Diserbu Burung Pipit, Areal Taman Pecangakan Kumuh
Areal sisi barat Taman Pecangakan di seberang Kantor Satpol PP Jembrana, belakangan tampak kumuh.
NEGARA, NusaBali
Selain banyak ranting pepohonan rusak, areal taman yang menjadi salah satu ikon di kawasan civic center Pemkab Jembrana, ini dipenuhi kotoran burung pipit yang berdatangan setiap sore di areal taman setempat.
Dari pemantauan pada Kamis (21/11), kotoran burung pipit ini juga meluber sampai ke trotoar di dekat pos jaga petugas Dinas Perhubungan, di pojokan taman setempat. Sejumlah pepohonan juga tampak diselimuti kotoran burung yang berwarna putih. Di samping merusak pemandangan, adanya kotoran yang berserakan ini juga menimbulkan bau tidak sedap, dan cukup mengganggu petugas yang berjaga di pos serta pengguna jalan.
“Jangankan malam. Siang saja saya berjaga di sini, kadang sampai pusing karena bau kotoran ini,” ujar salah seorang petugas Bidang Perhubungan yang berjaga di pos jaga setempat, Kamis kemarin.
Menurutnya, serangan gerombolan burung pipit yang berdatangan hampir setiap sore, itu juga sempat menyerbu pepohonan pada taman pembatas jalan di depan kantor DPRD, bahkan di dalam areal perkantoran Bupati Jembrana. Namun gerombolan burung pipit yang kerap mengotori jalan di depan kantor DPRD itu terus dihalau, hingga akhirnya berpindah ke areal sisi barat Taman Pecangakan. Bahkan tidak hanya ranting pohon, salah satu tiang listrik yang berkarat di Taman Pecangakan, juga diketahui sempat roboh akibat dihinggapi gerombolan burung pipit. “Biasanya kotoran ini disemprot air dari mobil pemadam. Terakhir saya lihat disemprot sekitar seminggu lalu, dan sekarang kotor lagi. Kadang selain kotoran, ada juga beberapa bangkai burung yang dikerumuni semut,” sambung petugas Dinas Perhubungan yang menolak namanya dikorankan ini.
Sementara Kabid Perlindungan Masyarakat (Linmas) Satpol PP Jembrana I Putu Pranajaya, Kamis kemarin, mengakui pihaknya kerap diminta bantuan oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) ataupun dari Bagian Umum Setda Jembrana, untuk membersihkan kotoran burung pipit tersebut. Tetapi karena gerombolan burung terus berdatangan, setelah dibersihkan, ya akhirnya kotor lagi. “Kami semprot kalau sudah ada permintaan. Karena sifat kami membantu, dan bukan tugas pokok. Kalau ada permintaan, biasanya juga kami pilih semprot pagi hari, saat warga banyak sedang beraktivitas. Karena kalau siang dan malam, kami harus tetap standby mengantisipasi kebakaran,” kata Pranajaya.
Sebenarnya, kata Pranjaya, rekan-rekan petugas Satpol PP yang berjaga 24 jam di markas ataupun di pos depan Kantor Bupati Jembrana sering menghalau serbuan burung pipit yang berkumpul setiap sore mulai sekitar pukul 17.00 – 18.00 Wita tersebut. Tetapi, upaya menghalau dengan cara meneriaki gerombolan burung pipit itu tidak begitu efektif.
“Sebelumnya juga sudah pernah kami semprot burung-burungnya. Tetapi setelah itu hinggap ke pohon lain, dan sangat sulit diatasi. Kalau sampai diracun atau sengaja dibunuh, kami juga kasihan,” ucapnya. *ode
Dari pemantauan pada Kamis (21/11), kotoran burung pipit ini juga meluber sampai ke trotoar di dekat pos jaga petugas Dinas Perhubungan, di pojokan taman setempat. Sejumlah pepohonan juga tampak diselimuti kotoran burung yang berwarna putih. Di samping merusak pemandangan, adanya kotoran yang berserakan ini juga menimbulkan bau tidak sedap, dan cukup mengganggu petugas yang berjaga di pos serta pengguna jalan.
“Jangankan malam. Siang saja saya berjaga di sini, kadang sampai pusing karena bau kotoran ini,” ujar salah seorang petugas Bidang Perhubungan yang berjaga di pos jaga setempat, Kamis kemarin.
Menurutnya, serangan gerombolan burung pipit yang berdatangan hampir setiap sore, itu juga sempat menyerbu pepohonan pada taman pembatas jalan di depan kantor DPRD, bahkan di dalam areal perkantoran Bupati Jembrana. Namun gerombolan burung pipit yang kerap mengotori jalan di depan kantor DPRD itu terus dihalau, hingga akhirnya berpindah ke areal sisi barat Taman Pecangakan. Bahkan tidak hanya ranting pohon, salah satu tiang listrik yang berkarat di Taman Pecangakan, juga diketahui sempat roboh akibat dihinggapi gerombolan burung pipit. “Biasanya kotoran ini disemprot air dari mobil pemadam. Terakhir saya lihat disemprot sekitar seminggu lalu, dan sekarang kotor lagi. Kadang selain kotoran, ada juga beberapa bangkai burung yang dikerumuni semut,” sambung petugas Dinas Perhubungan yang menolak namanya dikorankan ini.
Sementara Kabid Perlindungan Masyarakat (Linmas) Satpol PP Jembrana I Putu Pranajaya, Kamis kemarin, mengakui pihaknya kerap diminta bantuan oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) ataupun dari Bagian Umum Setda Jembrana, untuk membersihkan kotoran burung pipit tersebut. Tetapi karena gerombolan burung terus berdatangan, setelah dibersihkan, ya akhirnya kotor lagi. “Kami semprot kalau sudah ada permintaan. Karena sifat kami membantu, dan bukan tugas pokok. Kalau ada permintaan, biasanya juga kami pilih semprot pagi hari, saat warga banyak sedang beraktivitas. Karena kalau siang dan malam, kami harus tetap standby mengantisipasi kebakaran,” kata Pranajaya.
Sebenarnya, kata Pranjaya, rekan-rekan petugas Satpol PP yang berjaga 24 jam di markas ataupun di pos depan Kantor Bupati Jembrana sering menghalau serbuan burung pipit yang berkumpul setiap sore mulai sekitar pukul 17.00 – 18.00 Wita tersebut. Tetapi, upaya menghalau dengan cara meneriaki gerombolan burung pipit itu tidak begitu efektif.
“Sebelumnya juga sudah pernah kami semprot burung-burungnya. Tetapi setelah itu hinggap ke pohon lain, dan sangat sulit diatasi. Kalau sampai diracun atau sengaja dibunuh, kami juga kasihan,” ucapnya. *ode
1
Komentar