'Soal Aklamasi, Golkar Punya Pengalaman Pahit'
Wakorbid Pratama DPP Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) berharap munas Golkar tidak dilaksanakan secara aklamasi.
JAKARTA, NusaBali
Dia meminta agar munas dilakukan secara demokrasi. "Kita punya pengalaman pahit, pemaksaan aklamasi itu membuat kita pecah dan kita pernah pecah ada Ancol dan Bali. Bali itu kan pemaksaan aklamasi yang melahirkan Ancol. Pelajaran pahit ini harus jadi renungan bagi kita semua," kata Bamsoet kepada wartawan di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (14/11).
Bamsoet berharap demokrasi di Golkar tidak dirusak dengan dilakukannya munas secara aklamasi. Dia juga menantang untuk melakukan pemilihan ketua secara demokrasi. "Kalau yakin didukung mayoritas pemilik suara kenapa mesti takut kemudian merancang untuk aklamasi. Pasti demokrasi dan menang itu akan tercapai melalui pertarungan di munas," ujar Bamsoet.
Bamsoet juga mengatakan ada empat elite Golkar yang hendak mengajukan diri sebagai calon ketua. Selain itu, menurutnya, ada 600 orang lebih kader yang memiliki suara berbeda. Karena itu, dia berharap munas dilaksanakan secara demokrasi. "Banyak ada empat calon jadi jangan juga mengelola partai ini seperti mengelola perusahaan cukup keputusan di komisaris karena banyak suara hampir 600. Hari ini rapim yang dihadiri ketua provinsi hanya wakili 34 suara, masih ada 500 lebih yang harus didengar suaranya," ucap Bamsoet, seperti dilansir detikcom.
Sementara itu, kabar terbaru yang berkembang, tak hanya Airlangga dan Bamsoet yang akan berebut Ketua Umum Golkar periode 2019-2024, tapi ada dua caketum lain siap maju di Munas Golkar.
"Diharapkan kalau kita tahu ada 4 calon ya, ada Pak Airlangga (Hartarto), Pak Bamsoet (Bambang Sesatyo), Pak Ridwan Hisjam, dan juga Pak Indra Bambang Utoyo," kata Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich, kemarin.
Munas akan dilaksanakan di Jakarta pada 3-6 Desember 2019. Para caketum tersebut diharapkan bisa melakukan lobi-lobi politik. "Keempat ini yang perlu kita apa, imbau ke mereka melaksanakan lobi politik, ya tadi itu yang diharapkan didapat suatu kesepakatan sehingga mereka bener-bener dapat musyawarah dan bermufakat untuk nanti menunjuk siapa yang jadi pimpinan Partai Golkar 2019-2024," ucap Lodewijk.
Lodewijk mengatakan caketum Golkar masih akan terus dibuka setelah tata tertib munas dibentuk. Tidak tertutup kemungkinan jika nantinya ada calon lainnya yang maju dalam munas Golkar.
"Ya mungkin aja, setelah tata tertib diserahkan dan dibentuk panitia baru kan kita buka pendaftaran, nah kita liat apa ada calon-calon kejutan, atau sering kita dengar kuda hitam yang akan maju dari kaum milenial ya kita tunggu," ujar Lodewijk. *
Bamsoet berharap demokrasi di Golkar tidak dirusak dengan dilakukannya munas secara aklamasi. Dia juga menantang untuk melakukan pemilihan ketua secara demokrasi. "Kalau yakin didukung mayoritas pemilik suara kenapa mesti takut kemudian merancang untuk aklamasi. Pasti demokrasi dan menang itu akan tercapai melalui pertarungan di munas," ujar Bamsoet.
Bamsoet juga mengatakan ada empat elite Golkar yang hendak mengajukan diri sebagai calon ketua. Selain itu, menurutnya, ada 600 orang lebih kader yang memiliki suara berbeda. Karena itu, dia berharap munas dilaksanakan secara demokrasi. "Banyak ada empat calon jadi jangan juga mengelola partai ini seperti mengelola perusahaan cukup keputusan di komisaris karena banyak suara hampir 600. Hari ini rapim yang dihadiri ketua provinsi hanya wakili 34 suara, masih ada 500 lebih yang harus didengar suaranya," ucap Bamsoet, seperti dilansir detikcom.
Sementara itu, kabar terbaru yang berkembang, tak hanya Airlangga dan Bamsoet yang akan berebut Ketua Umum Golkar periode 2019-2024, tapi ada dua caketum lain siap maju di Munas Golkar.
"Diharapkan kalau kita tahu ada 4 calon ya, ada Pak Airlangga (Hartarto), Pak Bamsoet (Bambang Sesatyo), Pak Ridwan Hisjam, dan juga Pak Indra Bambang Utoyo," kata Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich, kemarin.
Munas akan dilaksanakan di Jakarta pada 3-6 Desember 2019. Para caketum tersebut diharapkan bisa melakukan lobi-lobi politik. "Keempat ini yang perlu kita apa, imbau ke mereka melaksanakan lobi politik, ya tadi itu yang diharapkan didapat suatu kesepakatan sehingga mereka bener-bener dapat musyawarah dan bermufakat untuk nanti menunjuk siapa yang jadi pimpinan Partai Golkar 2019-2024," ucap Lodewijk.
Lodewijk mengatakan caketum Golkar masih akan terus dibuka setelah tata tertib munas dibentuk. Tidak tertutup kemungkinan jika nantinya ada calon lainnya yang maju dalam munas Golkar.
"Ya mungkin aja, setelah tata tertib diserahkan dan dibentuk panitia baru kan kita buka pendaftaran, nah kita liat apa ada calon-calon kejutan, atau sering kita dengar kuda hitam yang akan maju dari kaum milenial ya kita tunggu," ujar Lodewijk. *
Komentar