Pertama Kali Digelar, Bayuh Sapuh Leger dan Wetuan Massal di SLBN I Badung
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri I Badung menggelar upacara yadnya Bayuh Sapuh Leger dan Wetuan massal di halaman sekolah yang berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, bertepatan Tumpek Wayang pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu (16/11).
MANGUPURA, NusaBali
Upacara yang diikuti sekitar 200-an orang itu dipuput oleh Ida Pedanda Gede Kompyang Beji dan Amengku Dalang Gusti Kompyang Sukawati.
Kepala SLB Negeri I Badung Ni Made Murdani mengungkapkan upacara tersebut pertama kalai digelar. Upacara ini bukan sapuh leger tumpek wayang saja tapi juga sapuh leger dan bayuh wetuan. Sehingga semua boleh ikut dalam upacara yang digelar di halaman sekolah tersebut.
“Upacara ini bertujuan untuk pembersihan atau penyucian diri seseorang akibat tercemar atau kotor secara rohani. Di samping itu sebagai wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Ida Bhatara kawitan. Boleh dikatakan upacara ini adalah pembersihan dari kotoran atau dosa,” tutur Ni Made Murdani.
Upacara tersebut diikuti oleh para guru, murid, orangtua murid, dan krama sekitar sekolah. Upacara berlangsung pukul 07.00 hingga 12.00 Wita.
“Upacara ini kami rancang dalam waktu sebulan. Konsep awalnya upacara ini hanya diikuti oleh para siswa, guru, dan orangtua siswa. Tapi ternyata banyak krama sekitar yang mendaftarkan diri untuk ikut. Meskipun biaya terbatas, kami berusaha untuk menerima mereka,” tuturnya.
Besar harapan dengan digelarnya uapacara ini para siswa yang berkebutuhan khusus di sekolah tersebut mendapat tuntunan-Nya.
“Ke depan kami akan konsepkan lebih matang lagi, terutama masalah biaya. Biar nanti kalau banyak krama yang ikut bisa dilayani. Karena kita tak bisa menolak orang untuk bersembahyang. Upacara ini digelar agar kami, baik guru maupun murid di sekolah ini merasa nyaman,” tandasnya. *pol
Kepala SLB Negeri I Badung Ni Made Murdani mengungkapkan upacara tersebut pertama kalai digelar. Upacara ini bukan sapuh leger tumpek wayang saja tapi juga sapuh leger dan bayuh wetuan. Sehingga semua boleh ikut dalam upacara yang digelar di halaman sekolah tersebut.
“Upacara ini bertujuan untuk pembersihan atau penyucian diri seseorang akibat tercemar atau kotor secara rohani. Di samping itu sebagai wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Ida Bhatara kawitan. Boleh dikatakan upacara ini adalah pembersihan dari kotoran atau dosa,” tutur Ni Made Murdani.
Upacara tersebut diikuti oleh para guru, murid, orangtua murid, dan krama sekitar sekolah. Upacara berlangsung pukul 07.00 hingga 12.00 Wita.
“Upacara ini kami rancang dalam waktu sebulan. Konsep awalnya upacara ini hanya diikuti oleh para siswa, guru, dan orangtua siswa. Tapi ternyata banyak krama sekitar yang mendaftarkan diri untuk ikut. Meskipun biaya terbatas, kami berusaha untuk menerima mereka,” tuturnya.
Besar harapan dengan digelarnya uapacara ini para siswa yang berkebutuhan khusus di sekolah tersebut mendapat tuntunan-Nya.
“Ke depan kami akan konsepkan lebih matang lagi, terutama masalah biaya. Biar nanti kalau banyak krama yang ikut bisa dilayani. Karena kita tak bisa menolak orang untuk bersembahyang. Upacara ini digelar agar kami, baik guru maupun murid di sekolah ini merasa nyaman,” tandasnya. *pol
Komentar