Ujian Keaksaraan Diikuti 1.409 Warga Belajar
Sebanyak 1.409 warga belajar di Karangasem mengikuti ujian program keaksaaraan setelah menuntaskan 36 kali pertemuan atau selama 114 jam.
AMLAPURA, NusaBali
Ujian terakhir digelar di Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Rabu (6/11). Ujian inii untuk mengetahui kemampuan warga belajar tentang calistung (membaca, menulis, dan menghitung). Mereka yang lulus berhak atas sertifikat SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara).
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengatakan, program keaksaraan terbagi di empat kecamatan. Semuanya telah menjalani ujian. Warga belajar di Kecamatan Bebandem mengikuti ujian pada Jumat (1/11). Di Kecamatan Selat pada Senin (4/11), Kecamatan Rendang, Selasa (5/11), dan terakhir Kecamatan Abang. Dikatakan, sebanyak 1.409 warga belajar mengikuti pelajaran di bale banjar dengan melibatkan 119 tutor.
Semula menargetkan sebanyak 1.500 warga belajar. Namun jumlah tutor yang tersedia tidak mencukupi, sehingga keikutsertaan warga belajar berkurang. Tutor yang direkrut berasal dari guru-guru SD dan pengawas SD setempat. Tujuannya mendekatkan tutor mengajar di wilayah tempat tinggalnya. Kegiatan belajar ada yang pinjam tempat di sekolah, bale banjar, atau di rumah warga yang mampu menampung sekitar 10-15 orang. Satu tempat dibina satu tutor.
Program keaksaraan di tahun 2019 di empat kecamatan terbagi untuk kelompok usia 15-24 tahun, 25-44 tahun, dan 45-59 tahun. Peserta warga belajar di Kecamatan Bebandem sebanyak 617 orang, Kecamatan Abang 204 warga belajar, Kecamatan Selat 98 warga belajar, dan Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. Paling banyak menyasar delapan desa di Kecamatan Bebandem. Disusul di Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. “Program keaksaraan ini tujuannya untuk mengentaskan buta aksara, setiap tahun ada program itu. Warga diharapkan bisa membaca, menulis, dan menghitung. Bagi yang usianya masih muda setelah tamat, bisa melanjutkan langsung diterima di paket A setara SD, diterima di kelas IV,” jelas Gusti Ngurah Kartika.
Diingatkan, mereka yang putus sekolah jangan khawatir. Masih ada harapan menatap masa depan dengan program keaksaraan. Setelah tamat keaksaraan bisa ke paket A kelas IV, berlanjut ke paket B setara SMP, dan kejar paket C setara SMA, kemudian tamat bisa kuliah. Setelah mampu menuntaskan 1.409 warga belajar di tahun 2019, maka buta aksara di Karangasem berkurang. Sebelumnya di tahun 2018 sebanyak 14.498 jiwa, tahun ini menjadi 13.089 jiwa. *k16
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengatakan, program keaksaraan terbagi di empat kecamatan. Semuanya telah menjalani ujian. Warga belajar di Kecamatan Bebandem mengikuti ujian pada Jumat (1/11). Di Kecamatan Selat pada Senin (4/11), Kecamatan Rendang, Selasa (5/11), dan terakhir Kecamatan Abang. Dikatakan, sebanyak 1.409 warga belajar mengikuti pelajaran di bale banjar dengan melibatkan 119 tutor.
Semula menargetkan sebanyak 1.500 warga belajar. Namun jumlah tutor yang tersedia tidak mencukupi, sehingga keikutsertaan warga belajar berkurang. Tutor yang direkrut berasal dari guru-guru SD dan pengawas SD setempat. Tujuannya mendekatkan tutor mengajar di wilayah tempat tinggalnya. Kegiatan belajar ada yang pinjam tempat di sekolah, bale banjar, atau di rumah warga yang mampu menampung sekitar 10-15 orang. Satu tempat dibina satu tutor.
Program keaksaraan di tahun 2019 di empat kecamatan terbagi untuk kelompok usia 15-24 tahun, 25-44 tahun, dan 45-59 tahun. Peserta warga belajar di Kecamatan Bebandem sebanyak 617 orang, Kecamatan Abang 204 warga belajar, Kecamatan Selat 98 warga belajar, dan Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. Paling banyak menyasar delapan desa di Kecamatan Bebandem. Disusul di Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. “Program keaksaraan ini tujuannya untuk mengentaskan buta aksara, setiap tahun ada program itu. Warga diharapkan bisa membaca, menulis, dan menghitung. Bagi yang usianya masih muda setelah tamat, bisa melanjutkan langsung diterima di paket A setara SD, diterima di kelas IV,” jelas Gusti Ngurah Kartika.
Diingatkan, mereka yang putus sekolah jangan khawatir. Masih ada harapan menatap masa depan dengan program keaksaraan. Setelah tamat keaksaraan bisa ke paket A kelas IV, berlanjut ke paket B setara SMP, dan kejar paket C setara SMA, kemudian tamat bisa kuliah. Setelah mampu menuntaskan 1.409 warga belajar di tahun 2019, maka buta aksara di Karangasem berkurang. Sebelumnya di tahun 2018 sebanyak 14.498 jiwa, tahun ini menjadi 13.089 jiwa. *k16
Komentar