Diguyur Hujan, Tembok Rumah Ambruk
Satu kamar beserta atap rumah Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, ambruk. Diduga karena pondasinya kurang kokoh.
NEGARA, NusaBali
Tembok rumah keluarga I Ketut Sumada, 46, di Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, tiba-tiba ambruk pada Sabtu (30/11) pagi. Ambruknya tembok salah satu kamar beserta atapnya ini terjadi setelah hujan deras yang mengguyur wilayah setempat, Jumat (29/11) malam.
Berdasar informasi, musibah tembok rumah ambruk ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita. Saat itu, Sumada bersama keluarganya sedang beraktivitas di luar rumah, sehingga tidak sampai ikut tertimpa reruntuhan tembok.
“Saat rumah ambruk, korban bersama keluarganya sedang di luar rumah. Pas kejadian ambruk pagi itu tidak ada hujan. Tetapi malamnya sempat hujan,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, Minggu (1/12).
Menurutnya, begitu menerima laporan pada Sabtu (30/11) siang, jajaran BPBD langsung turun mengecek lokasi, dan memastikan tidak ada korban luka maupun jiwa dalam musibah tersebut. Sesuai pengecekan, ambruknya tembok salah satu kamar beserta atapnya, itu disinyalir karena tidak kuatnya pondasi sisi tembok yang juga diketehui tergerus karena diduga akibat hujan malam sebelumnya. “Perkiraan kerugian sekitar Rp 10 juta. Bangunan dan pondasinya itu masih semi permanen. Makanya begitu diguyur hujan, kemungkinan terjadi pergeseran di pondasi, sehingga menggerus tembok di atasnya,” ucapnya.
Selain melakukan pengecekan, BPBD juga telah memberikan bantuan sepaket kebutuhan pokok dan sebuah terpal. Di samping bantuan dari pemkab, musibah tembok rumah ambruk ini juga sempat ditinjau Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, dari Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, yang juga memberikan bantuan uang tunai kepada keluarga korban. Rencananya, untuk perbaikan rumah korban akan diusulkan pihak desa, yang nantinya bisa diteruskan ke Palang Merah Indonesia (PMI) ataupun BPBD Provinsi Bali. “Untuk sementara, korban masih ada kamar tidur lain. Puing-puing bangunannya juga sudah dibersihkan,” kata Eko Susila. *ode
Berdasar informasi, musibah tembok rumah ambruk ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita. Saat itu, Sumada bersama keluarganya sedang beraktivitas di luar rumah, sehingga tidak sampai ikut tertimpa reruntuhan tembok.
“Saat rumah ambruk, korban bersama keluarganya sedang di luar rumah. Pas kejadian ambruk pagi itu tidak ada hujan. Tetapi malamnya sempat hujan,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, Minggu (1/12).
Menurutnya, begitu menerima laporan pada Sabtu (30/11) siang, jajaran BPBD langsung turun mengecek lokasi, dan memastikan tidak ada korban luka maupun jiwa dalam musibah tersebut. Sesuai pengecekan, ambruknya tembok salah satu kamar beserta atapnya, itu disinyalir karena tidak kuatnya pondasi sisi tembok yang juga diketehui tergerus karena diduga akibat hujan malam sebelumnya. “Perkiraan kerugian sekitar Rp 10 juta. Bangunan dan pondasinya itu masih semi permanen. Makanya begitu diguyur hujan, kemungkinan terjadi pergeseran di pondasi, sehingga menggerus tembok di atasnya,” ucapnya.
Selain melakukan pengecekan, BPBD juga telah memberikan bantuan sepaket kebutuhan pokok dan sebuah terpal. Di samping bantuan dari pemkab, musibah tembok rumah ambruk ini juga sempat ditinjau Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, dari Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, yang juga memberikan bantuan uang tunai kepada keluarga korban. Rencananya, untuk perbaikan rumah korban akan diusulkan pihak desa, yang nantinya bisa diteruskan ke Palang Merah Indonesia (PMI) ataupun BPBD Provinsi Bali. “Untuk sementara, korban masih ada kamar tidur lain. Puing-puing bangunannya juga sudah dibersihkan,” kata Eko Susila. *ode
1
Komentar