SMPN 1 Gianyar Belum Tertarik Full Day School
SMPN 1 Gianyar belum tertarik melaksanakan sistem KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sehari penuh atau full day school (FDS), seperti telah dilakukan beberapa SMPN di Bali.
GIANYAR, NusaBali
Alasannya, dari hasil kajian internal sekolah, SMPN yang lokasinya hanya berbatas tembok di barat Kantor Bupati Gianyar ini punya sejumlah alasan.
Hal itu disampaikan Kepala SMPN 1 Gianyar I Dewa Nyoman Bawa saat dihubungi, Jumat (15/11). Menjawab pertanyaan beberapa orangtua siswa terkait sekolah ini tak melaksanakan KBM – FDS, Dewa Bawa mengatakan, ada beberapa pertimbangan sehingga belum siap dengan sistem FDS itu. Dari hasil kajiannya, siswa belajar dengan waktu efektif di sekolah pukul 07.30 Wita –13.30 Wita. Rata-rata sekitar pukul 14.00 Wita, anak-anak tiba di rumah. Selanjutnya, istirahat siang dan bersosialisasi di rumah dan lingkunganya. Kebanyakan anak, sekitar pukul 16.00 Wita - pukul 18.30
Wita, mengikuti les mata pelajaran atau les non akademis. Usai itu, anak-anak kembali beraktivitas di rumah, belajar malam, terutama menggarap PR yang diberikan guru sekolah. ‘’Dengan menyimak rentetan kegiatan anak-anak seperti ini, sangat padat. Maka kasihan anak-anak jika dikasi full day school lagi, anak-anak akan merasa tertekan,’’jelasnya.
Dewa Bawa mengakui, dari pengalaman menyimak kondisi psikis anak-anak di sekolah dari tahun ke tahun, di atas pukul 14.00 Wita, anak-anak cenderung kehilangan konsentrasi belajar atau menyerap materi pelajaran di sekolah. Karena menjelang sore pikiran anak-anak digelayuti kejenuhan.
Oleh karena itu, usia anak tak hanya dijejali materi pelajaran. Mereka juga perlu istirahat yang cukup, memahami dunianya dengan bersosialisasi dan bermain yang cukup. ‘’Jika anak-anak dapat tidur siang dan bergizi tepat, maka pikiran mereka akan segar. Keesokan harinya, mereka akan senang ke sekolah dan lebih mudah kembali menangkap materi pelajaran,’’ ujar kasek asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.
Dewa Bawa mengaku, sekolahnya tak ingin melaksanakan FDS hanya karena meniru-niru sekolah lain yang telah melaksanakan FDS. Dia mengaku takut, jika karena meniru-niru dan demi gengsi sekolah, sistem KBM itu
tidak bermanfaat untuk kemajuan anak-anak. ‘’Kami juga tak punya halaman yang luas untuk tempat kegiatan esktra di luar kelas,’’ jelasnya.
SMPN yang difavoritkan para orangtua anak di Kabupaten Gianyar ini kini memilik 26 rombel (rombongan balajar). Terdiri dari kelas 7 ada 10 rombel, serta kelas 8 dan 9 masing-masing 8 rombel. Kelas 7 dengan 413 siswa, kelas 8 dengan 320 siswa dan kelass 9 dengan 314 siswa.
Sebagaimana diketahui, FDS dicanangkan Kemendikbud RI tahun 2017 melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Dalam FDS, kegiatan KBM berlangsung delapan jam per hari, Senin – Jumat, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. *lsa
Hal itu disampaikan Kepala SMPN 1 Gianyar I Dewa Nyoman Bawa saat dihubungi, Jumat (15/11). Menjawab pertanyaan beberapa orangtua siswa terkait sekolah ini tak melaksanakan KBM – FDS, Dewa Bawa mengatakan, ada beberapa pertimbangan sehingga belum siap dengan sistem FDS itu. Dari hasil kajiannya, siswa belajar dengan waktu efektif di sekolah pukul 07.30 Wita –13.30 Wita. Rata-rata sekitar pukul 14.00 Wita, anak-anak tiba di rumah. Selanjutnya, istirahat siang dan bersosialisasi di rumah dan lingkunganya. Kebanyakan anak, sekitar pukul 16.00 Wita - pukul 18.30
Wita, mengikuti les mata pelajaran atau les non akademis. Usai itu, anak-anak kembali beraktivitas di rumah, belajar malam, terutama menggarap PR yang diberikan guru sekolah. ‘’Dengan menyimak rentetan kegiatan anak-anak seperti ini, sangat padat. Maka kasihan anak-anak jika dikasi full day school lagi, anak-anak akan merasa tertekan,’’jelasnya.
Dewa Bawa mengakui, dari pengalaman menyimak kondisi psikis anak-anak di sekolah dari tahun ke tahun, di atas pukul 14.00 Wita, anak-anak cenderung kehilangan konsentrasi belajar atau menyerap materi pelajaran di sekolah. Karena menjelang sore pikiran anak-anak digelayuti kejenuhan.
Oleh karena itu, usia anak tak hanya dijejali materi pelajaran. Mereka juga perlu istirahat yang cukup, memahami dunianya dengan bersosialisasi dan bermain yang cukup. ‘’Jika anak-anak dapat tidur siang dan bergizi tepat, maka pikiran mereka akan segar. Keesokan harinya, mereka akan senang ke sekolah dan lebih mudah kembali menangkap materi pelajaran,’’ ujar kasek asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini.
Dewa Bawa mengaku, sekolahnya tak ingin melaksanakan FDS hanya karena meniru-niru sekolah lain yang telah melaksanakan FDS. Dia mengaku takut, jika karena meniru-niru dan demi gengsi sekolah, sistem KBM itu
tidak bermanfaat untuk kemajuan anak-anak. ‘’Kami juga tak punya halaman yang luas untuk tempat kegiatan esktra di luar kelas,’’ jelasnya.
SMPN yang difavoritkan para orangtua anak di Kabupaten Gianyar ini kini memilik 26 rombel (rombongan balajar). Terdiri dari kelas 7 ada 10 rombel, serta kelas 8 dan 9 masing-masing 8 rombel. Kelas 7 dengan 413 siswa, kelas 8 dengan 320 siswa dan kelass 9 dengan 314 siswa.
Sebagaimana diketahui, FDS dicanangkan Kemendikbud RI tahun 2017 melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Dalam FDS, kegiatan KBM berlangsung delapan jam per hari, Senin – Jumat, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. *lsa
1
Komentar