Dibuat Terowongan 395 Meter di Bedungan Tamblang
Pembangunan Bendungan Tamblang yang berlokasi di empat desa bertetangga kawasan perbatasan Kecamatan Sawan-Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, telah memasuki masa persiapan.
SINGARAJA, NusaBali
Rencananya, sebelum fisik bangunan genangan bendungan dibangun, akan diawali dengan pembangunan terowongan sepanjang 395 meter.
Empat desa bertetangga di perbatasan dua kecamatan berbeda kawasan Buleleng Timur yang jadi areal pembangunan Bendungan Tamblang, masing-masing Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Kecamatan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan). Proyek Bendungan Tamblang senilai Rp 700 miliar dengan sumber dana APBN ini dikerjakan oleh PT PP Adhi Jaya KSO.
Humas PT PP Adhi Jaya KSO, Ketut Sulandra, menyatakan terowongan sepanjang 395 meter ini akan dibangun di wilayah Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan. Menurut Ketut Sulandra, mulut terowongan dengan lebar 12 meter dan tinggi 12,5 meter berada di sekitar Pura Taman, Desa Adat Bila tembus ke perbatasan Desa Bila dan Desa Sawan.
“Sekarang masih proses clearring lokasi sepanjang 500 meter,” jelas Ketut Sulandra saat ditemui NusaBali di lokasi proyek Bendungan Tamblang kawasan Desa Sawan, Minggu (17/11) siang.
Ketut Sulandra memaparkan, pengerjaan terowongan ini dilakukan dengan pemanfaatan bahan peledak guna meruntuhkan tebing bebatuan di sisi timur aliran air. Pengerjaan terowongan diawali dengan studi kelayakan terhadap lokasi terowongan. Saat ini, pihaknya sudah mempersiapkan lokasi pembangunan tempat penyimpanan bahan pele-dak.
Terowongan itu sendiri dibangun menyusul adanya kekhawatiran dari petani di bagian hilir, seperti di Desa Kubutambahan (Kecamatan Kubutambagan) dan Desa Bungkulan (Kecamatan Sawan), yang tidak bisa menanam padi akibat tidak mendapat pasokan air. Petani di dua desa hilir tersebut yakin pembangunan Bendungan Tamblang akan menutup saluran air menuju subak yang ada di desanya.
Selama ini, subak yang ada di Desa Kubutambahan dan Desa Bungkulan memanfaatkan air irigasi dari Tukad Daya di Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan) dan Tukad Gelung di Desa Pakisan (Kecamatan Kubutambahan). Namun, kekhawatiran itu dijawab dengan pembangunan terowongan sebelum pengerjaan bangunan fisik genangan Bendungan Tamblang.
Nah, lewat terowongan itulah nantinya air dari Tukad Daya dan Tukad Gelung tetap bisa mengalir hingga ke hilir menuju subak-subak di Desa Kubutambahan dan Desa Bungkulan. Pengerjaan terowongan ini memanfaatkan bahan peledak, guna menghancurkan tebing bebatuan di sisi timur aliran air dari kedua sumbernya.
Pantauan NusaBali di lokasi proyek Bendungan Tamblang kawasan Desa Sawan, Minggu siang, proyek tersebut telah memasuki masa persiapan. Terlihat sejumlah alat berat tengah bekerja menggali lahan. Akses masuk dari ruas jalan Desa Sawan menuju lokasi bendungan, juga sudah dibuka.
Akses jalan menuju lokasi bendungan dari Desa Sawan memiliki panjang 76 meter dengan lebar 14 meter. Jalan ini digunakan sebagai akses pengangkutan material ke lokasi. Kabarnya, upacara ngeruak sebagai dewasa ayu (hari baik) dimulainya pembangunan telah dilaksanakan pada Radite Pon Tambir, Minggu, 15 September 2019 lalu.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP), I Putu Sudana, juga membenarkan rencana pembuatan terowongan sejauh 395 meter tersebut. Hanya saja, Putu Sudana tidak bisa menjelaskan data detail pembuatan terowongan.
“Coba hubungi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Bendungan Tamb-lang, biar datanya jelas. Saya tidak bawa data detail,” ungkap Putu Sudana saat dihubungi NusaBali per telepon.
Proyek Bendungan Tamblang sendiri ditargetkan rampung tahun 2022 mendatang. Konstruksi Bendungan Tamblang dirancang dengan luas genangan 358.585 meter persegi dan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Lahan terbanyak yang dibebaskan untuk Bendungan Tamblang berada di Desa Sawan mencapai 38,59 hektare. Disusul kemudian pembebasan lahan di Desa Bila mencapai 12,2 hektare, di Desa Bontihing seluas 6,49 hektar, dan di Desa Bebetin dengan luas 1,49 hektare. Ini skenario luasan lahan sebelum revisi.
Bendungan Tamblang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik. Bendungan Tamblang diproyeksikan untuk penyediaan air baku dengan debit 510 liter per detik. Di samping itu, Bendungan Tamblang juga akan menjadi objek wisata dan airnya sekaligus untuk mengairi persawahan di dua kecamatan wilayah Buleleng Timur. *k19
Empat desa bertetangga di perbatasan dua kecamatan berbeda kawasan Buleleng Timur yang jadi areal pembangunan Bendungan Tamblang, masing-masing Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Kecamatan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan). Proyek Bendungan Tamblang senilai Rp 700 miliar dengan sumber dana APBN ini dikerjakan oleh PT PP Adhi Jaya KSO.
Humas PT PP Adhi Jaya KSO, Ketut Sulandra, menyatakan terowongan sepanjang 395 meter ini akan dibangun di wilayah Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan. Menurut Ketut Sulandra, mulut terowongan dengan lebar 12 meter dan tinggi 12,5 meter berada di sekitar Pura Taman, Desa Adat Bila tembus ke perbatasan Desa Bila dan Desa Sawan.
“Sekarang masih proses clearring lokasi sepanjang 500 meter,” jelas Ketut Sulandra saat ditemui NusaBali di lokasi proyek Bendungan Tamblang kawasan Desa Sawan, Minggu (17/11) siang.
Ketut Sulandra memaparkan, pengerjaan terowongan ini dilakukan dengan pemanfaatan bahan peledak guna meruntuhkan tebing bebatuan di sisi timur aliran air. Pengerjaan terowongan diawali dengan studi kelayakan terhadap lokasi terowongan. Saat ini, pihaknya sudah mempersiapkan lokasi pembangunan tempat penyimpanan bahan pele-dak.
Terowongan itu sendiri dibangun menyusul adanya kekhawatiran dari petani di bagian hilir, seperti di Desa Kubutambahan (Kecamatan Kubutambagan) dan Desa Bungkulan (Kecamatan Sawan), yang tidak bisa menanam padi akibat tidak mendapat pasokan air. Petani di dua desa hilir tersebut yakin pembangunan Bendungan Tamblang akan menutup saluran air menuju subak yang ada di desanya.
Selama ini, subak yang ada di Desa Kubutambahan dan Desa Bungkulan memanfaatkan air irigasi dari Tukad Daya di Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan) dan Tukad Gelung di Desa Pakisan (Kecamatan Kubutambahan). Namun, kekhawatiran itu dijawab dengan pembangunan terowongan sebelum pengerjaan bangunan fisik genangan Bendungan Tamblang.
Nah, lewat terowongan itulah nantinya air dari Tukad Daya dan Tukad Gelung tetap bisa mengalir hingga ke hilir menuju subak-subak di Desa Kubutambahan dan Desa Bungkulan. Pengerjaan terowongan ini memanfaatkan bahan peledak, guna menghancurkan tebing bebatuan di sisi timur aliran air dari kedua sumbernya.
Pantauan NusaBali di lokasi proyek Bendungan Tamblang kawasan Desa Sawan, Minggu siang, proyek tersebut telah memasuki masa persiapan. Terlihat sejumlah alat berat tengah bekerja menggali lahan. Akses masuk dari ruas jalan Desa Sawan menuju lokasi bendungan, juga sudah dibuka.
Akses jalan menuju lokasi bendungan dari Desa Sawan memiliki panjang 76 meter dengan lebar 14 meter. Jalan ini digunakan sebagai akses pengangkutan material ke lokasi. Kabarnya, upacara ngeruak sebagai dewasa ayu (hari baik) dimulainya pembangunan telah dilaksanakan pada Radite Pon Tambir, Minggu, 15 September 2019 lalu.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP), I Putu Sudana, juga membenarkan rencana pembuatan terowongan sejauh 395 meter tersebut. Hanya saja, Putu Sudana tidak bisa menjelaskan data detail pembuatan terowongan.
“Coba hubungi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Bendungan Tamb-lang, biar datanya jelas. Saya tidak bawa data detail,” ungkap Putu Sudana saat dihubungi NusaBali per telepon.
Proyek Bendungan Tamblang sendiri ditargetkan rampung tahun 2022 mendatang. Konstruksi Bendungan Tamblang dirancang dengan luas genangan 358.585 meter persegi dan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Lahan terbanyak yang dibebaskan untuk Bendungan Tamblang berada di Desa Sawan mencapai 38,59 hektare. Disusul kemudian pembebasan lahan di Desa Bila mencapai 12,2 hektare, di Desa Bontihing seluas 6,49 hektar, dan di Desa Bebetin dengan luas 1,49 hektare. Ini skenario luasan lahan sebelum revisi.
Bendungan Tamblang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik. Bendungan Tamblang diproyeksikan untuk penyediaan air baku dengan debit 510 liter per detik. Di samping itu, Bendungan Tamblang juga akan menjadi objek wisata dan airnya sekaligus untuk mengairi persawahan di dua kecamatan wilayah Buleleng Timur. *k19
1
Komentar