Kaget (Cupak Punyah) Masuk Youtube
Ketua Pramusti Bali ini menduga orang atau pihak yang menggugah atau mengupload video itu untuk mendapatkan keuntungan dari pihak Google.
Pramusti Serukan Stop Upload Karya Tanpa Izin
DENPASAR, NusaBali
Pramusti Bali menyerukan kepada masyarakat termasuk juga pada musisi maupun seniman itu sendiri untuk menghargai karya seni lewat pemanfaatan media sosial.
Seruan ini menyikapi makin maraknya karya seni yang diupload ke medsos tanpa izin pemiliknya. Pramusti mencontohkan rekaman pementasan drama kolosal ‘Cupak Punyah’ yang digelar saat pembukaan Bali Mandara Mahalango III di Taman Budaya (Art Centre) Denpasar, dua pekan lalu, tiba-tiba sudah muncul di youtube secara utuh tanpa diedit.
“Saya sendiri baru menyadari, banyak sekali pihak-pihak tertentu baik pecinta seni, atau orang yang memanfaatkan mencari keuntungan merekam dan mengupload karya seni seseorang di media sosial tanpa mereka memikirkan dan meminta izin dari pemilik karyanya. Hal ini tentu sangat merugikan senimannya,” ungkap IGN Murthana alias Rahman saat syukuran suksesnya pementasan drama kolosal ‘Cupak Punyah’ di Krisna Resto Gallery, Denpasar, Rabu (207).
Murthana yang juga produser Jayagiri Production ini mengungkapkan, pihaknya kaget karena pagelaran drama kolosal ‘Cupak Punyah’ yang merupakan kolaborasi Pramusti Bali dengan Clokontong Mas, tiba-tiba sudah diupload di youtube yang diupload oleh akun atau pihak lain yang belakangan diketahui orang yang mengaku pecinta seni Bali.
Rekaman itu, kata dia, disajikan secara utuh dalam format video, dan belum diedit. Padahal, sebenarya pihaknya sedang proses mengedit pagelaran tersebut untuk ditayangkan di TVRI Bali.
Dari pengamatan Rahman, dalam waktu tiga hari pasca pagelaran sudah ada sekitar 2.000 viewer lebih. Dia pun menduga orang atau pihak yang mengunggah atau mengupload video itu untuk mendapatkan keuntungan dari pihak Google. “Setelah ditelusuri, ternyata benar orang itu (yang menggugah) selain mengaku sebagai pecinta seni juga karena tergiur mendapatkan royalty dari pihak youtube. Menurut pengakuannya ya kira-kira kelipatan 10.000 viewer dia akan dapat royalty sekian dolar,” kata Rahman.
Nah, Rahman pun menjadikan kasus ini sebagai pelajaran dan pengalaman termasuk juga bagi para penyanyi dan insan seni di Bali. “Atas kejadian ini, kami baru menyadari, kalau mengupload ke media sosial mendapatkan duit yang menggiurkan, lantas kami-kami yang berkarya ini dapat apa,” serunya lagi.
Untuk itu, Rahman meminta masyarakat agar lebih bijak menghargai karya seniman Bali dan tidak seenaknya mengupload tanpa meminta izin pemilik karya. “Kami tidak mempermasalahkan merekam dan mendokumentasikan karya seniman Bali kalau memang untuk kepentingan pribadi, tapi kalau ada unsur mencari keuntungan, kami sangat sesalkan hal itu. Untuk itu, kami serukan hentikan mengupload karya seniman Bali tanpa izin,” tegasnya.
DENPASAR, NusaBali
Pramusti Bali menyerukan kepada masyarakat termasuk juga pada musisi maupun seniman itu sendiri untuk menghargai karya seni lewat pemanfaatan media sosial.
Seruan ini menyikapi makin maraknya karya seni yang diupload ke medsos tanpa izin pemiliknya. Pramusti mencontohkan rekaman pementasan drama kolosal ‘Cupak Punyah’ yang digelar saat pembukaan Bali Mandara Mahalango III di Taman Budaya (Art Centre) Denpasar, dua pekan lalu, tiba-tiba sudah muncul di youtube secara utuh tanpa diedit.
“Saya sendiri baru menyadari, banyak sekali pihak-pihak tertentu baik pecinta seni, atau orang yang memanfaatkan mencari keuntungan merekam dan mengupload karya seni seseorang di media sosial tanpa mereka memikirkan dan meminta izin dari pemilik karyanya. Hal ini tentu sangat merugikan senimannya,” ungkap IGN Murthana alias Rahman saat syukuran suksesnya pementasan drama kolosal ‘Cupak Punyah’ di Krisna Resto Gallery, Denpasar, Rabu (207).
Murthana yang juga produser Jayagiri Production ini mengungkapkan, pihaknya kaget karena pagelaran drama kolosal ‘Cupak Punyah’ yang merupakan kolaborasi Pramusti Bali dengan Clokontong Mas, tiba-tiba sudah diupload di youtube yang diupload oleh akun atau pihak lain yang belakangan diketahui orang yang mengaku pecinta seni Bali.
Rekaman itu, kata dia, disajikan secara utuh dalam format video, dan belum diedit. Padahal, sebenarya pihaknya sedang proses mengedit pagelaran tersebut untuk ditayangkan di TVRI Bali.
Dari pengamatan Rahman, dalam waktu tiga hari pasca pagelaran sudah ada sekitar 2.000 viewer lebih. Dia pun menduga orang atau pihak yang mengunggah atau mengupload video itu untuk mendapatkan keuntungan dari pihak Google. “Setelah ditelusuri, ternyata benar orang itu (yang menggugah) selain mengaku sebagai pecinta seni juga karena tergiur mendapatkan royalty dari pihak youtube. Menurut pengakuannya ya kira-kira kelipatan 10.000 viewer dia akan dapat royalty sekian dolar,” kata Rahman.
Nah, Rahman pun menjadikan kasus ini sebagai pelajaran dan pengalaman termasuk juga bagi para penyanyi dan insan seni di Bali. “Atas kejadian ini, kami baru menyadari, kalau mengupload ke media sosial mendapatkan duit yang menggiurkan, lantas kami-kami yang berkarya ini dapat apa,” serunya lagi.
Untuk itu, Rahman meminta masyarakat agar lebih bijak menghargai karya seniman Bali dan tidak seenaknya mengupload tanpa meminta izin pemilik karya. “Kami tidak mempermasalahkan merekam dan mendokumentasikan karya seniman Bali kalau memang untuk kepentingan pribadi, tapi kalau ada unsur mencari keuntungan, kami sangat sesalkan hal itu. Untuk itu, kami serukan hentikan mengupload karya seniman Bali tanpa izin,” tegasnya.
Komentar