Golkar Tak Ingin Gegabah di Pilkada
Ketua DPD II Golkar Denpasar, I Wayan Mariyana Wandira, tegaskan tidak ingin gegabah di Pilkada Denpasar 2020.
DENPASAR, NusaBali
Meski sudah melakukan komunikasi dengan parpol lainnya untuk koalisi, namun Mariyana Wandira tetap tunggu Juklak dan Juknis dari DPP Golkar. “Kami di Golkar masih menunggu Juklak dan Juknis dari DPP, yang tentunya setelah Munas Golkar, 4-6 Desember 2019. Tapi, sebelum itu, tentu kita sudah sedikit melakukan komunikasi dengan parpol,” ujar Wandira di Sanur, Denpasar Selatan, Selasa (19/11) lalu.
Wandira menyebutkan, komunikasi politik dalam rangka membangun koalisi ke Pilkada Denpasar 2020 dilakukan dengan Gerindra, Demokrat, NasDem, dan PSI. Golkar tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan, karena ini menyangkut proses mencari seorang pemimpin.
“Mencari pemimpin itu tidak hanya figur uang bisa memimpin, tapi juga mampu memberikan kontribusi positif terhadap Kota Denpasar. Sebab, Denpasar sebagai ibukota yang notabene akan menjadi sebuah kota metropolitan, tentu harus ditunjang dengan fasilitas dan kesan yang metropolitan juga,” kata Wandira.
“Kota Denpasar tidak hanya sekadar berwawasan budaya, tapi juga mampu memberikan ruang gerak kepada setiap generasi muda yang memiliki aktivitas dan kreativitas kekinian, tanpa melepaskan pakem adat budaya yang ada,” lanjut Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar ini.
Menurut Wandira, jika melihat perkembangan parpol dan pemahaman politik masyarakat, semestinya Denpasar lebih maju dan modern dibanding yang lain. Karenanya, jika menginginkan Denpasar bisa maju, harusnya dipilih pemimpin yang berprogram, bukan hanya sekadar diusung oleh partai politik besar. Pemimpin yang diharapkan muncul adalah pemimpin yang miliki teknik untuk menguasai tata kelola kota.
“Tidak akan terlambat menata kota ini sepanjang pemimpin punya program dan keinginan melalui analisa dan data yang secara teknis bisa dipertanggungjawabkan. Kita bisa lihat Banyuwangi, 10 tahun lalu seperti apa? Namun ketika kepemimpinannya dikuasai oleh teknokrat yang terukur dan berdasarkan analisa, Banyuwangi sekarang maju pesat. Mereka punya tolok ukur yang jelas dalam program rencana kerja, dan memakai data,” kata politisi Golkar asal Sanur, Denpasar Se-latan ini. *ind
Wandira menyebutkan, komunikasi politik dalam rangka membangun koalisi ke Pilkada Denpasar 2020 dilakukan dengan Gerindra, Demokrat, NasDem, dan PSI. Golkar tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan, karena ini menyangkut proses mencari seorang pemimpin.
“Mencari pemimpin itu tidak hanya figur uang bisa memimpin, tapi juga mampu memberikan kontribusi positif terhadap Kota Denpasar. Sebab, Denpasar sebagai ibukota yang notabene akan menjadi sebuah kota metropolitan, tentu harus ditunjang dengan fasilitas dan kesan yang metropolitan juga,” kata Wandira.
“Kota Denpasar tidak hanya sekadar berwawasan budaya, tapi juga mampu memberikan ruang gerak kepada setiap generasi muda yang memiliki aktivitas dan kreativitas kekinian, tanpa melepaskan pakem adat budaya yang ada,” lanjut Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar ini.
Menurut Wandira, jika melihat perkembangan parpol dan pemahaman politik masyarakat, semestinya Denpasar lebih maju dan modern dibanding yang lain. Karenanya, jika menginginkan Denpasar bisa maju, harusnya dipilih pemimpin yang berprogram, bukan hanya sekadar diusung oleh partai politik besar. Pemimpin yang diharapkan muncul adalah pemimpin yang miliki teknik untuk menguasai tata kelola kota.
“Tidak akan terlambat menata kota ini sepanjang pemimpin punya program dan keinginan melalui analisa dan data yang secara teknis bisa dipertanggungjawabkan. Kita bisa lihat Banyuwangi, 10 tahun lalu seperti apa? Namun ketika kepemimpinannya dikuasai oleh teknokrat yang terukur dan berdasarkan analisa, Banyuwangi sekarang maju pesat. Mereka punya tolok ukur yang jelas dalam program rencana kerja, dan memakai data,” kata politisi Golkar asal Sanur, Denpasar Se-latan ini. *ind
1
Komentar