphone,” kata Made Kunang Satria Wibawa, Branch Manager Kuta FIF, Kamis (31/10/2019).
Padahal FIF dengan Spektra-nya, juga menyediakan berbagai angsuran mulai dari barang elektronik, laptop, furnitur hingga sepeda gayung. “Handphone dalam sekian waktu selalu mengeluarkan produk baru dengan fitur-fitur terkini, inilah yang membuat konsumen merasa perlu selalu meng-upgrade HP-nya,” ujar Kunang.
Disebutnya dari berbagai HP yang paling diburu konsumen adalah HP dengan range harga Rp 3 jutaan, dan merek yang paling banyak diburu adalah Oppo. “HP harga Rp 3 jutaan paling laris,” ungkapnya di sela-sela ‘Spektra Meriah’ yang digelar di halaman Sinar Abadi, Imam Bonjol Denpasar.
Antusias even yang diselenggarakan 27 Oktober hingga 3 November cukup besar. Diakui Kunang, dalam sehari transaksi tembus sampai Rp 250 juta untuk berbagai produk. “Ya tetap HP yang paling banyak dicari,” ujarnya.
“Kalau TV ataupun furnitur paling lima tahun bisa bertahan, sedangkan teknologi gadget terus berubah. Konsumen dalam setahun bisa ganti tiga kali HP,” tambah Dedi Subagiyo, Credit Regional Head.
Tak heran soal konsumen pun sudah terjadi pergeseran. Jika sebelumnya kalangan ‘tua’, kini milenial diakui sebagai konsumen berprospek. “Sebagaimana kita ketahui sekarang masuk era Industri 4.0 semua serba digital. Dan pengguna digital saat ini di usia milenial, 25-40 tahun mendominasi. Ya, 80 persen adalah milenial,” ungkap Dedi.
Sementara itu terkait persaingan dengan toko online diakui belum berdampak karena memiliki segmen masing-masing. Namun khusus mulai banyaknya fintech yang bermain dalam pembiayaan, Kunang mengaku ada pengaruhnya. “Fintech mulai banyak memberi penawaran pembiayaan, tapi kami ingatkan juga agar masyarakat waspada, mengingat banyak juga fintech yang bodong, tidak terdaftar pada OJK,” pesan Kunang. *mao
Gaya hidup, kebutuhan masyarakat berubah. Jika dulunya mengambil angsuran perelatan elektronik hingga furnitur, kini kebutuhan utamanya ditujukan pada handphone-handphone terbaru. “Sebanyak 70 persen dari kredit yang kami layani adalah handphone,” kata Made Kunang Satria Wibawa, Branch Manager Kuta FIF, Kamis (31/10/2019).
Padahal FIF dengan Spektra-nya, juga menyediakan berbagai angsuran mulai dari barang elektronik, laptop, furnitur hingga sepeda gayung. “Handphone dalam sekian waktu selalu mengeluarkan produk baru dengan fitur-fitur terkini, inilah yang membuat konsumen merasa perlu selalu meng-upgrade HP-nya,” ujar Kunang.
Disebutnya dari berbagai HP yang paling diburu konsumen adalah HP dengan range harga Rp 3 jutaan, dan merek yang paling banyak diburu adalah Oppo. “HP harga Rp 3 jutaan paling laris,” ungkapnya di sela-sela ‘Spektra Meriah’ yang digelar di halaman Sinar Abadi, Imam Bonjol Denpasar.
Antusias even yang diselenggarakan 27 Oktober hingga 3 November cukup besar. Diakui Kunang, dalam sehari transaksi tembus sampai Rp 250 juta untuk berbagai produk. “Ya tetap HP yang paling banyak dicari,” ujarnya.
“Kalau TV ataupun furnitur paling lima tahun bisa bertahan, sedangkan teknologi gadget terus berubah. Konsumen dalam setahun bisa ganti tiga kali HP,” tambah Dedi Subagiyo, Credit Regional Head.
Tak heran soal konsumen pun sudah terjadi pergeseran. Jika sebelumnya kalangan ‘tua’, kini milenial diakui sebagai konsumen berprospek. “Sebagaimana kita ketahui sekarang masuk era Industri 4.0 semua serba digital. Dan pengguna digital saat ini di usia milenial, 25-40 tahun mendominasi. Ya, 80 persen adalah milenial,” ungkap Dedi.
Sementara itu terkait persaingan dengan toko online diakui belum berdampak karena memiliki segmen masing-masing. Namun khusus mulai banyaknya fintech yang bermain dalam pembiayaan, Kunang mengaku ada pengaruhnya. “Fintech mulai banyak memberi penawaran pembiayaan, tapi kami ingatkan juga agar masyarakat waspada, mengingat banyak juga fintech yang bodong, tidak terdaftar pada OJK,” pesan Kunang. *mao
Komentar