Pengidap Tumor asal Lombok Dirawat di RSUP Sanglah
Sudah dua tahun mengalami kelumpuhan, kini bocah 4 tahun asal Lombok juga menderita tumor yang sudah menyebar ke tubuh kecilnya.
DENPASAR, NusaBali.com
Tubuh Silvia Azoya tergolek lemah di pangkuan ibunya, Siti Zaenab, di ranjang sal Cempaka, kamar 309, RSUP Sanglah, Bali, Kamis (14/11/2019). Di kakinya terpasang selang untuk mengalirkan cairan infus ke tubuh bocah berusia empat tahun ini. "Kalau dipasangkan di tangan dia menangis kesakitan," kata sang ayah, Ahmad Sarbi dengan mata berkaca-kaca. Sejak usia dua tahun, Zoya mengalami kelumpuhan di kakinya. "Kedua kakinya tidak bisa digerakkan, dicubit keras-keras pun dia tidak terasa kesakitan," katanya.
Selain mengalami kelumpuhan, Zoya juga mengidap tumor di ususnya sejak tiga tahun yang lalu. Tumor kini sudah menyebar hingga ke bagian perut dan tulang ekor yang membuatnya tidak bisa tidur terlentang. Sebelumnya Zoya sudah mendapatkan penanganan dari tim medis di rumah sakit daerah asalnya, yakni RSUP Mataram. Namun Ahmad mengatakan pihak rumah sakit tidak bisa melakukan pengobatan lantaran keterbatasan alat medis.
Hingga akhirnya Zoya dirujuk untuk dirawat di RSUP Sanglah Bali dan mulai mendapatkan perawatan intensif sejak Minggu (10/11/2019) lalu. Ahmad menyampaikan awalnya tim dokter berencana melakukan operasi biopsi ulang untuk mengambil sampel tumor Zoya pada Rabu (13/11/2019) kemarin. Namun operasi ditunda lantaran kondisi Zoya melemah. "Operasi biopsi akan dilakukan lagi karena dokter ragu jenis tumor apa yang diidap Zoya," ungkapnya.
Berdasarkan operasi biopsi di RSUP Mataram beberapa waktu lalu mengatakan Zoya didiagnosis mengidap tumor jinak. "Kalau tumor jinak, kata dokter rasanya tidak mungkin secepat ini penyebarannya, kalaupun tumor ganas tidak mungkin kondisi tubuhnya masih sesegar itu," lanjut Ahmad.
Sampel akan digunakan untuk mendiagnosa jenis kanker untuk menentukan penanganan selanjutnya. "Jika tumor jinak, nanti akan dioperasi besar-besaran. Kalo tumornya ganas nanti akan dikemoterapi di sini,'' ujarnya. Keluarga yang menjadi saksi gempa Lombok 2018 lalu ini tak henti-hentinya berharap agar penanganan dokter bisa memulihkan anaknya seperti sedia kala.*has
Komentar