Puluhan Warga Beli Air Isi Ulang
Banjar Umaseka, Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat Krisis Air
Sebanyak 30 KK di Banjar Umaseka, Desa Antosari, Selamadeg Barat, tiap hari rata-rata membeli 2 galon air isi ulang untuk memasak dan air minum.
TABANAN, NusaBali
Banjar Umaseka, Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat mengalami krisis air bersih. Saat ini air PDAM yang didapat bergilir dalam kurun waktu lima hari, tak bisa mengalir ke seluruh banjar. Akibatnya untuk kebutuhan air minum dan memasak, warga harus membeli air isi ulang.
Kelian Dinas Banjar Umaseka I Made Yogi Anugraha, mengatakan kondisi krisis air bersih sudah terjadi lebih dari dua bulan. Air yang didapat dari PDAM tak cukup mengaliri seluruh banjar, karena debitnya mengecil dampak dari kemarau panjang.
“Kami bergilir dapat air, jaraknya lima hari. Namun saat dapat giliran, tidak semua pelanggan dapat air karena debitnya kecil. Kondisi ini sudah terjadi dua bulan lebih,” ungkapnya, Minggu (17/11).
Di samping itu saluran pipa PDAM ke Banjar Umaseka sempat bermasalah. Pipa aliran terkena imbas keruk proyek sehingga menjadi faktor penyebab debit air bermasalah, selain karena kemarau panjang. “Tetapi pipa yang bermasalah ini sudah dibenahi PDAM, namun rasanya masih ada yang mampet,” imbuh Anugraha.
Menurutnya jika mendapat giliran air dari PDAM paling lama bertahan enam jam, itupun tak seluruh warga di Banjar Umaseka mendapatkan pasokan air. Jumlah pelanggan PDAM di banjar tersebut sekitar 30 kepala keluarga (KK).
“Kata PDAM debit air kecil karena musim kemarau, sehingga saluran terganggu. Selama air tak normal, PDAM sudah sempat mengecek dua kali,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut terpaksa warga membeli air isi ulang untuk keperluan memasak dan minum. Dalam sehari membeli air isi ulang hingga 2 galon. Sedangkan untuk keperluan mandi, selama tidak ada pasokan air, warga memilih ke sungai. “Air isi ulang kami beli per galon Rp 7 ribu,” tegasnya.
Anugraha berharap PDAM memberikan bantuan pasokan air bersih supaya warga tidak membeli karena dirasa memberatkan. “Kami minta PDAM supaya bisa bantu memasok air bersih ke banjar kami,” harap Anugraha.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tabanan Budi Gunawan, mengatakan aliran air PDAM ke Banjar Umaseka memang tidak lancar. Ini karena debit mata air Mekori di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Tabanan, turun. Dari mulanya 6 liter per detik, sekarang turun menjadi 2 liter per detik. “Ini karena musim kemarau, sehingga layanan menjadi terganggu,” ujarnya.
Dengan kondisi itu sudah dilakukan sistem gilir, lantaran Banjar Umaseka daerahnya agak tinggi jadinya aliran air pasti akan menyasar dataran rendah terlebih dahulu.
Disinggung adanya permintaan warga agar PDAM memasok air bersih ke Banjar Umaseka, Budi Gunawan mengatakan jika memang ada permintaan akan diberikan. Namun terlebih dahulu harus ada koordinasi daerah mana yang juga membutuhkan. Sebab PDAM sekarang mempunyai tangki untuk memasok air hanya 1 unit. *des
Kelian Dinas Banjar Umaseka I Made Yogi Anugraha, mengatakan kondisi krisis air bersih sudah terjadi lebih dari dua bulan. Air yang didapat dari PDAM tak cukup mengaliri seluruh banjar, karena debitnya mengecil dampak dari kemarau panjang.
“Kami bergilir dapat air, jaraknya lima hari. Namun saat dapat giliran, tidak semua pelanggan dapat air karena debitnya kecil. Kondisi ini sudah terjadi dua bulan lebih,” ungkapnya, Minggu (17/11).
Di samping itu saluran pipa PDAM ke Banjar Umaseka sempat bermasalah. Pipa aliran terkena imbas keruk proyek sehingga menjadi faktor penyebab debit air bermasalah, selain karena kemarau panjang. “Tetapi pipa yang bermasalah ini sudah dibenahi PDAM, namun rasanya masih ada yang mampet,” imbuh Anugraha.
Menurutnya jika mendapat giliran air dari PDAM paling lama bertahan enam jam, itupun tak seluruh warga di Banjar Umaseka mendapatkan pasokan air. Jumlah pelanggan PDAM di banjar tersebut sekitar 30 kepala keluarga (KK).
“Kata PDAM debit air kecil karena musim kemarau, sehingga saluran terganggu. Selama air tak normal, PDAM sudah sempat mengecek dua kali,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut terpaksa warga membeli air isi ulang untuk keperluan memasak dan minum. Dalam sehari membeli air isi ulang hingga 2 galon. Sedangkan untuk keperluan mandi, selama tidak ada pasokan air, warga memilih ke sungai. “Air isi ulang kami beli per galon Rp 7 ribu,” tegasnya.
Anugraha berharap PDAM memberikan bantuan pasokan air bersih supaya warga tidak membeli karena dirasa memberatkan. “Kami minta PDAM supaya bisa bantu memasok air bersih ke banjar kami,” harap Anugraha.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tabanan Budi Gunawan, mengatakan aliran air PDAM ke Banjar Umaseka memang tidak lancar. Ini karena debit mata air Mekori di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Tabanan, turun. Dari mulanya 6 liter per detik, sekarang turun menjadi 2 liter per detik. “Ini karena musim kemarau, sehingga layanan menjadi terganggu,” ujarnya.
Dengan kondisi itu sudah dilakukan sistem gilir, lantaran Banjar Umaseka daerahnya agak tinggi jadinya aliran air pasti akan menyasar dataran rendah terlebih dahulu.
Disinggung adanya permintaan warga agar PDAM memasok air bersih ke Banjar Umaseka, Budi Gunawan mengatakan jika memang ada permintaan akan diberikan. Namun terlebih dahulu harus ada koordinasi daerah mana yang juga membutuhkan. Sebab PDAM sekarang mempunyai tangki untuk memasok air hanya 1 unit. *des
1
Komentar