Pro Bamsoet Tuding Panitia Munas Golkar Tak Netral
Bambang Soesatyo (Bamsoet) optimistis dapat memenangi pertarungan kendati struktur kepanitian musyawarah nasional (Munas) Golkar sudah tak netral, karena telah dikuasai orang kepercayaan Airlangga Hartarto.
JAKARTA, NusaBali
Juru bicara (Jubir) Bamsoet, Andi Sinulingga, mengatakan parameter ketidaknetralan panitia dapat dilihat dari Surat Keputusan (SK) kepanitiaan yang baru keluar 10 hari jelang Munas. Padahal, kata Andi, idealnya SK turun dua hingga tiga bulan sebelum bergulirnya Munas. Andi juga heran, pada Munas kali ini, panitia tidak membuka agenda road show bagi bakal calon ketua umum.
Menurut dia, road show cukup krusial karena para kandidat dapat menyampaikan visi dan misi ke daerah. "Nah itu kan ruang itu ditutup. Tampak secara psikologis kawan-kawan di daerah itu takut," ujar Andi di Jenggala Center Jakarta, Jumat (22/11). "Berpartai itu pakai alat pikir, kalau pakai rasa sentimen, enggak ada argumentasi itu kan rumit. Bagaimana mau urus rakyat, kalau ngurus internal sendiri saja enggak bisa berjiwa besar," sambung dia.
Andi menegaskan, pihaknya tetap berkeyakinan Bamsoet mampu meraih kemenangan, sekalipun netralitas kepantiaan sudah jauh dari unsur demokratisasi. Dia melihat Airlangga cenderung menggunakan kekuasaannya agar dapat mempertahankan kursi ketua umum.
Sebaliknya, sebagai penantang, Bamsoet dinilai memiliki keinginan besar untuk merebut jabatan ketua umum Golkar. Andi mengungkapkan Bamsoet menyadari akan terjadi dinamika ketika memutuskan maju. "Kalau Pak Airlangga itu bagus memimpin selama dua tahun belakangan ini, harusnya dia tidur-tidur saja," kata dia dilansir kompas.com.
Sementara Tokoh Senior Partai Golkar, Andi Mattalatta, menyebutkan munculnya dua kubu bakal calon ketua Umum Partai Golkar jelang bergulirnya musyawarah nasional (munas) pada 3-6 Desember di Jakarta, sebagai angin positif. Dua kubu yang akan mengambil tiket pendaftaran calon ketua umum adalah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Wakil Bidang Koordinator Bidang Pratama Bambang Soesatyo.
"Bagus, saya kira partai politik yang selama ini sudah muncul calon-calon ketua umunnya sebelum munas adalah Golkar, partai lain ada enggak?" ujar Andi. Namun demikian, Andi meminta para calon ketum menyadari bahwa seorang ketua umum partai politik (parpol) itu harus lebih baik dari seorang pejabat yang diangkat parpol itu sendiri.
Dia menjelaskan, bahwa yang dimaksud adalah level kualitas ketua parpol lebih tinggi dari pejabat yang dipilih parpol. "Ya kan yang memilih presiden parpol, yang memilih gubernur parpol. Harusnya kelasnya ketua parpol lebih tinggi dari pejabat," kata dia. Sebelumnya, Airlangga melempar sinyal bahwa pemilihan ketua umum Partai Golkar yang baru dapat dilakukan secara aklamasi. Alasannya, aklamasi masih bagian dari sebuah demokrasi. Menanggapi hal itu, Andi menilai wacana aklamasi bergantung para pemilik suara. "Yang menentukan aklamasi adalah pemegang suara, voters," ujar dia. *
Menurut dia, road show cukup krusial karena para kandidat dapat menyampaikan visi dan misi ke daerah. "Nah itu kan ruang itu ditutup. Tampak secara psikologis kawan-kawan di daerah itu takut," ujar Andi di Jenggala Center Jakarta, Jumat (22/11). "Berpartai itu pakai alat pikir, kalau pakai rasa sentimen, enggak ada argumentasi itu kan rumit. Bagaimana mau urus rakyat, kalau ngurus internal sendiri saja enggak bisa berjiwa besar," sambung dia.
Andi menegaskan, pihaknya tetap berkeyakinan Bamsoet mampu meraih kemenangan, sekalipun netralitas kepantiaan sudah jauh dari unsur demokratisasi. Dia melihat Airlangga cenderung menggunakan kekuasaannya agar dapat mempertahankan kursi ketua umum.
Sebaliknya, sebagai penantang, Bamsoet dinilai memiliki keinginan besar untuk merebut jabatan ketua umum Golkar. Andi mengungkapkan Bamsoet menyadari akan terjadi dinamika ketika memutuskan maju. "Kalau Pak Airlangga itu bagus memimpin selama dua tahun belakangan ini, harusnya dia tidur-tidur saja," kata dia dilansir kompas.com.
Sementara Tokoh Senior Partai Golkar, Andi Mattalatta, menyebutkan munculnya dua kubu bakal calon ketua Umum Partai Golkar jelang bergulirnya musyawarah nasional (munas) pada 3-6 Desember di Jakarta, sebagai angin positif. Dua kubu yang akan mengambil tiket pendaftaran calon ketua umum adalah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Wakil Bidang Koordinator Bidang Pratama Bambang Soesatyo.
"Bagus, saya kira partai politik yang selama ini sudah muncul calon-calon ketua umunnya sebelum munas adalah Golkar, partai lain ada enggak?" ujar Andi. Namun demikian, Andi meminta para calon ketum menyadari bahwa seorang ketua umum partai politik (parpol) itu harus lebih baik dari seorang pejabat yang diangkat parpol itu sendiri.
Dia menjelaskan, bahwa yang dimaksud adalah level kualitas ketua parpol lebih tinggi dari pejabat yang dipilih parpol. "Ya kan yang memilih presiden parpol, yang memilih gubernur parpol. Harusnya kelasnya ketua parpol lebih tinggi dari pejabat," kata dia. Sebelumnya, Airlangga melempar sinyal bahwa pemilihan ketua umum Partai Golkar yang baru dapat dilakukan secara aklamasi. Alasannya, aklamasi masih bagian dari sebuah demokrasi. Menanggapi hal itu, Andi menilai wacana aklamasi bergantung para pemilik suara. "Yang menentukan aklamasi adalah pemegang suara, voters," ujar dia. *
Komentar