Buleleng Incar Air Danau Tamblingan
Dalam rancangan pembangunan SPAM tersebut rencananya akan diambil debit air sebesar 150 liter/detik dengan menggunakan sistem pompa.
Solusi Atasi Masalah Rawan Air di 14 Desa
SINGARAJA, NusaBali
Keterbatasan air bersih yang masih dialami sejumlah wilayah di Kabupaten Buleleng saat ini terutama saat musim kemarau, masih saja terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemkab Buleleng berencana akan membangun Saluran Perpipaan Air Minum (SPAM) Danau Tamblingan yang akan mengambil langsung air dari sumber mata air Danau Tamblingan.
Rencana pembangunan SPAM tersebut baru saja diajukan ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI. Dalam rancangan pembangunan SPAM tersebut rencananya akan diambil debit air sebesar 150 liter/detik dengan menggunakan sistem pompa untuk mengatasi 14 desa yang ada di Kecamatan Sukasda dan Banjar. Empat belas desa tersebut pun dikatakan sebagai daerah rawan air.
Menurut Plt Kepala Dinas PU Buleleng I Ketut Suparta Wijaya, yang dimaksudkan daerah rawan air, daerah yang sering mengalami masalah keterbatasan air di musim kemarau. “Bukan tidak ada air, tetapi karena debit airnya menurun mereka sering kesulitan air saat musim kemarau,” Suparta kepada NusaBali, Jumat (22/7).
Keempat belas desa tersebut yakni, Desa Pancasari, Wanagiri dan Kayuputih di Kecamatan Sukasada, Desa Sidatapa, Cempaga, Pedawa, Tigawasa, Gobleg, Munduk, Banyusri, Gesing, Kayuputih Melaka, Banyuatis dan Tirtasari di Kecamatan Banjar. “Pengambilan debit air 150 liter/detik tersebut dijamin tidak akan mengganggu pasokan air di Danau Tamblingan,” ujarnya.
Suparta menyebut proyek ini jika disetujui oleh pemerintah pusat merupakan proyek besar yang akan menelan anggaran Rp 60 miliar. Dikatakan, Danau Tamblinan dipilih sebagai salah satu sumber mata air yang akan dialirkan langsung ke masyarakat memiliki alasan khusus, yakni melihat besar debit air dan kejernihan sumber air yang belum tercemar. Sehingga air tersebut aman untuk dikonsumsi dan dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Selain itu, kata Suparta, dengan membanguanan SPAM Danau Tamblingan sekaligus akan menjawab pengelolaan air dengan bijak dan benar. Selama ini, di kawasan tersebut, pengelolaan air bersihnya belum maksimal. “Ini masih tahap awal, perjalanannya masih panjang, kami juga nanti akan meminta izin dulu dengan Krama Catur Desa, BKSDA Bali, karena kawasan tersebut adalah kawasan konservasi, mudah-mudahan lancar sehingga masalah air bersih segera bisa diatasi,” harapnya. * k23
SINGARAJA, NusaBali
Keterbatasan air bersih yang masih dialami sejumlah wilayah di Kabupaten Buleleng saat ini terutama saat musim kemarau, masih saja terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemkab Buleleng berencana akan membangun Saluran Perpipaan Air Minum (SPAM) Danau Tamblingan yang akan mengambil langsung air dari sumber mata air Danau Tamblingan.
Rencana pembangunan SPAM tersebut baru saja diajukan ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI. Dalam rancangan pembangunan SPAM tersebut rencananya akan diambil debit air sebesar 150 liter/detik dengan menggunakan sistem pompa untuk mengatasi 14 desa yang ada di Kecamatan Sukasda dan Banjar. Empat belas desa tersebut pun dikatakan sebagai daerah rawan air.
Menurut Plt Kepala Dinas PU Buleleng I Ketut Suparta Wijaya, yang dimaksudkan daerah rawan air, daerah yang sering mengalami masalah keterbatasan air di musim kemarau. “Bukan tidak ada air, tetapi karena debit airnya menurun mereka sering kesulitan air saat musim kemarau,” Suparta kepada NusaBali, Jumat (22/7).
Keempat belas desa tersebut yakni, Desa Pancasari, Wanagiri dan Kayuputih di Kecamatan Sukasada, Desa Sidatapa, Cempaga, Pedawa, Tigawasa, Gobleg, Munduk, Banyusri, Gesing, Kayuputih Melaka, Banyuatis dan Tirtasari di Kecamatan Banjar. “Pengambilan debit air 150 liter/detik tersebut dijamin tidak akan mengganggu pasokan air di Danau Tamblingan,” ujarnya.
Suparta menyebut proyek ini jika disetujui oleh pemerintah pusat merupakan proyek besar yang akan menelan anggaran Rp 60 miliar. Dikatakan, Danau Tamblinan dipilih sebagai salah satu sumber mata air yang akan dialirkan langsung ke masyarakat memiliki alasan khusus, yakni melihat besar debit air dan kejernihan sumber air yang belum tercemar. Sehingga air tersebut aman untuk dikonsumsi dan dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Selain itu, kata Suparta, dengan membanguanan SPAM Danau Tamblingan sekaligus akan menjawab pengelolaan air dengan bijak dan benar. Selama ini, di kawasan tersebut, pengelolaan air bersihnya belum maksimal. “Ini masih tahap awal, perjalanannya masih panjang, kami juga nanti akan meminta izin dulu dengan Krama Catur Desa, BKSDA Bali, karena kawasan tersebut adalah kawasan konservasi, mudah-mudahan lancar sehingga masalah air bersih segera bisa diatasi,” harapnya. * k23
1
Komentar