23 Perupa Perempuan Bali Pamer Karya
Diikuti Mahasiswi, Ibu RT, hingga Jro Mangku
Pameran Perupa Perempuan Bali (PPB)#3 ‘Sesananing Luh’ akan dibuka Nyonya Putri Suastini Koster, Rabu (20/11) malam pukul 19.00 Wita
DENPASAR, NusaBali
Perupa Perempuan Bali (PPB) kembali berpameran barsama di Gedung Krya Taman Budaya Bali, Denpasar, 20 November hingga 4 Desember 2019. Kali ini, pameran yang diikuti 23 perupa perempuan lintas generasi ini mengusung tema ‘Sesananing Luh’. Yang menarik dari 23 peserta, satu diantaranya adalah Jro Mangku Muriati, 53, putri dari maestro pelukis Kamasan, almarhum Mangku Mura.
Penggagas dan Founder PPB yang juga kurator pameran, I Made Bakti Wiyasa mengatakan, pameran PPB ini telah berlangsung sejak 2017 diawali dengan pameran PPB #1 bertema Luwih Utamaning Luh, dan dilanjutkan pameran PPB#2 mengusung tema Mahavidya Cahaya Perempaun. “Nah, tahun ini pameran PPB#3 mengangkat tema Sesananing Luh,” ujar Bakti Wiyasa, ditemui disela-sela mempersiapkan pameran ini, Senin (18/11).
Tema Sesananing Luh, kata Bakti, dapat diartikan sebagai tingkah laku mulia yang dilakukan oleh sosok perempuan Bali. Menurutnya, belakangan ini, tingkah laku yang mulia itu sering terkesan dilanggar, sehingga perlu diingatkan bagaimana seharusnya tingkah laku itu dilaksanakan oleh perempuan Bali. “Ini sekaligus untuk mengingatkan kewajiban mulia sosok dari wanita Bali, karena beliau-beliau ini menjadi daya daripada kehidupan ini,” kata Bakti.
Dipaparkannya, pameran Sesananing Luh ini menampilkan 23 perupa lintas generasi yang menarasikan khasanah seni rupa Bali yang ditekuni oleh perupa perempuan di Pulau Dewata ini. “Pameran ini menampilkan perkembangan seni rupa dari seni lukis Bali klasik, seni lukis Kamasan, seni lukis Batuan, serta perkembangan kecenderungan seni grafis murni Bali yang setia ditekuni oleh perupa perempuan Bali,” ujarnya.
Dikatakan, dari 23 perupa perempuan Bali ada yang berlatar pendidikan seni rupa akademis maupun non akademis namun intens dalam berkarya dan menunjukkan kecenderungan-kecenderungan baru. “Perupa akademis diantaranya dari ISI Denpasar dan Undiksha Singaraja. Mereka ini baik yang masih studi maupun alumni. Ada juga alumni ISI Jogja, alumni ITB Bandung, alumni PSSRD Udayana, maupun IKIP PGRI,” kata Bakti. “Namun secara keseluruhan dapat saya katakan dari 23 perupa perempuan Bali yang ikut berpameran ini mereka merupakan lintas generasi, ada yang mahasiswi, alumni, ibu rumah tangga (RT) hingga Jro Mangku,” imbuhnya.
Yang menarik, salah satu peserta yang disebut Bakti sebagai Jro Mangku adalah Jro Mangku Muriati. Dia merupakan anak dari maestro seni lukis Kamasan (alm) Jro Mangku Mura (1920-1999). Dalam pameran PPB ini, perupa berusia 53 tahun ini memamerkan dua karya lukisannya bertema Bhineka Tunggal Ika dan Wanita Karir. “Saya secara khsusus membuat dua karya ini untuk pameran ini,” ujar perupa asal Banjar Siku, Kamasan, Klungkung ini.
Dijelaskan Mangku Muriati, dua karya yang dipamerkannya ini merupakan karya inovasi dari lukisan Kamasan. “Pada umumnya pelukis Kamasan melukiskan pewayangan baik epos Ramayana maupun Mahabrata. Meski ada inovasi dari lukisan saya ini, namun tetap mencirikan khas wayang Kamasan,” jelas perupa yang sudah malang melintang ikut pameran ini.
Sementara itu, Kepala UPT Taman Budaya Bali I Made Suarja mengapresiasi digelarnya kembali pameran Perupa Perempuan Bali (PPB). Dia pun berharap pameran yang merupakan program dari Taman Budaya Bali kali ini ada perbedaan dari pameran sebelumnya sehingga pengunjung mendapatkan sesuatu yang baru dari karya-karya yang dipajang. “Saya berharap setiap tahun terus dilakukan evaluasi agar pameran tidak sama dari tahun ke tahun, sehingga pengunjung tidak bosan. Jadi silakan tunjukkan kreativitas seluas-luasnya dari para seniman," harapnya. Rencananya pembukaan pameran Perupa Perempuan Bali (PPB)#3 ‘Sesananing Luh’ akan dilakukan Nyonya Putri Suastini Koster, Rabu (20/11) malam mulai pukul 19.00 Wita dengan dimeriahkan aneka pertunjukan seni. *isu
Penggagas dan Founder PPB yang juga kurator pameran, I Made Bakti Wiyasa mengatakan, pameran PPB ini telah berlangsung sejak 2017 diawali dengan pameran PPB #1 bertema Luwih Utamaning Luh, dan dilanjutkan pameran PPB#2 mengusung tema Mahavidya Cahaya Perempaun. “Nah, tahun ini pameran PPB#3 mengangkat tema Sesananing Luh,” ujar Bakti Wiyasa, ditemui disela-sela mempersiapkan pameran ini, Senin (18/11).
Tema Sesananing Luh, kata Bakti, dapat diartikan sebagai tingkah laku mulia yang dilakukan oleh sosok perempuan Bali. Menurutnya, belakangan ini, tingkah laku yang mulia itu sering terkesan dilanggar, sehingga perlu diingatkan bagaimana seharusnya tingkah laku itu dilaksanakan oleh perempuan Bali. “Ini sekaligus untuk mengingatkan kewajiban mulia sosok dari wanita Bali, karena beliau-beliau ini menjadi daya daripada kehidupan ini,” kata Bakti.
Dipaparkannya, pameran Sesananing Luh ini menampilkan 23 perupa lintas generasi yang menarasikan khasanah seni rupa Bali yang ditekuni oleh perupa perempuan di Pulau Dewata ini. “Pameran ini menampilkan perkembangan seni rupa dari seni lukis Bali klasik, seni lukis Kamasan, seni lukis Batuan, serta perkembangan kecenderungan seni grafis murni Bali yang setia ditekuni oleh perupa perempuan Bali,” ujarnya.
Dikatakan, dari 23 perupa perempuan Bali ada yang berlatar pendidikan seni rupa akademis maupun non akademis namun intens dalam berkarya dan menunjukkan kecenderungan-kecenderungan baru. “Perupa akademis diantaranya dari ISI Denpasar dan Undiksha Singaraja. Mereka ini baik yang masih studi maupun alumni. Ada juga alumni ISI Jogja, alumni ITB Bandung, alumni PSSRD Udayana, maupun IKIP PGRI,” kata Bakti. “Namun secara keseluruhan dapat saya katakan dari 23 perupa perempuan Bali yang ikut berpameran ini mereka merupakan lintas generasi, ada yang mahasiswi, alumni, ibu rumah tangga (RT) hingga Jro Mangku,” imbuhnya.
Yang menarik, salah satu peserta yang disebut Bakti sebagai Jro Mangku adalah Jro Mangku Muriati. Dia merupakan anak dari maestro seni lukis Kamasan (alm) Jro Mangku Mura (1920-1999). Dalam pameran PPB ini, perupa berusia 53 tahun ini memamerkan dua karya lukisannya bertema Bhineka Tunggal Ika dan Wanita Karir. “Saya secara khsusus membuat dua karya ini untuk pameran ini,” ujar perupa asal Banjar Siku, Kamasan, Klungkung ini.
Dijelaskan Mangku Muriati, dua karya yang dipamerkannya ini merupakan karya inovasi dari lukisan Kamasan. “Pada umumnya pelukis Kamasan melukiskan pewayangan baik epos Ramayana maupun Mahabrata. Meski ada inovasi dari lukisan saya ini, namun tetap mencirikan khas wayang Kamasan,” jelas perupa yang sudah malang melintang ikut pameran ini.
Sementara itu, Kepala UPT Taman Budaya Bali I Made Suarja mengapresiasi digelarnya kembali pameran Perupa Perempuan Bali (PPB). Dia pun berharap pameran yang merupakan program dari Taman Budaya Bali kali ini ada perbedaan dari pameran sebelumnya sehingga pengunjung mendapatkan sesuatu yang baru dari karya-karya yang dipajang. “Saya berharap setiap tahun terus dilakukan evaluasi agar pameran tidak sama dari tahun ke tahun, sehingga pengunjung tidak bosan. Jadi silakan tunjukkan kreativitas seluas-luasnya dari para seniman," harapnya. Rencananya pembukaan pameran Perupa Perempuan Bali (PPB)#3 ‘Sesananing Luh’ akan dilakukan Nyonya Putri Suastini Koster, Rabu (20/11) malam mulai pukul 19.00 Wita dengan dimeriahkan aneka pertunjukan seni. *isu
Komentar