458 Pelajar di Tabanan Putus Sekolah
Kebanyakan pelajar SMP dan SMA/SMK putus sekolah karena kawin.
TABANAN, NusaBali
Dalam kurun 5 tahun, tercatat sebanyak 458 pelajar di Kabupaten Tabanan putus sekolah. Jumlah ini didominasi pelajar SMA/SMK sebanyak 224 siswa, pelajar SMP 190 siswa, dan pelajar SD 44 siswa. Kebanyakan dari pelajar SMP dan SMA/SMK putus sekolah dengan alasan kawin.
Kepala Sub Bagian Program dan Hukum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan, I Dewa Putu Kerta Wijaya mengatakan penyebab utama siswa putus sekolah karena kawin, sakit, tidak mau sekolah, dan diberhentikan orangtuanya. “Alasan orangtua memberhentikan putra putrinya sekolah dirahasiakan,” ungkap Dewa Kerta, Selasa (26/7). Jumlah pelajar putus sekolah dari semua jenjang setiap tahunnya grafiknya turun naik.
Dikatakanm jumlah pelajar SMA/SMK putus sekolah selama 5 tahun sebanyak 224 siswa, SMP 190 siswa, dan siswa SD sebanyak 44 orang. Di antara pelajar SMA/SMK dan SMP itu ada yang pilih kawin sehingga tak melanjutkan sekolah. Faktor lainnya karena murni tidak mau sekolah meski telah mendapatkan bantuan. “Ada juga terpaksa diberhentikan oleh orangtuanya karena anaknya sakit,” imbuh Dewa Kerta.
Sebaran siswa SD putus sekolah terbanyak di Kecamatan Baturiti. SMP kebanyakan dari Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg Timur, dan Pupuan. Sedangkan pelajar SMA terbanyak di Kecamatan Tabanan. Solusinya, mereka yang putus sekolah disarankan menuntaskan Wajib Belajar 12 tahun dengan mengikuti kesetaraan kejar paket. Untuk SD mengikuti kejar paket A, SMP kejar paket B, dan SMA/SMK kejar paket C.
Dewa Kerta menambahkan, ada juga program belajar sambil berwirausaha. Terkait program ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tabanan bekerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaaan dan UPT Sanggar Kegiatan Bersama (SKB) pengadaaan kursus ketrampilan. Sehingga siswa putus sekolah punya ketrampilan serta bisa hidup mandiri. “Siswa putus sekolah sudah kami arahkan mengikuti kursus,” tandas Dewa Kerta. * cr61
Dalam kurun 5 tahun, tercatat sebanyak 458 pelajar di Kabupaten Tabanan putus sekolah. Jumlah ini didominasi pelajar SMA/SMK sebanyak 224 siswa, pelajar SMP 190 siswa, dan pelajar SD 44 siswa. Kebanyakan dari pelajar SMP dan SMA/SMK putus sekolah dengan alasan kawin.
Kepala Sub Bagian Program dan Hukum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan, I Dewa Putu Kerta Wijaya mengatakan penyebab utama siswa putus sekolah karena kawin, sakit, tidak mau sekolah, dan diberhentikan orangtuanya. “Alasan orangtua memberhentikan putra putrinya sekolah dirahasiakan,” ungkap Dewa Kerta, Selasa (26/7). Jumlah pelajar putus sekolah dari semua jenjang setiap tahunnya grafiknya turun naik.
Dikatakanm jumlah pelajar SMA/SMK putus sekolah selama 5 tahun sebanyak 224 siswa, SMP 190 siswa, dan siswa SD sebanyak 44 orang. Di antara pelajar SMA/SMK dan SMP itu ada yang pilih kawin sehingga tak melanjutkan sekolah. Faktor lainnya karena murni tidak mau sekolah meski telah mendapatkan bantuan. “Ada juga terpaksa diberhentikan oleh orangtuanya karena anaknya sakit,” imbuh Dewa Kerta.
Sebaran siswa SD putus sekolah terbanyak di Kecamatan Baturiti. SMP kebanyakan dari Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg Timur, dan Pupuan. Sedangkan pelajar SMA terbanyak di Kecamatan Tabanan. Solusinya, mereka yang putus sekolah disarankan menuntaskan Wajib Belajar 12 tahun dengan mengikuti kesetaraan kejar paket. Untuk SD mengikuti kejar paket A, SMP kejar paket B, dan SMA/SMK kejar paket C.
Dewa Kerta menambahkan, ada juga program belajar sambil berwirausaha. Terkait program ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tabanan bekerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaaan dan UPT Sanggar Kegiatan Bersama (SKB) pengadaaan kursus ketrampilan. Sehingga siswa putus sekolah punya ketrampilan serta bisa hidup mandiri. “Siswa putus sekolah sudah kami arahkan mengikuti kursus,” tandas Dewa Kerta. * cr61
Komentar