Apoteker RSUP Sanglah Menang IYPG Award 2019
Apoteker RSUP Sanglah, I Made Bayu Anggriawan, 28, menjuarai ajang Indonesia Young Pharmacists Group (IYPG) Award 2019 yang berlangsung di Jogjakarta, 7 - 10 November 2019, berkat program inspirasinya ‘Back to School’.
DENPASAR, NusaBali
Project yang fokus meningkatkan minat pendidikan ini dilakukan di di Desa Selat, Kacamatan Sukasada Buleleng. Bayu menjelasan, penghargaan IYPG Award bukan ajang untuk penelitian tentang farmasi, melainkan ajang penghargaan untuk apoteker yang memberikan inspirasi kepada Indonesia melalui kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat dengan fokus pada pendidikan, kesehatan dan teknologi.
Bayu Anggriawan bersama teman-temannya sebanyak 12 orang membuat terobosan di bidang pendidikan, utamanya anak-anak pegunungan atau pelosok. Bayu mengaku, project Back to School ini dilakukan karena melihat masih tertinggalnya generasi muda di wilayah pelosok dan pegunungan di Bali akan pendidikan. Sasaran Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng pun lantaran ternyata banyak anak-anak di sana yang masih belum bisa membaca.
Dikatakan, project Back to School yang dicanangkan sejak Mei 2019 ini ternyata membuahkan hasil. Anak-anak menjadi lebih terbuka dan berminat akan pendidikan. Mereka juga bahkan tahu jika cita-cita hanya tidak sebatas menjadi petani dan peternak. Awalnya, Bayu Cs memulai project dengan mengumpulkan donasi untuk membangun perpustakaan di SD 6 Selat. Perpustakaan ini diharapkan meningkatkan minat baca siswa SD di desa tersebut.
Selain itu pihaknya juga memberikan wawasan mengenai pendidikan ke rumah-rumah. Bayu Cs juga memberikan tambahan wawasan bagi anak-anak mengenai profesi yang bisa mereka capai ke depan. Menurutnya, anak-anak di Desa Selat kebanyakan bercita-cita menjadi peternak ataupun petani. Meskipun ada profesi lain, yang mereka tahu hanyalah dokter dan Polisi. “Padahal banyak profesi lain yang bisa mereka capai dengan belajar. Misalnya jadi seorang sarjana farmasi dan apoteker. Mereka tidak tahu apa itu apoteker. Jadi kita perkenalkan,” ungkap apoteker asal Banjar Wanayu, Desa Bedulu, Kecamatan Balahbatuh, Gianyar ini, Senin (11/11) lalu.
Hasil dari project ini pun membuahkan hasil. Tidak hanya meningkatkan minat anak untuk bersekolah juga meningkatkan kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan bagi anaknya. Selain itu, terjadi pula peningkatan jumlah siswa. Bahkan lewat project ini, jumlah siswa di SD 6 Selat bertambah dari total 50 siswa bertambah menjadi 70 siswa untuk tahun ajaran ini. “Dulu anak-anak lebih sering diminta membantu menjaga ternak dan membantu di ladang. Sekarang sudah mulai didorong sekolah oleh orangtuanya,” ungkap anak bungsu pasangan I Made Takariawan (Alm) dan Ni Ketut Candra Suastini.
Project ini kemudian dibawa oleh Bayu sebagai perwakilan Apoteker RSUP Sanglah untuk dipresentasikan dan dilombakan dalam Indonesian Young Pharmatics Group Award (IYPG Award) 2019 dan berhasil mendapatkan juara pertama. *ind
Bayu Anggriawan bersama teman-temannya sebanyak 12 orang membuat terobosan di bidang pendidikan, utamanya anak-anak pegunungan atau pelosok. Bayu mengaku, project Back to School ini dilakukan karena melihat masih tertinggalnya generasi muda di wilayah pelosok dan pegunungan di Bali akan pendidikan. Sasaran Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng pun lantaran ternyata banyak anak-anak di sana yang masih belum bisa membaca.
Dikatakan, project Back to School yang dicanangkan sejak Mei 2019 ini ternyata membuahkan hasil. Anak-anak menjadi lebih terbuka dan berminat akan pendidikan. Mereka juga bahkan tahu jika cita-cita hanya tidak sebatas menjadi petani dan peternak. Awalnya, Bayu Cs memulai project dengan mengumpulkan donasi untuk membangun perpustakaan di SD 6 Selat. Perpustakaan ini diharapkan meningkatkan minat baca siswa SD di desa tersebut.
Selain itu pihaknya juga memberikan wawasan mengenai pendidikan ke rumah-rumah. Bayu Cs juga memberikan tambahan wawasan bagi anak-anak mengenai profesi yang bisa mereka capai ke depan. Menurutnya, anak-anak di Desa Selat kebanyakan bercita-cita menjadi peternak ataupun petani. Meskipun ada profesi lain, yang mereka tahu hanyalah dokter dan Polisi. “Padahal banyak profesi lain yang bisa mereka capai dengan belajar. Misalnya jadi seorang sarjana farmasi dan apoteker. Mereka tidak tahu apa itu apoteker. Jadi kita perkenalkan,” ungkap apoteker asal Banjar Wanayu, Desa Bedulu, Kecamatan Balahbatuh, Gianyar ini, Senin (11/11) lalu.
Hasil dari project ini pun membuahkan hasil. Tidak hanya meningkatkan minat anak untuk bersekolah juga meningkatkan kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan bagi anaknya. Selain itu, terjadi pula peningkatan jumlah siswa. Bahkan lewat project ini, jumlah siswa di SD 6 Selat bertambah dari total 50 siswa bertambah menjadi 70 siswa untuk tahun ajaran ini. “Dulu anak-anak lebih sering diminta membantu menjaga ternak dan membantu di ladang. Sekarang sudah mulai didorong sekolah oleh orangtuanya,” ungkap anak bungsu pasangan I Made Takariawan (Alm) dan Ni Ketut Candra Suastini.
Project ini kemudian dibawa oleh Bayu sebagai perwakilan Apoteker RSUP Sanglah untuk dipresentasikan dan dilombakan dalam Indonesian Young Pharmatics Group Award (IYPG Award) 2019 dan berhasil mendapatkan juara pertama. *ind
Komentar