Bupati Melayat ke Rumah Duka Siswa Gorok Leher
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri melayat ke rumah duka I Nengah Husen, 15, yang diduga tewas bunuh diri dengan cara gorok leher di Banjar Darma Karya, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Minggu (3/11).
AMLAPURA, NusaBali
Kedatangan bupati diterima ayah korban, I Nengah Sudana. Hanya saja, Bupati Mas Sumatri tidak mendapatkan penjelasan motif tewasnya siswa kelas X Desain Permodelan dan Instruktur Bangunan SMKN 1 Abang itu.
Bupati Mas Sumatri menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya siswa pintar tersebut. “Apa ya penyebabnya, sehingga anak itu bunuh diri dengan cara nekat begitu?” tanya Bupati Mas Sumatri. Ayah korban, Nengah Sudana mengaku tidak mengetahui motif anaknya bunuh diri dengan cara menebas bagian leher kirinya hingga tewas di halaman rumahnya, Minggu (27/10) pukul 22.00 Wita. “Saya juga tidak tahu motif anak saya bunuh diri, sehari-hari anak ini pendiam, jarang berkomunikasi,” kata Nengah Sudana.
Bupati Mas Sumatri berharap kasus bunuh diri tidak terulang kembali. Pihak sekolah diminta mengoptimalkan pendidikan budi pekerti, pendidikan karakter, pendidikan sopan santun, hormat kepada guru, hormat kepada orangtua, dan hormat kepada sesama. Bupati Mas Sumatri mengaku kaget mendengar ada siswa SMKN Abang bunuh diri dengan menggunakan sebilah golok tengah malam. Padahal kakak kandungnya, I Made Samudra diajak tidur sekamar dan di rumah itu juga ada ibu kandungnya Ni Luh Merta.
Plt Kasek SMKN 1 Abang I Wayan Darmayasa didampingi Wakasek Humas I Wayan Berata dan Wakasek Kesiswaan Ni Wayan Yuli Adnyani serta sejumlah siswa juga tidak ada yang mengetahui motif bunuh diri itu. Di sekolah, korban tidak pernah ada masalah, selalu ceria di hadapan teman-temannya. Saat bulan bahasa, Selasa (15/10), korban I Nengah Husen ikut lomba cerdas cermat dan baca puisi mewakili kelas X DPIB. Jasad korban dikuburkan pada Wraspati Wage Bala, Kamis (31/10).
Terpisah, Kapolsek Bebandem AKP I Wayan Sukarita tetap melakukan penyelidikan terkait tewasnya siswa kelas X SMKN Abang yang dinilai tidak lazim itu. Penyelidikan dilakukan dengan menggali keterangan dari saksi-saksi. Terutama keluarga korban yang paling tahu kondisi korban sebelum meninggal. “Tetap kami melakukan penyelidikan, belum ada petunjuk ke arah yang mencurigakan,” kata AKP Sukarita. Seperti berita sebelumnya, seorang siswa cerdas dari SMKN 1 Abang, Karangasem, I Nengah Husen, 15, di¬du¬ga te¬was bunuh diri dengan menggorok leher menggunakan senjata golok, Ming-gu (27¬/10) malam. Sebelum nekat ulahpati, korban sempat nonton TV hingga disuruh tidur oleh ibunya.
Korban pun menuruti nasihat ibunya dan langsung masuk kamar sembari tidur-tiduran ber¬sama kakaknya, I Made Samudra, 16 (siswa Kelas XI SMKN 1 Amlapura), sambil mendengarkan musik dari HP. Setelah anaknya masuk kamar, Ni Luh Merta lanjut tidur di kamar lain. Sedangkan ayah korban, I Nengah Sudana, 48, malam itu tidak ada di rumah karena sedang pergi ke rumah temannya, I Gede Sudiarsa. Malam sekitar pukul 22.00 Wita, barulah sang ayah Nengah Sudana pulang. Saat baru tiba, Nengah Sudana terkejut menemukan anak bungsunya dari dua bersau¬da¬ra, Nengah Husen, ter¬kapar bersimbah darah di halaman rumah, dalam posisi te¬lung¬kup dan masih me¬nge¬nakan headset. Sedangkan HP korban tak jauh dari posisinya tergele¬tak. Ada sebilah golok di sebelah tubuh korban.
Nengah Sudana semula mengira anaknya pingsan karena muntah darah, hingga langsung dirangkul, diangkat, dan diamati, sambil membersihkan darahnya, serta diberikan napas bantuan dari mulutnya. Ternyata, korban Nengah Husen sudah tak bernyawa. Sudana pun memanggil anak sulungnya yang tengah tidur, Made Samu¬dra. Korban mengalami luka sayatan sepanjang 9 cm sedalam 2 cm di leher kiri. Luka tersebut menganga dengan lebar 3 cm. Saat itu pula, Samu¬dra curiga adiknya bunuh diri dengan aksi gorok leher. Dalam kondisi panik, Samudra malam itu langsung membangunkan ibunya, Luh Merta. Tak lama berselang, para tetangga berdatangan ke lokasi TKP. Salah seo¬rang tetangga, I Kadek Suparta, 34, berinisiatif melaporkan kasus ini ke Polsek Bebandem. Jenazah korban selanjutnya dievakuasi untuk dititipkan ke RSUD Karangasem di Amlapura.
Dari hasil olah TKP, korban Nengah Husen, siswa berusia 15 tahun yang memiliki tinggi badan 164 cm disimpulkan meninggal karena bunuh diri dengan cara gorok leher menggunakan golok. Namun, belum diketahui apa motif di balik aksi ulahpati siswa pintar SMKN 1 Abang ini. *k16
Bupati Mas Sumatri menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya siswa pintar tersebut. “Apa ya penyebabnya, sehingga anak itu bunuh diri dengan cara nekat begitu?” tanya Bupati Mas Sumatri. Ayah korban, Nengah Sudana mengaku tidak mengetahui motif anaknya bunuh diri dengan cara menebas bagian leher kirinya hingga tewas di halaman rumahnya, Minggu (27/10) pukul 22.00 Wita. “Saya juga tidak tahu motif anak saya bunuh diri, sehari-hari anak ini pendiam, jarang berkomunikasi,” kata Nengah Sudana.
Bupati Mas Sumatri berharap kasus bunuh diri tidak terulang kembali. Pihak sekolah diminta mengoptimalkan pendidikan budi pekerti, pendidikan karakter, pendidikan sopan santun, hormat kepada guru, hormat kepada orangtua, dan hormat kepada sesama. Bupati Mas Sumatri mengaku kaget mendengar ada siswa SMKN Abang bunuh diri dengan menggunakan sebilah golok tengah malam. Padahal kakak kandungnya, I Made Samudra diajak tidur sekamar dan di rumah itu juga ada ibu kandungnya Ni Luh Merta.
Plt Kasek SMKN 1 Abang I Wayan Darmayasa didampingi Wakasek Humas I Wayan Berata dan Wakasek Kesiswaan Ni Wayan Yuli Adnyani serta sejumlah siswa juga tidak ada yang mengetahui motif bunuh diri itu. Di sekolah, korban tidak pernah ada masalah, selalu ceria di hadapan teman-temannya. Saat bulan bahasa, Selasa (15/10), korban I Nengah Husen ikut lomba cerdas cermat dan baca puisi mewakili kelas X DPIB. Jasad korban dikuburkan pada Wraspati Wage Bala, Kamis (31/10).
Terpisah, Kapolsek Bebandem AKP I Wayan Sukarita tetap melakukan penyelidikan terkait tewasnya siswa kelas X SMKN Abang yang dinilai tidak lazim itu. Penyelidikan dilakukan dengan menggali keterangan dari saksi-saksi. Terutama keluarga korban yang paling tahu kondisi korban sebelum meninggal. “Tetap kami melakukan penyelidikan, belum ada petunjuk ke arah yang mencurigakan,” kata AKP Sukarita. Seperti berita sebelumnya, seorang siswa cerdas dari SMKN 1 Abang, Karangasem, I Nengah Husen, 15, di¬du¬ga te¬was bunuh diri dengan menggorok leher menggunakan senjata golok, Ming-gu (27¬/10) malam. Sebelum nekat ulahpati, korban sempat nonton TV hingga disuruh tidur oleh ibunya.
Korban pun menuruti nasihat ibunya dan langsung masuk kamar sembari tidur-tiduran ber¬sama kakaknya, I Made Samudra, 16 (siswa Kelas XI SMKN 1 Amlapura), sambil mendengarkan musik dari HP. Setelah anaknya masuk kamar, Ni Luh Merta lanjut tidur di kamar lain. Sedangkan ayah korban, I Nengah Sudana, 48, malam itu tidak ada di rumah karena sedang pergi ke rumah temannya, I Gede Sudiarsa. Malam sekitar pukul 22.00 Wita, barulah sang ayah Nengah Sudana pulang. Saat baru tiba, Nengah Sudana terkejut menemukan anak bungsunya dari dua bersau¬da¬ra, Nengah Husen, ter¬kapar bersimbah darah di halaman rumah, dalam posisi te¬lung¬kup dan masih me¬nge¬nakan headset. Sedangkan HP korban tak jauh dari posisinya tergele¬tak. Ada sebilah golok di sebelah tubuh korban.
Nengah Sudana semula mengira anaknya pingsan karena muntah darah, hingga langsung dirangkul, diangkat, dan diamati, sambil membersihkan darahnya, serta diberikan napas bantuan dari mulutnya. Ternyata, korban Nengah Husen sudah tak bernyawa. Sudana pun memanggil anak sulungnya yang tengah tidur, Made Samu¬dra. Korban mengalami luka sayatan sepanjang 9 cm sedalam 2 cm di leher kiri. Luka tersebut menganga dengan lebar 3 cm. Saat itu pula, Samu¬dra curiga adiknya bunuh diri dengan aksi gorok leher. Dalam kondisi panik, Samudra malam itu langsung membangunkan ibunya, Luh Merta. Tak lama berselang, para tetangga berdatangan ke lokasi TKP. Salah seo¬rang tetangga, I Kadek Suparta, 34, berinisiatif melaporkan kasus ini ke Polsek Bebandem. Jenazah korban selanjutnya dievakuasi untuk dititipkan ke RSUD Karangasem di Amlapura.
Dari hasil olah TKP, korban Nengah Husen, siswa berusia 15 tahun yang memiliki tinggi badan 164 cm disimpulkan meninggal karena bunuh diri dengan cara gorok leher menggunakan golok. Namun, belum diketahui apa motif di balik aksi ulahpati siswa pintar SMKN 1 Abang ini. *k16
1
Komentar