Camat Sosialisasi Komposter di Tingkat Rumah Tangga
Atasi Persoalan Sampah di Kuta Selatan
Camat Kuta Selatan I Made Widiana melakukan sosialisasi penggunaan komposter di tingkat rumah tangga, di Kantor Camat Kutsel, Kamis (28/11).
MANGUPURA, NusaBali
Langkah tersebut diharapkan bisa menjadi terobosan untuk mengatasi sampah, apalagi komposter bisa menghasilkan pupuk cair. “Sosialisasi penggunaan komposter dihadiri kepala lingkungan (kaling) dan perangkat lainnya. Semuanya sepakat agar komposter diberdayakan di setiap rumah tangga. Karena, sampah-sampah ini kan sebagian besar dihasilkan dari rumah tangga,” ujar Widiana usai memberikan sosialisasi, Kamis siang.
Diakuinya, untuk membuat komposter sangatlah simpel. Warga hanya menyediakan satu drum plastik yang sudah dimodifikasi dan diberi ruang pada bagian dasarnya untuk menampung pupuk cair. Setiap drum tersebut bisa menampung 250 kg sampah. Terkait rentang waktu yang dibutuhkan dari sampah untuk menjadi pupuk cair, menurut Widiana hanya perlu waktu sekitar 10 hari. Sementara pupuk komposnya perlu waktu sebulan.
“Memang langkah ini (pembuatan komposter, Red) sangat sederhana. Sampah-sampah rumah tangga diletakkan di dalam drum dan ditaburi dengan cairan fermentasi. Kemudian dibiarkan sampai 10 hari. Setelah itu bisa diambil pupuk cair tanpa membuka drum. Kami sempat contohkan kepada para kaling cara kerja dari komposter itu,” tuturnya.
Menurut Widiana, peran serta dari masyarakat/warga yang tinggal di Kecamatan Kuta Selatan sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan sampah. Sehingga, keberlangsungan pariwisata juga tidak terganggu dengan keberadaan onggokan sampah yang bertebaran di sepanjang ruas jalan.
Terkait langkah pembuatan komposter setiap rumah tangga, Widiana dalam waktu dekat akan melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada ibu PKK. Nantinya juga akan dilakukan pembimbingan serta pendampingan bagi warga yang ingin membuat. “Khusus yang belum mengetahui, akan kami latih cara membuatnya. Kami akan bersinergi dengan tim yang memang ahli dalam pembuatannya,” kata Widiana. *dar
Diakuinya, untuk membuat komposter sangatlah simpel. Warga hanya menyediakan satu drum plastik yang sudah dimodifikasi dan diberi ruang pada bagian dasarnya untuk menampung pupuk cair. Setiap drum tersebut bisa menampung 250 kg sampah. Terkait rentang waktu yang dibutuhkan dari sampah untuk menjadi pupuk cair, menurut Widiana hanya perlu waktu sekitar 10 hari. Sementara pupuk komposnya perlu waktu sebulan.
“Memang langkah ini (pembuatan komposter, Red) sangat sederhana. Sampah-sampah rumah tangga diletakkan di dalam drum dan ditaburi dengan cairan fermentasi. Kemudian dibiarkan sampai 10 hari. Setelah itu bisa diambil pupuk cair tanpa membuka drum. Kami sempat contohkan kepada para kaling cara kerja dari komposter itu,” tuturnya.
Menurut Widiana, peran serta dari masyarakat/warga yang tinggal di Kecamatan Kuta Selatan sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan sampah. Sehingga, keberlangsungan pariwisata juga tidak terganggu dengan keberadaan onggokan sampah yang bertebaran di sepanjang ruas jalan.
Terkait langkah pembuatan komposter setiap rumah tangga, Widiana dalam waktu dekat akan melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada ibu PKK. Nantinya juga akan dilakukan pembimbingan serta pendampingan bagi warga yang ingin membuat. “Khusus yang belum mengetahui, akan kami latih cara membuatnya. Kami akan bersinergi dengan tim yang memang ahli dalam pembuatannya,” kata Widiana. *dar
1
Komentar