Wagub Cok Ace Majenukan ke Rumah Duka
Peserta Jambore TLCI yang Tewas Laka di Pasuruan
Pecinta mobil klasik yang juga Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) majenukan (melayat) ke rumah duka I Kadek Dhio Raditya Mahayana, 12, di Jalan Sedap Malam, Gang I, Banjar Abiantubuh, Desa Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Minggu (10/11) siang.
DENPASAR, NusaBali
Mendiang adalah salah satu peserta Jambore Toyota Land Cruiser Indonesia (TLCI) yang meninggal dunia akibat kecelakaan di Jalan Tol jurusan Pasuruan-Surabaya, Jumat (8/11) subuh sekitar pukul 05.00 Wita.
Wagub Cok Ace yang kemarin didampingi Penasihat PPMKI Bali, Jos Dharmawan diterima ayahanda almarhum Kadek Dhio Raditya yakni I Kadek Nata Hermawan, 40, dan keluarga besarnya. Jenasah almarhum, kemarin dikremasi di Krematorium Santayana, Jalan Cekomaria Denpasar.
Sebelum proses kremasi, Wagub Cok Ace turut berbela sungkawa atas tragedi yang menimpa salah satu peserta Jambore TLCI. Cok Ace sebelumnya melepas sebanyak 119 peserta Jambore TLCI di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Kamis (7/11) sore lalu.
“Laka lantas yang menimpa sameton di perjalanan menjadikan pelajaran buat kita semua, memang kita harus lebih berhati-hati dalam setiap mengikuti event. Karena memang umur kendaraan yang sudah berusia puluhan tahun juga kita imbau kepada komunitas lebih hati-hati,” ujarnya.
Namun demikian menurut Cok Ace terkadang karena asyik dalam komunitas sekaa demen (organisasi penggemar) mobil antik yang klasik mengalahkan segalanya. “Saya pun begitu, kadang karena saking demen (gembira) mengikuti event perjalanan jauh, lupa istirahat, lelah masih jalan. Di sini kita harus tetap sigap dan lebih antipatif. Saya pengalaman dalam komunitas, capek pun tetap jalan. Rasa asyik itu kalahkan rasa lelah. Ya kita belajar sekarang dari pengalaman, tragedi sudah terjadi. Kita berharap ini yang terakhir,” ujar tokoh Puri Ubud yang juga memiliki koleksi beberapa mobil antik ini.
Diketahui, almarhum I Kadek Dhio Raditya Mahayana mempunyai kembaran (kembar buncing) perempuan yakni Komang Gea Aurellya Mahayani, 12. Sementara kakak sulung pasangan kembar buncing ini adalah Gede Rio Fernando Ardha Harawikrama, 14. Mereka adalah anak pasangan I Kadek Nata Hermawan, 40, dan Ni Putu Sugianti Lian Novianti, 37.
Nata Hermawan tak lain adalah kakak dari I Komang Nata Dwi Ananta, 36, pengemudi Toyota Land Cruiser jenis Hartop warna hijau DK 624 AC yang mengalami lakalantas di Tol Pasuruan-Surabaya Jawa Timur, Jumat (8/11) dini hari hingga menyebabkan Kadek Dhio meninggal dunia di TKP, sementara Komang Nata masih dirawat di Rumah Sakit Pasuruan Jatim.
Menurut Kadek Hermawan kepada NusaBali di rumah duka, dirinya tidak ada firasat akan kepergian putranya Dhio Raditya buat selamanya. "Anak saya Dhio sudah sering ikut kegiatan jambore dan otomotif dengan pamannya. Nggak ada firasat apapun," ujar pria yang juga penghobi motor klasik ini.
Dijelaskan Nata Hermawan saat berangkat ke Jambore Surabaya sang adik membawa turut serta 3 anaknya. Yakni Gede Rio Fernando Ardha Harawikrama, 14, dan kembar buncing Dhio dan Gea. Namun naas dalam kejadian tersebut Dhio meninggal dunia diduga akibat luka berat di kepala. Sedangkan kembarannya, Gea Mahayani dan Gede Rio mengalami luka ringan di kepala. Namun sudah bisa pulang. *nat
Wagub Cok Ace yang kemarin didampingi Penasihat PPMKI Bali, Jos Dharmawan diterima ayahanda almarhum Kadek Dhio Raditya yakni I Kadek Nata Hermawan, 40, dan keluarga besarnya. Jenasah almarhum, kemarin dikremasi di Krematorium Santayana, Jalan Cekomaria Denpasar.
Sebelum proses kremasi, Wagub Cok Ace turut berbela sungkawa atas tragedi yang menimpa salah satu peserta Jambore TLCI. Cok Ace sebelumnya melepas sebanyak 119 peserta Jambore TLCI di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Kamis (7/11) sore lalu.
“Laka lantas yang menimpa sameton di perjalanan menjadikan pelajaran buat kita semua, memang kita harus lebih berhati-hati dalam setiap mengikuti event. Karena memang umur kendaraan yang sudah berusia puluhan tahun juga kita imbau kepada komunitas lebih hati-hati,” ujarnya.
Namun demikian menurut Cok Ace terkadang karena asyik dalam komunitas sekaa demen (organisasi penggemar) mobil antik yang klasik mengalahkan segalanya. “Saya pun begitu, kadang karena saking demen (gembira) mengikuti event perjalanan jauh, lupa istirahat, lelah masih jalan. Di sini kita harus tetap sigap dan lebih antipatif. Saya pengalaman dalam komunitas, capek pun tetap jalan. Rasa asyik itu kalahkan rasa lelah. Ya kita belajar sekarang dari pengalaman, tragedi sudah terjadi. Kita berharap ini yang terakhir,” ujar tokoh Puri Ubud yang juga memiliki koleksi beberapa mobil antik ini.
Diketahui, almarhum I Kadek Dhio Raditya Mahayana mempunyai kembaran (kembar buncing) perempuan yakni Komang Gea Aurellya Mahayani, 12. Sementara kakak sulung pasangan kembar buncing ini adalah Gede Rio Fernando Ardha Harawikrama, 14. Mereka adalah anak pasangan I Kadek Nata Hermawan, 40, dan Ni Putu Sugianti Lian Novianti, 37.
Nata Hermawan tak lain adalah kakak dari I Komang Nata Dwi Ananta, 36, pengemudi Toyota Land Cruiser jenis Hartop warna hijau DK 624 AC yang mengalami lakalantas di Tol Pasuruan-Surabaya Jawa Timur, Jumat (8/11) dini hari hingga menyebabkan Kadek Dhio meninggal dunia di TKP, sementara Komang Nata masih dirawat di Rumah Sakit Pasuruan Jatim.
Menurut Kadek Hermawan kepada NusaBali di rumah duka, dirinya tidak ada firasat akan kepergian putranya Dhio Raditya buat selamanya. "Anak saya Dhio sudah sering ikut kegiatan jambore dan otomotif dengan pamannya. Nggak ada firasat apapun," ujar pria yang juga penghobi motor klasik ini.
Dijelaskan Nata Hermawan saat berangkat ke Jambore Surabaya sang adik membawa turut serta 3 anaknya. Yakni Gede Rio Fernando Ardha Harawikrama, 14, dan kembar buncing Dhio dan Gea. Namun naas dalam kejadian tersebut Dhio meninggal dunia diduga akibat luka berat di kepala. Sedangkan kembarannya, Gea Mahayani dan Gede Rio mengalami luka ringan di kepala. Namun sudah bisa pulang. *nat
1
Komentar