Rupiah Masih Melemah
Dibayangi Sentimen Eksternal
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (14/11) sore, masih melemah dibayangi sentimen eksternal Rupiah ditutup melemah 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp14.088 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.079 per dolar AS.
JAKARTA, NusaBali
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan rupiah terkoreksi seiring sentimen bank sentral AS The Fed yang diprediksi tidak lagi longgar (dovish) dalam kebijakan moneternya. "Harga konsumen AS melonjak paling tinggi dalam tujuh bulan pada Oktober, yang bersama dengan mereda kekhawatiran resesi, mendukung sinyal Federal Reserve untuk tidak ada lagi pemotongan suku bunga dalam waktu dekat," ujar Ibrahim.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Rabu (14/11) lalu, mengatakan kepada Kongres bahwa suku bunga negatif yang dicari oleh Trump tidak sesuai untuk ekonomi AS dengan pertumbuhan berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang stabil saat ini.
Sementara itu, negosiasi perdagangan AS-China telah menghantam pembelian pertanian AS seiring China yang tidak menginginkan kesepakatan yang sepihak terhadap Amerika Serikat. Laporan tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan dengan China ‘dekat,’ tetapi tidak memberikan rincian dan memperingatkan bahwa ia akan menaikkan tarif secara substansial pada barang-barang China jika tidak ada kesepakatan.
Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom tidak mengharapkan Washington dan Beijing untuk mencapai gencatan senjata perdagangan permanen selama tahun mendatang.
Rupiah pada Kamis pagi hari dibuka melemah Rp14.091 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.083 per dolar AS hingga Rp14.104 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.098 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.082 per dolar AS. *ant
Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Rabu (14/11) lalu, mengatakan kepada Kongres bahwa suku bunga negatif yang dicari oleh Trump tidak sesuai untuk ekonomi AS dengan pertumbuhan berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang stabil saat ini.
Sementara itu, negosiasi perdagangan AS-China telah menghantam pembelian pertanian AS seiring China yang tidak menginginkan kesepakatan yang sepihak terhadap Amerika Serikat. Laporan tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan dengan China ‘dekat,’ tetapi tidak memberikan rincian dan memperingatkan bahwa ia akan menaikkan tarif secara substansial pada barang-barang China jika tidak ada kesepakatan.
Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom tidak mengharapkan Washington dan Beijing untuk mencapai gencatan senjata perdagangan permanen selama tahun mendatang.
Rupiah pada Kamis pagi hari dibuka melemah Rp14.091 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.083 per dolar AS hingga Rp14.104 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.098 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.082 per dolar AS. *ant
1
Komentar