KONI Akui Ajukan Rp 80 M
Anggaran Kontingen Bali di PON Papua 2020
Tidak apa-apa diberi Pemprov Bali Rp 50 miliar. Yang jelas kami sebelumnya mengajukan anggaran sebesar Rp 80 miliar. Dari Rp 80 miliar itu, Rp 10 miliar diantaranya merupakan anggaran rutin dan operasional per tahun.
DENPASAR, NusaBali
KONI Bali menerima anggaran Rp 50 miliar dari Pemerintah Provinsi Bali melalui dana hibah. Setelah mendapat berbagai pertanyaan, KONI Bali pun mengakui awalnya mengajukan Rp 80 miliar keperluan PON Papua XX/2020. Namun akhirnya hanya disetujui Rp 50 miliar.
"Tidak apa-apa diberi Pemprov Bali Rp 50 miliar. Yang jelas kami sebelumnya mengajukan anggaran sebesar Rp 80 miliar. Dari Rp 80 miliar itu, Rp 10 miliar diantaranya merupakan anggaran rutin dan operasional per tahun," kata Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, di Denpasar, Kamis (14/11).
Suwandi pun menegaskan, sebelum disetujui dalam rapat DPRD Bali Rp 50 miliar, pada awalnya memang sempat ada info akan disetujui Rp 69 miliar dari total Rp 80 miliar yang diajukan. Hanya saja ACC awal itu nominalnya kembali bergeser. Hingga informasi terakhir dari hasil sidang hanya disetujui Rp 50 miliar.
"Waktu sidang penetapan kami tidak hadir. Tapi angkanya memang hanya disetujui Rp 50 miliar. Yang jelas kami tidak masalah soal anggaran itu," kata Suwandi.
Bahkan sebelumnya, Pemprov Bali memberikan Rp 42 miliar untuk PON 2016 Jabar. Jika sekarang di PON Papua 2020, kata Suwandi, jelas apa yang dibutuhkan jauh lebih tinggi. Bahkan dapat dikatakan membengkak tiga kali lipat dari apa yang dibutuhkan saat PON Jabar.
Semua itu, kata Suwandi, karena anggaran banyak tersedot di mobilitas antarkota memakan waktu tempuh sekitar satu jam. Bahkan hal itu memerlukan fasilitas pesawat udara untuk meninjau venue ke venue tempat bertanding atlet.
Dengan kondisi seperti ini, lanjut Suwandi, jelas akan berhitung memaksimalkan dengan strategi khusus. Yang jelas KONI Bali tidak ingin mengirimkan atlet dalam jumlah banyak namun hasilnya malah sedikit. Proyeksinya, mengirim patriot olahraga dalam jumlah sedikit tapi harapannya dapat hasil optimal. Sebab di PON Papua persaingannya jauh lebih ketat.
"Kami akan melakukan kajian-kajian matang. Dan upaya strategis. Yang jelas kami tidak boleh diam atau terhenti karena uang. Kami akan lakukan perencanaan lagi dengan strategi yang baru," tegas Suwandi. Sebab, dia juga ingin memberikan prestasi terbaiknya di PON Papua. Hanya saja jika melihat daerah lainnya dinilai masih jauh dari nominal anggaran yang diterima KONI Bali. Ini bukan dalam artian ingin membandingkan dengan daerah lain, tapi situasinya memang seperti itu.
“Yang jelas, KONI Bali akan tetap jalan menyiapkan atlet agar tetap bisa jalan dan turun di multi event empat tahunan antar Provinsi di Indonesia,”kata mantan Ketua KONI Badung itu.*dek
"Tidak apa-apa diberi Pemprov Bali Rp 50 miliar. Yang jelas kami sebelumnya mengajukan anggaran sebesar Rp 80 miliar. Dari Rp 80 miliar itu, Rp 10 miliar diantaranya merupakan anggaran rutin dan operasional per tahun," kata Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, di Denpasar, Kamis (14/11).
Suwandi pun menegaskan, sebelum disetujui dalam rapat DPRD Bali Rp 50 miliar, pada awalnya memang sempat ada info akan disetujui Rp 69 miliar dari total Rp 80 miliar yang diajukan. Hanya saja ACC awal itu nominalnya kembali bergeser. Hingga informasi terakhir dari hasil sidang hanya disetujui Rp 50 miliar.
"Waktu sidang penetapan kami tidak hadir. Tapi angkanya memang hanya disetujui Rp 50 miliar. Yang jelas kami tidak masalah soal anggaran itu," kata Suwandi.
Bahkan sebelumnya, Pemprov Bali memberikan Rp 42 miliar untuk PON 2016 Jabar. Jika sekarang di PON Papua 2020, kata Suwandi, jelas apa yang dibutuhkan jauh lebih tinggi. Bahkan dapat dikatakan membengkak tiga kali lipat dari apa yang dibutuhkan saat PON Jabar.
Semua itu, kata Suwandi, karena anggaran banyak tersedot di mobilitas antarkota memakan waktu tempuh sekitar satu jam. Bahkan hal itu memerlukan fasilitas pesawat udara untuk meninjau venue ke venue tempat bertanding atlet.
Dengan kondisi seperti ini, lanjut Suwandi, jelas akan berhitung memaksimalkan dengan strategi khusus. Yang jelas KONI Bali tidak ingin mengirimkan atlet dalam jumlah banyak namun hasilnya malah sedikit. Proyeksinya, mengirim patriot olahraga dalam jumlah sedikit tapi harapannya dapat hasil optimal. Sebab di PON Papua persaingannya jauh lebih ketat.
"Kami akan melakukan kajian-kajian matang. Dan upaya strategis. Yang jelas kami tidak boleh diam atau terhenti karena uang. Kami akan lakukan perencanaan lagi dengan strategi yang baru," tegas Suwandi. Sebab, dia juga ingin memberikan prestasi terbaiknya di PON Papua. Hanya saja jika melihat daerah lainnya dinilai masih jauh dari nominal anggaran yang diterima KONI Bali. Ini bukan dalam artian ingin membandingkan dengan daerah lain, tapi situasinya memang seperti itu.
“Yang jelas, KONI Bali akan tetap jalan menyiapkan atlet agar tetap bisa jalan dan turun di multi event empat tahunan antar Provinsi di Indonesia,”kata mantan Ketua KONI Badung itu.*dek
Komentar