Puskesmas Buleleng Dirancang Jadi Puskesmas Rawat Inap
Untuk menjadi Puskesmas Rawat Inap diperlukan penambahan ruangan dan fasilitas penunjang kesehatan lainnya.
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng berencana menaikkan status sejumlah Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di tahun 2020. Namun, dari sisi fasilitas masih banyak yang belum siap.
Salah satu Puskesmas yang bakal dinaikkan statusnya adalah Puskesmas Kubutambahan II, yang berada di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan. Ini diketahui setelah Komisi IV DPRD Buleleng mengecek kesiapan Puskesmas Kubutambahan menjadi Puskesmas Rawat Inap, Senin (4/11/2019). Kunjungan Komisi IV ke Puskesmas Kubutambahan dipimpin Ketua Komisi, Luh Hesti Ranitasari, bersama Sekretaris Komisi, Putu Suastika.
Rombongan Komisi IV diterima oleh salah satu staf Puskesmas dari bagian gizi, I Nengah Rinda. Dalam keterangannya, Rinda menyebut ada beberapa fasilitas pelayanan yang kurang termasuk ruangan. “Kalau menjadi Puskesmas Rawat Inap sangat perlu penambahan ruangan dan fasilitas penunjang kesehatan lainnya,” katanya.
Dalam kunjungan itu diketahui, beberapa ruang pelayanan yang semestinya terpisah masih menjadi satu, seperti ruang persalinan masih menyatu dengan ruang pelayanan lainnya. Di samping itu, di ruang UGD hanya ada satu bed. Selain mengecek kesiapan fasilitas layanan, Komisi IV juga memastikan ketersediaan obat di puskesmas Kubutambahan II. Dalam pengecekannya, ditemukan salah satu obat, yakni, Betadine sudah kadaluarsa tiga bulan lalu. “Tadi kami juga sudah sampaikan ke bagian farmasinya, agar lebih teliti lagi mengecek obat-obat yang disediakan. Ini harus ada check list persediaan obat hingga masa kadaluarsanya harus dipastikan,” terang Hesti Ranitasari.
Menurut politisi Partai Demokrat asal Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan ini, semua temuan dan aspirasi yang didapat dalam kunjungan tersebut akan disampaikan saat pembahasan RAPBD Induk tahun 2020. Apalagi Pemkab Buleleng berencana menaikkan status sejumlah Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap. “Ini menjadi catatan kami, sehingga dalam pembahasan nanti lebih intensif, bila nanti resmi menjadi Puskesmas Rawat Inap bisa lebih optimal lagi pelayanan dengan ketersediaan fasilitas yang memadai,” tandas Hesti Ranitasari. *k19
Salah satu Puskesmas yang bakal dinaikkan statusnya adalah Puskesmas Kubutambahan II, yang berada di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan. Ini diketahui setelah Komisi IV DPRD Buleleng mengecek kesiapan Puskesmas Kubutambahan menjadi Puskesmas Rawat Inap, Senin (4/11/2019). Kunjungan Komisi IV ke Puskesmas Kubutambahan dipimpin Ketua Komisi, Luh Hesti Ranitasari, bersama Sekretaris Komisi, Putu Suastika.
Rombongan Komisi IV diterima oleh salah satu staf Puskesmas dari bagian gizi, I Nengah Rinda. Dalam keterangannya, Rinda menyebut ada beberapa fasilitas pelayanan yang kurang termasuk ruangan. “Kalau menjadi Puskesmas Rawat Inap sangat perlu penambahan ruangan dan fasilitas penunjang kesehatan lainnya,” katanya.
Dalam kunjungan itu diketahui, beberapa ruang pelayanan yang semestinya terpisah masih menjadi satu, seperti ruang persalinan masih menyatu dengan ruang pelayanan lainnya. Di samping itu, di ruang UGD hanya ada satu bed. Selain mengecek kesiapan fasilitas layanan, Komisi IV juga memastikan ketersediaan obat di puskesmas Kubutambahan II. Dalam pengecekannya, ditemukan salah satu obat, yakni, Betadine sudah kadaluarsa tiga bulan lalu. “Tadi kami juga sudah sampaikan ke bagian farmasinya, agar lebih teliti lagi mengecek obat-obat yang disediakan. Ini harus ada check list persediaan obat hingga masa kadaluarsanya harus dipastikan,” terang Hesti Ranitasari.
Menurut politisi Partai Demokrat asal Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan ini, semua temuan dan aspirasi yang didapat dalam kunjungan tersebut akan disampaikan saat pembahasan RAPBD Induk tahun 2020. Apalagi Pemkab Buleleng berencana menaikkan status sejumlah Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap. “Ini menjadi catatan kami, sehingga dalam pembahasan nanti lebih intensif, bila nanti resmi menjadi Puskesmas Rawat Inap bisa lebih optimal lagi pelayanan dengan ketersediaan fasilitas yang memadai,” tandas Hesti Ranitasari. *k19
Komentar