Pohon Dibalut Kain Putih Kuning, Warga Berdatangan Mohon Berkah
Peristiwa Ajaib di Desa Mekarsari, Pohon Rambutan Keluarkan Air yang Dipercaya sebagai Tirtha
Peristiwa ajaib pohon rambutan mengeluarkan air terjadi hampir ber-barengan dengan mimpi aneh seorang warga Banjar Peneng, Desa Mekarsari. Dalam mimpinya, warga dapat wangsit akan muncul tirtha di sekitar Pura Batur, yang berjarak sekitar 300 meter dari pohon rambutan ajaib
TABANAN, NusaBali
Pohon rambutan di tegalan milik keluarga I Wayan Sandeh, 85, di Banjar Peneng, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, Tabanan bikin heboh warga sekampung. Pasalnya, pohon rambutan setinggi 15 meter dengan diameter 20 centimeter ini mendadak keluarkan air, yang dipercaya sebagai tirtha (air suci). Krama dari berbagai pelosok pun datang ke lokasi pohon rambutan ajaib yang telah diselimuti kain putih kuning ini untuk memohon berkah tirtha.
Peristiwa ajaib pohon rambutan mengeluarkan air ini terjadi sejak Purnamaning Kalima pada Anggara Umanis Wayang, Selasa (12/11) lalu. Air menetes dari daun dan ranting bagian atas pohon rambutan.
Anehnya, peristiwa ajaib pohon rambutan mengeluarkan air ini terjadi hampir berbarengan dengan mimpi aneh yang dialami seorang warga Banjar Peneng, Desa Mekarsari. Dalam mimpinya, disebutkan akan muncul tirtha di sekitar Pura Batur, Banjar Peneng. Pohon rambutan yang mengeluarkan air itu sendiri berjarak sekitar 300 meter arah selatan dari Pura Batur.
Peristiwa ajaib munculnya air dari pohon rambutan ini pertama kali diketahui oleh seorang warga Bajar Peneng, I Wayan Purna, 51, Selasa pagi pukul 06.00 Wita. Pagi itu, Wayan Purna pergi ke tegalannya untuk mencangkul. Kebetulan, tegalannya bertetangga dengan tegalan milik Wayan Sandeh, di mana pohon rambutan ajaib tersebut berada.
Kisahnya, Wayan Purna yang kala itu merasa lapar, iseng-iseng mencari jagung untuk dibakar ke tegalan Wayan Sandeh. Saat melintas di jalan tepat di bawah pohon rambutan itu, dirasakan ada air jatuh seperti hujan gerimis. "Sampai saya di bawah pohon, seperti hujan, lalu sedikit ke arah selatan tidak ada air. Jadi, airnya hanya di sekitaran pohon rambutan saja," kenang Wayan Purna di lokasi pohon rambutan ajaib, Kamis (14/11).
Peristiwa aneh ini kemudian disampaikan Wayan Purna ke pemilik tegalan, Wayan Sandeh. Selanjutnya, Wayan Sandeh memasang wastra (kain) putih kuning melingkar di bagian bongkol (batang bawah) pohon rambutan. Di atas wastra tersebut dibentangkan plastik bening untuk menampung airnya yang menetes dari daun dan ranting. "Airnya cukup deras. Saat Purnama itu, air seperti hujan. Kalau sekarang sudah agak reda," cerita Wayan Purna.
Heboh pohon rambutan mengelurkan air yang diyakini sebagai tirtha ini kemudian dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut. Tak heran jika warga dari berbagai pelosok, terutama Desa Mekarsari dan sekitarnya, berdatangan ke lokasi untuk nunas berkah tirta pohon rambutan.
Pantauan NusaBali, hingga Kamis kemarin warga masih berdatangan ke lokasi pohon rambutan ajaib tersebut. Warga yang datang menghaturkan canangsari di palinggih dari bambu yang dibuat khusus di bawah pohon rambutan ajaib. Mereka nunas tirtha untuk dibawa pulang.
“Ada yang mempercayai tirtha ini manjur untuk pengobatan asam urat. Ada pula yang memercikkannya ke persawahan untuk memohon berkah dan kerahayuan. Banyak juga yang langsung mengusap-ngusapkan tirtha tersebut ke kepala masing-masing di bawah pohon," papar Wayan Purna.
Sementara itu, pemilik pohon rambuatan ajaib, Wayan Sandeh, mengaku terkejut atas peristiwa di tegalannya ini. Sebab, sehari sebelum Purnama, tidak ada muncul air dari pohon rambutan berusia 10 tahun tersebut. Sebelum menjadi tegalan, kawasan ini dulunya adalah sawah. "Saya setiap hari memang ke tegalan. Pagi-pagi ke sawah saat Purnama, saya dikasi tahu warga bahwa pohon rambutan mengeluarkan air," jelas Wayan Sandeh.
Wayan Sandeh berharap kemunculan air dari pohon rambutan ditegalannya ini bisa memberikan berkah dan dampak positif. "Untuk langkah selanjutnya, kami masih menunggu petunjuk dari desa adat, termasuk soal ritual nunasang (minta petunjuk niskala kepada orang pintar, Red),” katanya.
Sementara, Kepala Desa (Perbekel) Mekarsari, I Wayan Darsana, bersama jajarannya sudah terjun ke lokasi untuk mengecek pohon rambutan yang keluarkan tirtha ini. Rombongan aparat desa pun sembahyang di lokasi, kemudian nunas air yang dipercaya sebagai tirtha tersebut. "Rasa airnya harum seperti bercampur kembang rampe (daun pandan), tidak seperti air tawar biasa," ujar seorang aparat Desa Me-karsari, Kamis kemarin.
Sedangkan seorang warga Banjar Peneng, Desa Mekarsari, Ni Wayan Murni, 35, mengatakan tirtha dari pohon rambutan dia bawa pulang untuk didiman di kamar suci. Dia berharap tirtha ini dapat memberikan kerahayuan dan keselamatan. "Sebelumnya saya menghaturkan canang untuk nunas tirtha ini,” cerita Wayan Murni. *des
Peristiwa ajaib pohon rambutan mengeluarkan air ini terjadi sejak Purnamaning Kalima pada Anggara Umanis Wayang, Selasa (12/11) lalu. Air menetes dari daun dan ranting bagian atas pohon rambutan.
Anehnya, peristiwa ajaib pohon rambutan mengeluarkan air ini terjadi hampir berbarengan dengan mimpi aneh yang dialami seorang warga Banjar Peneng, Desa Mekarsari. Dalam mimpinya, disebutkan akan muncul tirtha di sekitar Pura Batur, Banjar Peneng. Pohon rambutan yang mengeluarkan air itu sendiri berjarak sekitar 300 meter arah selatan dari Pura Batur.
Peristiwa ajaib munculnya air dari pohon rambutan ini pertama kali diketahui oleh seorang warga Bajar Peneng, I Wayan Purna, 51, Selasa pagi pukul 06.00 Wita. Pagi itu, Wayan Purna pergi ke tegalannya untuk mencangkul. Kebetulan, tegalannya bertetangga dengan tegalan milik Wayan Sandeh, di mana pohon rambutan ajaib tersebut berada.
Kisahnya, Wayan Purna yang kala itu merasa lapar, iseng-iseng mencari jagung untuk dibakar ke tegalan Wayan Sandeh. Saat melintas di jalan tepat di bawah pohon rambutan itu, dirasakan ada air jatuh seperti hujan gerimis. "Sampai saya di bawah pohon, seperti hujan, lalu sedikit ke arah selatan tidak ada air. Jadi, airnya hanya di sekitaran pohon rambutan saja," kenang Wayan Purna di lokasi pohon rambutan ajaib, Kamis (14/11).
Peristiwa aneh ini kemudian disampaikan Wayan Purna ke pemilik tegalan, Wayan Sandeh. Selanjutnya, Wayan Sandeh memasang wastra (kain) putih kuning melingkar di bagian bongkol (batang bawah) pohon rambutan. Di atas wastra tersebut dibentangkan plastik bening untuk menampung airnya yang menetes dari daun dan ranting. "Airnya cukup deras. Saat Purnama itu, air seperti hujan. Kalau sekarang sudah agak reda," cerita Wayan Purna.
Heboh pohon rambutan mengelurkan air yang diyakini sebagai tirtha ini kemudian dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut. Tak heran jika warga dari berbagai pelosok, terutama Desa Mekarsari dan sekitarnya, berdatangan ke lokasi untuk nunas berkah tirta pohon rambutan.
Pantauan NusaBali, hingga Kamis kemarin warga masih berdatangan ke lokasi pohon rambutan ajaib tersebut. Warga yang datang menghaturkan canangsari di palinggih dari bambu yang dibuat khusus di bawah pohon rambutan ajaib. Mereka nunas tirtha untuk dibawa pulang.
“Ada yang mempercayai tirtha ini manjur untuk pengobatan asam urat. Ada pula yang memercikkannya ke persawahan untuk memohon berkah dan kerahayuan. Banyak juga yang langsung mengusap-ngusapkan tirtha tersebut ke kepala masing-masing di bawah pohon," papar Wayan Purna.
Sementara itu, pemilik pohon rambuatan ajaib, Wayan Sandeh, mengaku terkejut atas peristiwa di tegalannya ini. Sebab, sehari sebelum Purnama, tidak ada muncul air dari pohon rambutan berusia 10 tahun tersebut. Sebelum menjadi tegalan, kawasan ini dulunya adalah sawah. "Saya setiap hari memang ke tegalan. Pagi-pagi ke sawah saat Purnama, saya dikasi tahu warga bahwa pohon rambutan mengeluarkan air," jelas Wayan Sandeh.
Wayan Sandeh berharap kemunculan air dari pohon rambutan ditegalannya ini bisa memberikan berkah dan dampak positif. "Untuk langkah selanjutnya, kami masih menunggu petunjuk dari desa adat, termasuk soal ritual nunasang (minta petunjuk niskala kepada orang pintar, Red),” katanya.
Sementara, Kepala Desa (Perbekel) Mekarsari, I Wayan Darsana, bersama jajarannya sudah terjun ke lokasi untuk mengecek pohon rambutan yang keluarkan tirtha ini. Rombongan aparat desa pun sembahyang di lokasi, kemudian nunas air yang dipercaya sebagai tirtha tersebut. "Rasa airnya harum seperti bercampur kembang rampe (daun pandan), tidak seperti air tawar biasa," ujar seorang aparat Desa Me-karsari, Kamis kemarin.
Sedangkan seorang warga Banjar Peneng, Desa Mekarsari, Ni Wayan Murni, 35, mengatakan tirtha dari pohon rambutan dia bawa pulang untuk didiman di kamar suci. Dia berharap tirtha ini dapat memberikan kerahayuan dan keselamatan. "Sebelumnya saya menghaturkan canang untuk nunas tirtha ini,” cerita Wayan Murni. *des
1
Komentar