Murid SDN 1 Ungasan Tempati Ruang Kelas Baru
Gedung Sekolah Terdampak Gempa, 3 Bulan Numpang
Setelah tiga bulan lebih numpang belajar di sekolah lain, sebanyak 315 murid SDN 1 Ungasan mulai menempati ruang kelas yang baru, Kamis (7/11).
MANGUPURA, NusaBali
Ditempatinya gedung sekolah yang terletak di Jalan Bali Cliff, Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, tersebut setelah Disdikpora Badung tuntas melakukan renovasi beberapa ruangan yang mengalami kerusakan akibat gempa pada Selasa, 16 Juli 2019 lalu.
Kepala SDN 1 Ungasan Ni Made Asri, menuturkan terhitung mulai Kamis (7/11) pagi, aktivitas kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Ungasan sudah berjalan normal. Sehingga, 315 murid dari kelas I hingga kelas VI yang sebelumnya numpang di dua sekolah tetangga (SDN 3 Ungasan dan SDN 4 Ungasan) sudah menempati ruang kelas mereka seperti sediakala. Diakuinya, para murid merasa antusias dengan kondisi sekolah yang sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
“Kami bersyukur gedung sekolah ini sudah bisa digunakan lagi. Anak-anak sangat antusias setelah melihat kondisi sekolah mereka sudah bagus lagi. Ya, meski kondisi sekarang ini belum dibersihkan semua, tapi itu akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa hari ke depan,” ujar Ni Made Asri saat ditemui, Kamis siang kemarin.
Saking antusiasnya murid-murid dengan kondisi sekolah yang baru direnovasi itu, dua jam sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar, seluruh murid membersihkan ruangan dan halaman sekolah yang memang masih ada material bangunan. “Karena kondisi sekolah masih ada tumpukan sampah dan material, guru-guru bersama murid setiap dua jam sebelum masuk ruangan pungut-pungut sampah. Itu memang kita rutinkan dalam beberapa hari ke depan untuk membereskan semua sampah. Meski saat ini terkendala buangnya di mana, tapi kami sudah inisiatifkan untuk dikumpulkan di satu titik dulu agar tidak menimbulkan persoalan baru,” bebernya.
Terkait digunakannya gedung setelah renovasi, Ni Made Asri mengaku belum memberitahukan secara resmi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Badung. Pihaknya sebatas memberitahu secara lisan saja. Rencananya, dalam dua hari ke depan, akan bersurat secara resmi untuk memberitahukan hal tersebut. Sebelum mulai dipergunakan, pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (6/11) pagi, di SDN I Ungasan yang terkena dampak gempa bumi sudah dilakukan upacara melaspas yang dihadiri oleh murid dan guru. Harapannya, dengan kegiatan itu, sekolah tertua di Ungasan ini bisa dipergunakan dengan baik dan terhindar dari kejadian sebelumnya.
Sebelumnya, SDN I Ungasan mengalami kerusakan cukup parah akibat terdampak gempa 6,0 SR pada Selasa (16/7) pagi. Bahkan dua orang siswa harus dilarikan ke rumah sakit karena mendapat luka pada kepala terkena reruntuhan genting. Selain itu, bangunan sekolah juga rusak pada bagian atap dan plafon. Hal inilah yang menyebabkan sekolah tersebut tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Sebanyak 317 siswa dari kelas I hingga kelas VI terpaksa nebeng di sekolah terdekat, yakni SDN 3 dan SDN 4 Ungasan. Ratusan murid itu dibagi ke dalam 11 rombongan belajar (rombel). Sebanyak 7 rombel di SDN 3 Ungasan, dan 4 rombel di SDN 4 Ungasan. Untuk masing-masing rombongan belajar terdapat 28 murid. Terkait waktu belajar, SDN I Ungasan mengikuti kegiatan belajar mengajar pada siang hari. Hal ini agar proses belajar mengajar di SDN 3 dan SDN 4 tidak terganggu. Pun terkait tenaga pengajar berasal dari SDN 1 Ungasan. *dar
Kepala SDN 1 Ungasan Ni Made Asri, menuturkan terhitung mulai Kamis (7/11) pagi, aktivitas kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Ungasan sudah berjalan normal. Sehingga, 315 murid dari kelas I hingga kelas VI yang sebelumnya numpang di dua sekolah tetangga (SDN 3 Ungasan dan SDN 4 Ungasan) sudah menempati ruang kelas mereka seperti sediakala. Diakuinya, para murid merasa antusias dengan kondisi sekolah yang sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
“Kami bersyukur gedung sekolah ini sudah bisa digunakan lagi. Anak-anak sangat antusias setelah melihat kondisi sekolah mereka sudah bagus lagi. Ya, meski kondisi sekarang ini belum dibersihkan semua, tapi itu akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa hari ke depan,” ujar Ni Made Asri saat ditemui, Kamis siang kemarin.
Saking antusiasnya murid-murid dengan kondisi sekolah yang baru direnovasi itu, dua jam sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar, seluruh murid membersihkan ruangan dan halaman sekolah yang memang masih ada material bangunan. “Karena kondisi sekolah masih ada tumpukan sampah dan material, guru-guru bersama murid setiap dua jam sebelum masuk ruangan pungut-pungut sampah. Itu memang kita rutinkan dalam beberapa hari ke depan untuk membereskan semua sampah. Meski saat ini terkendala buangnya di mana, tapi kami sudah inisiatifkan untuk dikumpulkan di satu titik dulu agar tidak menimbulkan persoalan baru,” bebernya.
Terkait digunakannya gedung setelah renovasi, Ni Made Asri mengaku belum memberitahukan secara resmi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Badung. Pihaknya sebatas memberitahu secara lisan saja. Rencananya, dalam dua hari ke depan, akan bersurat secara resmi untuk memberitahukan hal tersebut. Sebelum mulai dipergunakan, pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (6/11) pagi, di SDN I Ungasan yang terkena dampak gempa bumi sudah dilakukan upacara melaspas yang dihadiri oleh murid dan guru. Harapannya, dengan kegiatan itu, sekolah tertua di Ungasan ini bisa dipergunakan dengan baik dan terhindar dari kejadian sebelumnya.
Sebelumnya, SDN I Ungasan mengalami kerusakan cukup parah akibat terdampak gempa 6,0 SR pada Selasa (16/7) pagi. Bahkan dua orang siswa harus dilarikan ke rumah sakit karena mendapat luka pada kepala terkena reruntuhan genting. Selain itu, bangunan sekolah juga rusak pada bagian atap dan plafon. Hal inilah yang menyebabkan sekolah tersebut tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Sebanyak 317 siswa dari kelas I hingga kelas VI terpaksa nebeng di sekolah terdekat, yakni SDN 3 dan SDN 4 Ungasan. Ratusan murid itu dibagi ke dalam 11 rombongan belajar (rombel). Sebanyak 7 rombel di SDN 3 Ungasan, dan 4 rombel di SDN 4 Ungasan. Untuk masing-masing rombongan belajar terdapat 28 murid. Terkait waktu belajar, SDN I Ungasan mengikuti kegiatan belajar mengajar pada siang hari. Hal ini agar proses belajar mengajar di SDN 3 dan SDN 4 tidak terganggu. Pun terkait tenaga pengajar berasal dari SDN 1 Ungasan. *dar
1
Komentar