Desa Adat Tuminggal Gelar Pelatihan Banten
Desa Adat Tuminggal, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem, menggelar pelatihan serati banten di Balai Banjar Tinunggal, Kamis (14/11).
AMLAPURA, NusaBali
Pelatihan serati ini diikuti 40 ibu rumah tangga. Mereka antuasis mengikuti pelatihan. Kegiatan ini rencananya berakhir pada Minggu (24/11). Narasumber kegiatan dari Kantor Kementerian Agama Karangasem yakni Ida Ayu Nyoman Jelantik dan I Wayan Jatiyasa.
Bendesa Adat Tuminggal I Wayan Suta mengatakan, pelatihan serati banten ini untuk menyamakan persepsi tentang beragam banten. Meski secara umum masyarakat telah paham membuat banten, tetapi di bagian-bagian tertentu ada yang berbeda. Terpenting lagi agar masyarakat mengetahui makna dan esensi dari banten yang tengah dikerjakan untuk kepentingan upacara.
Ida Ayu Nyoman Jelantik mengatakan, setiap tukang banten mesti paham tentang sesananing atau swadarma sebagai serati banten, etika, perilaku, dan berkomunikasi menggunakan bahasa sesuai sor singgih. “Misalnya sebelum jadi serati banten, wajib mengikuti upacara pabersihan, mawinten. Sebab banten yang dibuat untuk persembahan mestinya dilandasi hati yang bersih,” jelasnya.
Sedangkan I Wayan Jatiyasa mengatakan, sesuai amanat Perda Nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat, setiap desa adat wajib membentuk perkumpulan istri. “Ini momen yang baik membentuk perkumpulan istri serati banten akan terjadi ikatan yang kuat di internal Desa Adat Tuminggal,” kata Wayan Jatiyasa. Diharapkan, tukang banten wajib mengetahui makna dan esensi sesuai tatwa, susila dan upacara. *k16
Bendesa Adat Tuminggal I Wayan Suta mengatakan, pelatihan serati banten ini untuk menyamakan persepsi tentang beragam banten. Meski secara umum masyarakat telah paham membuat banten, tetapi di bagian-bagian tertentu ada yang berbeda. Terpenting lagi agar masyarakat mengetahui makna dan esensi dari banten yang tengah dikerjakan untuk kepentingan upacara.
Ida Ayu Nyoman Jelantik mengatakan, setiap tukang banten mesti paham tentang sesananing atau swadarma sebagai serati banten, etika, perilaku, dan berkomunikasi menggunakan bahasa sesuai sor singgih. “Misalnya sebelum jadi serati banten, wajib mengikuti upacara pabersihan, mawinten. Sebab banten yang dibuat untuk persembahan mestinya dilandasi hati yang bersih,” jelasnya.
Sedangkan I Wayan Jatiyasa mengatakan, sesuai amanat Perda Nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat, setiap desa adat wajib membentuk perkumpulan istri. “Ini momen yang baik membentuk perkumpulan istri serati banten akan terjadi ikatan yang kuat di internal Desa Adat Tuminggal,” kata Wayan Jatiyasa. Diharapkan, tukang banten wajib mengetahui makna dan esensi sesuai tatwa, susila dan upacara. *k16
Komentar