51 Nama Jadi Kandidat Ketum PHDI Pusat
Menjelang Mahasabha yang berlangsung di Surabaya pada 21-23 Oktober mendatang.
JAKARTA, NusaBali
DPN Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia bekerjasama dengan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) serta Media Hindu melakukan survei kepada umat Hindu di seluruh Indonesia mengenai sosok calon Ketua Umum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (Ketum PHDI) Pusat. Hasil survei memunculkan 51 nama sebagai kandidat Ketum. Survei dilakukan pada akhir Maret hingga awal Juli.Menurut Ketua DPN Peradah Indonesia D. Sures Kumar, awalnya mereka ingin melakukan survei dengan menyebar quesioner. Berhubung ada keterbatasan membuat mereka melakukan survei melalui online. Responden dapat mengisi langsung quesioner tersebut secara lengkap baik nama, usia, harapan responden terhadap PHDI kedepan.
Lalu kriteria calon Ketum PHDI yang diharapan serta nominasi calon Ketum. “Kami meminta mereka menyebutkan tiga nama sebagai kandidat calon Ketum PHDI Pusat,” ujar Sures dalam diskusi Publik bertajuk PHDI Hebat, Pemuda Kuat, Hindu Jaya di Gedung Dharma Sevanam, Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (24/7).
Responden, kata Sures, ada 300an orang. Mereka merupakan orang-orang yang familiar terhadap teknologi lantaran survei dilakukan secara online. Satu email hanya memiliki satu kesempatan mengisi quesioner. Mereka melakukan survei itu, lantaran ingin memberikan kontribusi kepada PHDI.
Sebab, saat ini jumlah umat Hindu menurun. Mereka yang pindah agama rata-rata adalah umat Hindu ekonomi lemah. Sayang dengan kejadian itu, peran PHDI tidak terlalu maximal dalam menangani permasalahan penurunan pemeluk agama Hindu. Justru, mereka melemparnya kepada kaum muda Hindu.
“Melihat itu, saya sendih karena mereka yang pindah agama adalah umat yang ekonominya lemah. Kami sebagai anak muda jengah dan melaporkannya ke PHDI. Namun PHDI melemparkan kepada kami, karena kami dinilai sebagai anak muda yang harus ikut berperan pula. Padahal untuk mencari dana operasional saja, kami harus pontang panting,” tegas Sures.
Dengan kejadian itu, lanjut Sures, saatnya menyelamatkan PHDI agar lebih berperan aktif lagi. “Dengan begitu, PHDI menjadi hebat, pemuda kuat dan Hindu bisa jaya. Kami berharap, nantinya yang terpilih dan bersedia memimpin PHDI dapat melibatkan kaum muda pula lantaran kami ingin memberi kontribusi juga kepada PHDI. Jangan seperti saat ini, untuk audensi dengan Ketum PHDI Pusat saja sulit,” imbuh Sures.
Hasil survei dibacakan oleh Presidium KMHDI Betharia. Dari 51 nama tersebut, terdapat nama Ketum PHDI Pusat saat ini, Sang Nyoman Suwisma. Betharia menyatakan, nama-nama yang disebut 1 sampai 51 tidak berdasarkan hasil jumlah perolehan suara di survei. “Dari responden yang ada hanya 10,6 persen tidak tahu harus mencalonkan siapa,” ucap Betharia.
Selain nama Suwisma, muncul sejumlah nama politisi Senayan. Mereka adalah senator Gede Pasek Suardika dan Arya Wedakarna. Kemudian tokoh-tokoh Bali yang tak asing lagi di Jakarta seperti Erlangga Mantik, Putra Astaman, mantan KSAU Ida Bagus Putu Dunia, mantan Sekjen PHDI Pusat Nengah Dana, mantan Dirjen Bimas Hindu Ida Bagus Yudha Triguna, Dewa Suratnaya dan Ngakan Putu Putra. k22
DPN Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia bekerjasama dengan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) serta Media Hindu melakukan survei kepada umat Hindu di seluruh Indonesia mengenai sosok calon Ketua Umum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (Ketum PHDI) Pusat. Hasil survei memunculkan 51 nama sebagai kandidat Ketum. Survei dilakukan pada akhir Maret hingga awal Juli.Menurut Ketua DPN Peradah Indonesia D. Sures Kumar, awalnya mereka ingin melakukan survei dengan menyebar quesioner. Berhubung ada keterbatasan membuat mereka melakukan survei melalui online. Responden dapat mengisi langsung quesioner tersebut secara lengkap baik nama, usia, harapan responden terhadap PHDI kedepan.
Lalu kriteria calon Ketum PHDI yang diharapan serta nominasi calon Ketum. “Kami meminta mereka menyebutkan tiga nama sebagai kandidat calon Ketum PHDI Pusat,” ujar Sures dalam diskusi Publik bertajuk PHDI Hebat, Pemuda Kuat, Hindu Jaya di Gedung Dharma Sevanam, Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (24/7).
Responden, kata Sures, ada 300an orang. Mereka merupakan orang-orang yang familiar terhadap teknologi lantaran survei dilakukan secara online. Satu email hanya memiliki satu kesempatan mengisi quesioner. Mereka melakukan survei itu, lantaran ingin memberikan kontribusi kepada PHDI.
Sebab, saat ini jumlah umat Hindu menurun. Mereka yang pindah agama rata-rata adalah umat Hindu ekonomi lemah. Sayang dengan kejadian itu, peran PHDI tidak terlalu maximal dalam menangani permasalahan penurunan pemeluk agama Hindu. Justru, mereka melemparnya kepada kaum muda Hindu.
“Melihat itu, saya sendih karena mereka yang pindah agama adalah umat yang ekonominya lemah. Kami sebagai anak muda jengah dan melaporkannya ke PHDI. Namun PHDI melemparkan kepada kami, karena kami dinilai sebagai anak muda yang harus ikut berperan pula. Padahal untuk mencari dana operasional saja, kami harus pontang panting,” tegas Sures.
Dengan kejadian itu, lanjut Sures, saatnya menyelamatkan PHDI agar lebih berperan aktif lagi. “Dengan begitu, PHDI menjadi hebat, pemuda kuat dan Hindu bisa jaya. Kami berharap, nantinya yang terpilih dan bersedia memimpin PHDI dapat melibatkan kaum muda pula lantaran kami ingin memberi kontribusi juga kepada PHDI. Jangan seperti saat ini, untuk audensi dengan Ketum PHDI Pusat saja sulit,” imbuh Sures.
Hasil survei dibacakan oleh Presidium KMHDI Betharia. Dari 51 nama tersebut, terdapat nama Ketum PHDI Pusat saat ini, Sang Nyoman Suwisma. Betharia menyatakan, nama-nama yang disebut 1 sampai 51 tidak berdasarkan hasil jumlah perolehan suara di survei. “Dari responden yang ada hanya 10,6 persen tidak tahu harus mencalonkan siapa,” ucap Betharia.
Selain nama Suwisma, muncul sejumlah nama politisi Senayan. Mereka adalah senator Gede Pasek Suardika dan Arya Wedakarna. Kemudian tokoh-tokoh Bali yang tak asing lagi di Jakarta seperti Erlangga Mantik, Putra Astaman, mantan KSAU Ida Bagus Putu Dunia, mantan Sekjen PHDI Pusat Nengah Dana, mantan Dirjen Bimas Hindu Ida Bagus Yudha Triguna, Dewa Suratnaya dan Ngakan Putu Putra. k22
Komentar