Kadis Pariwisata Lobar Kena OTT
Jaksa amankan bukti uang Rp 95 juta, diduga dari pihak pemenang tender
MATARAM, NusaBali
Kepala Kejaksaan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat, Yusuf, melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Lombok Barat, Ispan Juniaidi, di ruang kerjanya. OTT tersebut terkait dengan permintaan fee dalam proyek pengembangan pariwisata. Kejaksaan Negeri Mataram menyita barang bukti uang senilai Rp 95,8 juta.
Uang yang diamankan dari tas ransel warna hitam itu diduga kuat jatah yang diterima Ispan Junaidi dari pihak pemenang tender.
"Jadi yang bersangkutan minta lima persen dari nilai kontrak proyeknya yang bernilai Rp1,5 miliar," ungkap Yusuf di Mataram, Selasa seperti dilansir detik.
Permintaan jatah kepada pihak pemenang tender ini, jelasnya, berkaitan dengan proyek fisik untuk pengembangan pariwisata di wilayah Lombok Barat.
Sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA), Kadispar Lombok Barat, Ispan Junaidi, memang berwenang dalam pencairan anggaran proyek yang disalurkan melalui dana Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019 tersebut.
Dengan kewenangannya, Kadispar Lombok Barat Ispan Junaidi memanfaatkan proses pencairan anggaran tahap pertama untuk mendapatkan jatah dari pemenang tender.
"Kalau tidak diberikan, dia (Ispan Junaidi) tidak mau tanda tangan termin," ujarnya.
Pada awalnya, lanjut Yusuf, Kadispar Lombok Barat ini meminta jatah 10 persen dari nilai proyeknya. Namun, setelah melewati proses negosiasi dengan pihak pemenang tender yang identitasnya enggan disebutkan itu, kesepakatan jatuh di lima persen.
"Jadi sudah lama ada nego-nego itu, mereka (Kadispar Lombok Barat) panggil kontraktornya dan minta persentase dari nilai proyeknya. Namun pada akhirnya si kontraktor hanya menyanggupi untuk memberikan jatah lima persen, itu pun uang dari pinjaman," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Ispan Junaidi yang saat ini sudah diamankan di Kantor Kejari Mataram masih akan menjalani pemeriksaannya sebagai saksi.
"Jadi hari ini masih kami periksa, masih ada waktu 24 jam untuk menentukan statusnya. Ya kalau ada pengembangan akan kami lanjutkan ke penyidikan," ujar dia.
Ispan Junaidi diamankan oleh tim intelijen dibawah pimpinan Kasi Intelijen Kejari Mataram Agus Taufikurrahman, dari ruangannya di Kantor Dinas Pariwisata Lombok Barat.
Saat disinggung soal pengamanan tersebut, Yusuf belum berani memberikan keterangan lebih lanjut. Melainkan dia berjanji akan menjelaskan secara detail terkait pengamanan ini setelah dia kembali ke kantor. *
Uang yang diamankan dari tas ransel warna hitam itu diduga kuat jatah yang diterima Ispan Junaidi dari pihak pemenang tender.
"Jadi yang bersangkutan minta lima persen dari nilai kontrak proyeknya yang bernilai Rp1,5 miliar," ungkap Yusuf di Mataram, Selasa seperti dilansir detik.
Permintaan jatah kepada pihak pemenang tender ini, jelasnya, berkaitan dengan proyek fisik untuk pengembangan pariwisata di wilayah Lombok Barat.
Sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA), Kadispar Lombok Barat, Ispan Junaidi, memang berwenang dalam pencairan anggaran proyek yang disalurkan melalui dana Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019 tersebut.
Dengan kewenangannya, Kadispar Lombok Barat Ispan Junaidi memanfaatkan proses pencairan anggaran tahap pertama untuk mendapatkan jatah dari pemenang tender.
"Kalau tidak diberikan, dia (Ispan Junaidi) tidak mau tanda tangan termin," ujarnya.
Pada awalnya, lanjut Yusuf, Kadispar Lombok Barat ini meminta jatah 10 persen dari nilai proyeknya. Namun, setelah melewati proses negosiasi dengan pihak pemenang tender yang identitasnya enggan disebutkan itu, kesepakatan jatuh di lima persen.
"Jadi sudah lama ada nego-nego itu, mereka (Kadispar Lombok Barat) panggil kontraktornya dan minta persentase dari nilai proyeknya. Namun pada akhirnya si kontraktor hanya menyanggupi untuk memberikan jatah lima persen, itu pun uang dari pinjaman," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Ispan Junaidi yang saat ini sudah diamankan di Kantor Kejari Mataram masih akan menjalani pemeriksaannya sebagai saksi.
"Jadi hari ini masih kami periksa, masih ada waktu 24 jam untuk menentukan statusnya. Ya kalau ada pengembangan akan kami lanjutkan ke penyidikan," ujar dia.
Ispan Junaidi diamankan oleh tim intelijen dibawah pimpinan Kasi Intelijen Kejari Mataram Agus Taufikurrahman, dari ruangannya di Kantor Dinas Pariwisata Lombok Barat.
Saat disinggung soal pengamanan tersebut, Yusuf belum berani memberikan keterangan lebih lanjut. Melainkan dia berjanji akan menjelaskan secara detail terkait pengamanan ini setelah dia kembali ke kantor. *
1
Komentar